Kambing Hitam, Kebo dan Sapi stres. Tiga binatang mamah biak itu curhat securhat-curhatnya. Bukan karena nasibnya di rumah jagal dan disembelih, tapi karena kampanya kondom.
“Gue liet, sejak kemaren sampeyan murung terus, Bo,” kata Kambing Hitam.
“Bukan dari kemaren doang. Sejak gue lahir sebagai Kebo, gue udah kaga nyaman, “ kata Kebo.
“Gue juga begitu Bo,” kata Sapi Perah.
Kebo kemudian bercerita, bahwa dirinya adalah korban dari nafsu syahwat manusia doyan zina. Manusia yang asik-asik hidup satu atap rumah tanpa nikah, berhubungan layaknya suami isteri, eh, seenaknya dijuluki kumpul Kebo.
“Masa mereka yang berzina, gue yang ditimpain jeleknya. Curang, mereka itu kumpul orang, enak aja bilangnya kumpul Kebo!” Kebo sewot. Matanya melotot memerah bagai saga. Hidungnya mendengus bagai Banteng Kedaton yang dilukai.
“Lha terus, kenape sekarang keliatan sampeyan tambah marah, Bo?” Kambing Hitam penasaran.
“Gara-gara kampanye Kondom!”
“Apa hubungannya?” Sapi Perah melongo.
“Yah elu, itu artinya, makin banyak yang bakalan berani zina, berani hidup seatap tanpa nikah. Gue lagi nyang disebuuuuuuut....” Kebo nangis. Engga kuat nahan cobaan hidupnya karena terus menerus difitnah.
Suasana hening. Si Kambing mikir, kasian lu Bo, jadi kambing hitam.