Ada seorang laki-laki yang merayu-rayu seorang wanita agar mau melakukan zina dengannya. Segala jurus tipu daya ia lakukan untuk meruntuhkan keteguhan iman sang wanita. Memang, laki-laki itu ganteng sekali. Tambah lagi, ia sangat kaya di kampungnya. Tentu saja tidak sedikit wanita yang menaruh hati kepadanya. Bagaimana dengan wanita yang dirayu-rayunya itu?
Wanita tersebut sebetulnya sudah bersuami. Ia adalah seorang istri yang taat kepada suaminya. Suaminya sendiri adalah orang yang taat pula. Perihal rayuan laki-laki itu, ia adukan kepada suaminya.
"Mas, laki-laki kaya yang tinggal di sebelah sana itu sering kali menggoda aku. Ia tinggal masih sekampung dengan kita. Tiap kali ia berpapasan denganku, atau kebetulan saja bertemu dengannya, pasti ia merayu aku agar mau berbuat zina dengannya. Ia terus-terusan melakukan itu kepadaku. Apa yang harus aku perbuat?"
Sang suami menaggapi istrinya dengan tenang-tenang saja.
"Katakan kepadaku laki-laki itu bahwa kamu akan mau menuruti godaannya, yaitu berzina dengannya. Hanya saja, ia harus memenuhi satu syarat."
Dengan patuh istrinya mendengarkan terus apa yang dikatakan suaminya. Setelah itu pergilah ia menemui laki-laki yang sering mengganggunya itu.
Begitu mengetahui si wanita yang selalu diincarnya datang mencarinya, bukan main gembiranya si laki-laki yang biasa menggoda itu. Akhirnya kesampaian juga apa yang selama ini menjadi keinginanku kepada wanita yang cantik ini. Dengan tidak sabar, ia menantikan apa yang akan dikatakan sang wanita.
"Aku akan mau berbuat zina denganmu, sebagaimana yang selalu engkau katakana kepadaku dalam rayuan-rayuanmu selama ini!"
Mendengar kesediaan wanita itu, si laki-laki langsung berseri-seri wajahnya. Pikirnya, apa pun yang dikehendaki wanita ini akan kupenuhi, asalkan ia mau berhubungan seks denganku. Sungguh aku tak tahan melihat kecantikan dan keelokan tubuhnya yang aduhai.
"Apa pun akan kupenuhi demi kamu. Seandainya engkau mempunyai permintaan, katakana. Apakah kamu butuh uang, atau apa saja. Pendeknya, aku akan penuhi apa saja yang kamu inginkan dariku."
"Baiklah, aku tidak meminta uang atau materi apa pun. Permintaanku sederhana dan mudah saja."
Dengan tidak sabar yang terbaca dari air mukanya, laki-laki itu terus mendesak si wanita agar ia mengutarakan persyaratan yang ia kehendaki.
"Ayo, katakana saja apa itu. Aku pasti akan memenuhinya untukmu, sayangku."
"Sebelum kita sama-sama melakukan perbuatan itu, aku minta agar kamu mau melakukan salat berjamaah dengan suamiku. Tidak banyak, hanya empat puluh subuh saja secara terus-menerus, tidak boleh utus!"
Mengetahui hanya itu permintaan si wanita, maka dengan bersemangat si laki-laki menyatakan kesanggupannya.
Mulai sejak ia berjanji, salat subuhlah ia bersama suami wanita itu. Ia melakukannya dengan tekun, hari demi hari, hingga akhirnya ia berhasil tidak putus satu hari pun.
Pergilah si wanita itu menemui si laki-laki tersebut. Setelah bertemu, si wanita itu merayu kepada si laku-laku yang telah selesai salat berjamaah salat subuh empat puluh kali. Wanita itu memenuhi janjinya karena si laki-laki itu berhasil melaksanakan permintaannya.
Si laki-laki itu menjawab, "Aku kini sudah bertobat kepada Allah, wahai perempuan! Aku tidak mau melakukan perbuatan terkutuk seperti itu!"
Mendengar cerita sang istri mengenai jawaban si laki-laki yang tempo hari menggodanya, sang suami wanita memanjatkan pujian kepada Allah SWT, "Maha benar Allah! Firman-Nya adalh benar, bahwa salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar."
Sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah, Tim Poliyama Widya Pustaka