Tuesday, June 26, 2012

Media Turki: Kemenangan Morsi Pukulan Telak Bagi Entitas Israel

Para pekerja media Turki menanti hasil pilpres Mesir yang akhirnya dimenangkan Dr. Muhammad Morsi, dalam pemilu bebas dan bersih.

Media Turki sepakat bahwa hasil pemilu pilpres mencerminkan kondisi global di kawasan terutama berkaitan dengan persoalan Palestina.

Menurut koran Jihan, peralihan Muhammad Morsi dari gelar “mantan tahanan” kepada gelar “Yang Mulia Presiden” menjadi isyarat betapa besar penderitaan yang dialami bangsa Mesir akibat kediktatoran rezim Presiden Terguling Husni Mubarak, dan cermin atas penderitaan bangsa Palestina yang terblokade oleh rezim diktator dan penjajah Israel.

Sementara itu kantor berita Anatolia mencatat pergerakan di lapangan Palestina, baik di Gaza maupun di Tepi Barat beragam bentuk kondisi yang menyebutkan bahwa bangsa Palestina adalah pihak yang menang dalam pilpres Mesir.

Anatolia menyebutkan perasaan rakyat Palestina secara umum, bagaimana mereka menyambut kemenangan Morsi dengan kegembiraan besar. Disebutkan bahwa masjid-masjid di Gaza berpartisipasi dengan rakyat Mesir dalam memperingati kemenangan bersejarah ini yang digambarkan yang pertama dalam 7 ribu tahun.

Pengamat politik di Turki menyebutkan bahwa deklarasi kemenangan Morsi merupakan pukulan telak bagi entitas Israel yang mengalami kerugian besar dengan kekalahan sekutu strategisnya di kawasan, yang disebut oleh Israel sebagai harta karun.

Media Turki mengutip respon Hamas dan menukil statmen Sami Abu Zuhri yang menganggap kemenangan Morsi sebagai titik tolak peralihan bersejarah.

Media Turki mengutip koran Israel Yediot Aharonot yang melansir bahwa rakyat Mesir memilih Islam, yang menyebutkan bahwa peperangan entitas Israel tidak hanya dengan rakyat Palestina semata, tetapi persoalan ini makin meningkat menjadi persoalan Islam secara luas yang menganggap zionis Israel sebagai sumber berbahaya terbesar mereka.
Media Turki terus mengontrol dan mengamati kemenangan Morsi secara umum di kawasan, yang akan berbeda dari fase sebelum Mubarak dan agen-agen Israel di kawasan.