Showing posts with label Teknologi. Show all posts
Showing posts with label Teknologi. Show all posts

Monday, July 12, 2010

Jangan Izinkan Anak Anda Facebookan!


(IST)
INILAH.COM, Jakarta - Penculikan anak lewat Facebook belakangan ini makin marak. Dari sisi kejiwaan psikolog menilai anak-anak tak perlu Facebookan karena lebih banyak sisi negatifnya.
Psikolog Dadang Hawari menilai Facebook bukan untuk anak-anak karena bisa mendorong perilaku-perilaku yang tidak seharusnya dilakukan pada usia tertentu. “Kalo menurut saya Facebook itu tidak boleh, untuk apa membuka Facebook,” kata Dadang di Jakarta, kemarin.
Ia mencontohkan beberapa waktu lalu ada kasus anak yang lari dari rumah hanya untuk bertemu dengan teman Facebooknya. Padahal sebelumnya sama sekali belum kenal. “Peristiwa itu tidak menutup kemungkinan akan merembet ke kasus-kasus baru lainnya,” katanya.
Penggiat anak Muhammad Jonny mengatakan Facebook seperti pedang bermata dua. Di satu sisi bisa sangat berguna bagi orang banyak. Tapi bila tidak digunakan secara bijak akan menimbulkan masalah. “Rule orang tua sebagai protector anak-anaknya seharusnya lebih ditingkatkan lagi dengan bersikap edukatif,” paparnya.
Orang tua pun sebaiknya menciptakan suasana yang nyaman untuk anak-anaknya di rumah. Alhasil, anak-anak menjadi betah dan tidak keluar rumah hanya untuk mencari media berinteraksi lainnya, termasuk Facebook. Anak-anak pun dapat menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat.
“Di usia berapapun, orang bisa mengakses Facebook. Tapi yang jelas anak-anak harus dibekali dengan awareness yang cukup dengan cara orang tua memberikan guidance dan direction kepada anak sehingga Facebook menjadi tepat guna,” tambahnya.
CEO perusahaan keamanan Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan tidak ada software khusus yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi suatu profil di Facebook berbahaya atau tidak. “Cara kerjanya tidak seperti itu, jadi harusnya yang punya FB (Facebook) tiap nambah friend harus hati-hati gitu,” imbuhnya.
Salah satu masalah yang cukup besar dihadapi sekarang adalah game-game di FB. Game biasanya dimainkan banyak user dan mayoritas tidak mengenal user lainnya bahkan seringkali asal add friends saja.
“Itu masalahnya. Cara yang terbaik adalah mendidik anak supaya nggak sembarangan add friend. Kalau mencegah melalui software memang belum bisa. Software baru bisa mencegah virus atau link di Facebook yang berbahaya melalui software security,” jelasnya.
Sementara fitur parental kontrol di software komputer juga tidak bisa menghalau penculik di internet. Parental conrol sifatnya hanya untuk membatasi link dan game-game yang dimainkan.
“Saya gak yakin apakah parental control itu bisa membatasi game di FB. Game rating 15 tahun ke atas sama 10 tahun masih bisa diatur di parental control. Tetapi Facebook seharusnya memiliki fitur untuk memberi tahu bahwa ini layanan ini untuk umur berapa?” paparnya. Ia mencontohkan anak kecilpun masih bisa main navy hour yang sebenarnya bukan diperuntukkan bagi seusianya. [mdr]

Thursday, July 8, 2010

Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental


Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.
Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.
Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.
Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian
menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.
Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.
Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. “Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari.
Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”
Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.
Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.
Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.(episentrum.com)

Tuesday, June 8, 2010

"Bid'ah" Baru Warga Tunisia: Ciptakan Sajadah Pengingat Jumlah Rakaat Shalat

Media Tunisia Selasa kemarin (8/6) melaporkan bahwa seorang warga Tunisia telah berhasil menciptakan sebuah sajadah untuk shalat yang mampu menghitung dan memberi tahu jumlah rakaat shalat. Inovasi baru ini mungkin yang pertama di dunia, namun akan ada kemungkinan menimbulkan kontroversi di kalangan ulama Tunisia maupun ulama di luar negeri.

Sajadah unik ini cara kerjanya adalah dengan memberikan sinyal cahaya setiap seorang yang melakukan shalat, cahaya tersebut berfungsi untuk memberitahukan kepada orang yang shalat sudah berapa banyak rakaat yang telah ia lakukan.

Seperti dilaporkan oleh surat kabar lokal Tunisia "Sabah", sang penemu sajadah digital ini bernama Hammadi seorang warga Tunisia. Hammadi menjelakan bahwa sajadah yang ia ciptakan akan memberikan sinyal cahaya berwarna putih ketika seseorang ruku' dan sujud di atas sajadah yang ia ciptakan.

Hammadi menyatakan bahwa idel awal dirinya menciptakan sajadah ini adalah karena dirinya skeptis tentang jumlah rakaat seseorang yang sedang melakukan shalat, terkadang ada orang yang shalat terlupa dan ragu telah berapa kali rakaat yang telah ia lakukan dalam melakukan salah satu shalat wajib. Dan dari adanya kebingungan dan keragu-raguan tersebut, Hammadi mencoba berinovasi menciptakan sajadah unik tersebut.

Namun "bid'ah" yang Hammadi ciptakan ini dikhawatirkan akan menimbulkan sensasi baru dikalangan para ulama tentang boleh tidaknya sebuah alat memberikan informasi berapa jumlah rakaat yang telah dilakukan oleh seseorang yang melakukan shalat, apalagi alat tersebut berupa sinyal cahaya yang tentu saja malah akan membuat konsentrasi orang yang shalat lebih terfokus kepada sinyal itu karena khawatir jumlah rakaat shalatnya kelebihan atau kekurangan.

Namun Utsman Bathikh (Mufti Tunisia) mengatakan: "Tidak ada larangan penggunaan sajadah digital pengingat jumlah rakaat shalat buatan Hammadi, karena alat itu hanya membantu."

Dalam ajaran Islam, apabila seseorang terlupa apakah ia kelebihan atau kekurangan rakaat shalat, telah ada aturan Nabi Muhammad SAW yang mengaturnya, baik itu dengan membaca doa sujud sahwi maupun menambah jumlah rakaat yang terlewatkan.(fq/aby)eramuslim

Friday, June 4, 2010

Pengunjung Facebook Terpaksa ''Menyukai'' Bush


WASHINGTON (Berita SuaraMedia) - Presiden George W. Bush telah resmi bergabung dengan Facebook.
Halaman Facebooknya meliputi informasi mengenai lokasi-nya (Dallas, TX), tanggal lahir (6 Juli 1946), pendidikan (Harvard Business School dan Yale), serta link ke Pusat Kepresidenan George W. Bush, Asosiasi Alumni Bush - Cheney, Bantuan Haiti Clinton - Bush, dan link ke Amazon, di mana bukunya yang akan datang, Decision Points, yang tersedia untuk pre-order. Ada juga link ke Washington Speakers Bureau, bagi mereka yang tertarik dalam penjadwalan sebuah acara dengan Presiden Bush.
Bush terkenal dengan pernyataannya bahwa ia suka "menggunakan Google" untuk melihat peta udara peternakannya.
Update statusnya pertamanya, diposting sekitar 10:00 ET, menuliskan:
Sejak meninggalkan kantor, Presiden Bush tetap aktif. Dia telah mengunjungi 20 negara dan 8 negara; memberikan lebih dari 65 pidato; meluncurkan George W. Bush Presidential Center; berpartisipasi dalam 4 konferensi kebijakan melalui The Bush Institute; menyelesaikan draft pertama memoarnya, "Decision Points"; dan bermitra dengan Presiden Clinton untuk mendirikan Clinton Bush Haiti Fund . Lebih lanjut mengenai kegiatannya akan di posting masa depan ...
Dan yang kedua:
Memoar Laura Bush, "Spoken from the Heart," adalah # 1 pada Daftar "New York Times Bestseller" untuk minggu ketiga berturut-turut. Untuk mempelajari lebih lanjut, kunjungi situsnya di www.laurawbush.com
Presiden Bush menulis daftar lima "Favorite Pages" - di antara mereka, halaman Facebook Laura W. Bush.
Update statusnya, sejauh ini, kurang pribadi daripada istrinya, yang telah mengirimkan posting singkat dari tur bukunya.
Pada saat berita  ini diturunkan, 50,149 orang telah "menyukai" halamannya. pengguna Facebook telah memposting sejumlah pesan di dinding-nya (belum ada informasi apakah admin halaman atau Facebook akan memonitor kontennya).
"Saya mungkin tidak setuju dengan segala sesuatu yang Anda lakukan, tapi saya tidak pernah meragukan cinta Anda pada negara atau akan Anda untuk melindunginya, " tulis seorang pengguna.
Sejauh ini reaksi tersebut telah hampir seluruhnya positif. Itu karena Anda harus "menyukai" Bush agar diizinkan untuk berkomentar di dindingnya. Untuk sebagian besar orang di dunia, meletakkan "Saya suka George Bush" ke newsfeed mereka akan seperti memberi bawang putih untuk vampir.
Seperti yang ditunjukan salah satu pembaca dalam komentar, ini adalah halaman penggemar, bukan profil pribadi. Jadi persyaratannya adalah pengguna harus "menyukai" halaman sebelum berkomentar. Sebagai halaman Fan, akun itu tidak ada bagian untuk membuat pertemanan.
Dengan kata lain, George Bush mungkin ada di Facebook, tapi dia tidak punya teman. Apakah lebih baik memiliki penggemar daripada teman? Hal tersebut adalah pertanyaan untuk Bush renungkan.
Sebuah account Twitter, @ George_WBush, juga telah dibuat di bawah namanya, tapi belum diverifikasi sebagai otentik. Koresponden politik AFP Olivier Knox (@ OKnox) tweeted, "Maaf mengecewakan, tapi @george_wbush bukanlah feed mantan presiden, kantornya mengatakan, dan Dubya "tidak berencana untuk 'berkicau'."
Dilihat dari pesan pada dinding di sana juga sejumlah besar yang ingin pilihan untuk "tidak menyukai" dia tersedia. "Saya senang anda akhirnya belajar bagaimana menggunakan komputer sehingga pendukung Anda bisa menghubungi Anda," tulis salah satu di dinding Bush, diikuti dengan: "Dan dengan ini, Facebook telah secara resmi melompati hiu (idiom yang berarti mengalami kemunduran)."
Komentar dinding terdiri dari berbagai macam : "Terima kasih kepada Anda, kami memiliki lebih dari satu internet Tuhan memberkati!!"tulis salah satu. "Bapak Presiden, saya SANGAT BERHARAP Anda telah bermain sebagai diri sendiri di film Harold dan Kumar. Ini bukan main-main.!" tulis yang lain. Lain lebih menunjuk:
Hadiah  Pertama diberikan untuk komentar dinding terbaik:
"Harap tidak membuat peternakan Anda melakukan serangan pencegahan pada peternakan saya di Farmville. Hormat saya, Roh Saddam"
Dan kemudian ada saran ini:
NB : jangan bergabung di myspace!
Sayangnya karena ini halaman penggemar, maka tidak ada pilihan untuk "mencolek" George Bush. (iw/hp/rww/gd) www.suaramedia.com

Saturday, May 15, 2010

Teknologi Mahacanggih: Memotong Besi Dengan Air



Besi membelah es itu biasa. Memotong besi dengan goresan es: baru luar biasa.

oleh: Abu Ammar*

Hidayatullah.Com – Pengalaman langka, sejarah, ataupun peristiwa besar yang terjadi di Eropa menjadi warna tersendiri di pengajian warga Indonesia di Jerman. Sebut saja pengajian muda mudi muslim Indonesia di bulan April 2010 yang baru saja berlalu, dan dikisahkan sebelumnya di Hidayatullah.Com (baca: "Siapakah Yang Menciptakan Allah?”).
 
Tenggelamnya si anti-tenggelam


Pengajian yang diselenggarakan di masjid yang dikelola Indonesisches Islamisches Centrum e.V. itu bertepatan dengan bulan peringatan ulang tahun ke-98 pelayaran perdana sekaligus pelayaran terakhir kapal Titanic. Kisah tragis tenggelamnya kapal Titanic sengaja diketengahkan sang pembicara dalam pengajian itu karena sejumlah pesan Ilahi yang bisa diambil sebagai pelajaran berharga darinya.

Titanic diluncurkan pada tanggal 10 April 1912 untuk pelayaran pertamanya beserta tak kurang dari 2200 penumpang berikut sang awak kapal. Pelayaran yang dimulai dari pelabuhan Southampton, Inggris, menuju kota New York, AS, itu berakhir mengenaskan setelah menyerempet gunung es di perairan Atlantik di malam hari 14 April 1912. Dalam 2 jam 40 menit kemudian, tepatnya pukul 2:20 dini hari 15 April 1912, salah satu sarana perhubungan manusia paling canggih kala itu pun diberitakan tenggelam.

Sebagaimana kisah tentang pesawat terbang sebelumnya (baca: "Kisah Tuhan di Pesawat Terbang") ada hal menarik terkait kapal Titanic yang pembuatannya memakan waktu selama sekitar 2 tahun ini. Kapal ini dilengkapi teknologi bilik kedap air yang membatasi masuknya air di saat kecelakaan terjadi, dan karenanya dijuluki ‘’practically unsinkable’’ yang berarti ‘’praktis tak dapat ditenggelamkan’’ atau ‘’tahan tenggelam’’.

Namun kapal raksasa ini, yang termasuk teknologi maritim tercanggih karya manusia kala itu, menemui ajalnya dalam usia 5 hari saja. Ini jauh lebih pendek dari umur normal seekor lalat buah mungil. Kapal besar berukuran sekitar 260 m panjang x 28 m lebar yang katanya tahan tenggelam itu justru jatuh ke dasar samudra Atlantik dalam waktu singkat. Bersamanya, lebih dari 1000 penumpangnya tewas tenggelam di lautan dingin nan kelam.

Bukan kebetulan belaka
Tak sebutir debu pun terbang di dunia ini secara kebetulan. Artinya, semua kejadian, kecil atau besar, ada karena kesengajaan dan kehendak Allah SWT, sehingga sudah pasti ada hikmah besar di balik setiap peristiwa itu. Demikian pula Titanic. Sudah mutlak pasti ada banyak pelajaran berharga yang diwariskannya. Betapa kapal yang digembar-gemborkan tak dapat ditenggelamkan itu justru terbelah dan terkubur di dasar laut pasca tersayat oleh gunung es.

Yah, seolah sang Pencipta hendak mengingatkan sesiapa saja yang pernah mendengar kisah itu bahwa takkan ada karya buatan manusia secanggih apa pun yang mampu mengalahkan mahakarya Allah Yang Maha Pencipta: air. Es, alias air beku, yang terlihat sangat sederhana itu, ternyata jauh lebih digdaya dibandingkan kapal Titanic yang diakui canggih tersebut.

Kapal raksasa besi nan kokoh itu ternyata tidak ada apa-apanya ketika disenggol oleh gunung es! Jika manusia selama ini biasa memotong es dengan besi, maka Allah secara luar biasa justru melakukan kebalikannya: menjadikan besi sedahsyat kapal Titanic terbelah justru dengan es! Kapal Titanic tidaklah menabrak gunung es berhadap-hadapan. Allah sekedar membiarkan kapal Titanic tergores oleh permukaan gunung es di sisinya, searah dengan panjangnya, tanpa perlu memotongnya melintang.

Hebatnya lagi, sang gunung es itu tidak dibentuk menyerupai pisau tajam, namun mampu menggores sang kapal di titik mematikan. Goresan itu cukup untuk memenggal Titanic menjadi dua potongan dan menjerembabkannya ke dasar samudra Atlantik dalam waktu singkat.

Pendek kata, ciptaan Allah berupa gunung es-lah yang “truly unsinkable”, yang benar-benar tak dapat ditenggelamkan oleh ombak sedahsyat apa pun, termasuk oleh hantaman besi secanggih Titanic sekalipun. Sebaliknya, sang “practically unsinkable” Titanic-lah yang malah terkapar di dasar samudra setelah dirobek oleh es. Gelar Titanic “practically unsinkable” tak lebih dari isapan jempol belaka.

Kisah itu bak menasihati manusia, bahwa tidaklah patut baginya memberi gelar berlebihan atau menjadi terlampau bangga atas karyanya sehingga melampaui batas. Menggembar-gemborkan dan terlampau mempercayai Titanic sebagai “tahan tenggelam” sungguhlah berlebihan dan terdengar bak ungkapan kesombongan. Dan Allah tidak membiarkan kesombongan hamba-Nya yang melampaui batas begitu saja di muka bumi.

Titanic dan Nyai Roro Kidul
Sang penceramah di pengajian itu mengisahkan Titanic sembari berdialog, berdiskusi dua arah, dan menyelingi tanya jawab dengan peserta pengajian yang masih belia itu. Peserta tampak serius mengikutinya. Sungguh inilah barangkali cara penyajian yang tepat bagi muda-mudi metropolis jaman sekarang.

Tak dapat dibayangkan, betapa membosankan andai pengajian itu dijejali dengan banyak ayat Al Qur’an dan Hadits melulu dan satu arah, tanpa memberi kesempatan kepada pendengar untuk sering aktif mengemukakan pendapat. Apalagi jika sampai si penceramah mudah menghardik peserta yang pertanyaannya terdengar aneh-aneh itu, sebagaimana diterbitkan sebelumnya di hidayatullah.com (baca: “Tidak Mungkin Menemukan Agama Paling Benar!”)

Apa yang dipaparkan sang penceramah waktu itu mungkin akan lebih menarik, jikalau sejarah asal usul nama Titanic dibahas pula. Titanic berasal dari keyakinan legenda kuno Yunani yang meyakini bahwa alam semesta-lah yang menciptakan tuhan-tuhan yang jamak, dan bukan sebaliknya. Titans, jamak dari Titan, adalah tuhan-tuhan generasi pertama yang merupakan keturunan dari tuhan bumi Gaia yang berkelamin wanita.

Jadi jika dikaitkan namanya, Titanic ibarat sesosok teknologi angkutan laut supercanggih yang diberi nama tuhan dan bergelar tak tertenggelamkan. Namun kenyataannya, kapal Titanic bukanlah sesosok tuhan, dan bukan pula bergelar ‘’tak dapat ditenggelamkan’’. Kapal Titanic adalah raksasa besi yang ternyata lemah tak berdaya di hadapan ciptaan Allah yang tak kalah canggihnya: gunung es.

Di tengah-tengah paparannya tentang Titanic, sang penceramah pun berseloroh bahwa di masyarakat yang mengelu-elukan teknologi, mahakarya digdaya seperti Titanic disanjung bak tuhan. Sebaliknya, di masyarakat yang jauh dari teknologi dan masih banyak mempercayai takhayyul dan klenik seperti di Jawa, maka yang disanjung-sanjung adalah dedemit atau makhluk halus dan dituhankan seperti Nyai Roro Kidul, penguasa laut selatan. Namun sejatinya baik sang dewa samudra kapal Titanic dan si dewi laut selatan Nyai Roro Kidul, keduanya bukanlah Tuhan, dan tidak semestinya digelari berlebihan, apalagi menyamai sifat Tuhan.

Mengulang sejarah Fir’aun
Dalam pengajian muda-mudi Hamburg itu, penceramah terlihat sengaja mengarahkan agar para peserta pengajian turut aktif mengemukakan pendapatnya. Usahanya tidak sia-sia, pengajian itu tampak hidup dan peserta tidak canggung berlomba untuk turut melontarkan pertanyaan, jawaban, atau pun pengalamannya sendiri. Mereka tampak bersemangat menyimak kisah Titanic itu.

Bagi sebagian orang, tragedi Titanic mungkin tak perlu dikaitkan dengan pesan moral, tidak usah disentuhkan dengan urusan agama, atau tak ada gunanya dipautkan dengan kehendak Tuhan. Namun, jika seseorang meyakini Allah sebagai Tuhan yang tidak pernah tidur, lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan yang memiliki kehendak luhur di setiap detik peristiwa apa pun di jagat raya ini, maka sudah sepatutnya mengambil pelajaran ilahiah berharga dari kecelakaan maritim akbar abad ke-20 itu.

Ini karena Allah sudah pasti sengaja menenggelamkan kapal itu, agar manusia yang datang di kemudian hari mengambil pelajaran darinya. Tidak ada peristiwa sekecil apa pun yang luput dari kesengajaan dan kehendak agung sang Pencipta peristiwa itu, Allah SWT, kecuali dengan suatu tujuan mulia.

Penceramah mengaitkan kisah Titanic dengan Fir’aun, yang menyatakan dirinya sebagai tuhan yang mahatinggi, sebagaimana diabadikan Al-Quran: "Akulah Tuhanmu yang paling tinggi’’. (QS. An Naazi’aat, 79:24) serta penguasa sungai dalam perkataannya: "(bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku, apakah kamu tidak melihat?" (QS. Az Zukhruf, 43:51). Namun kesombongan Fir’aun yang mengaku tuhan mahatinggi dan sang penguasa sungai-sungai itu sirna dengan ditenggelamkannya di lalu merah.

Kapal Titanic berukuran raksasa dan tinggi yang namanya berasal dari tuhan Titan, serta Fir’aun yang mengaku tuhan yang mahatinggi, keduanya dibinasakan di tempat maharendah di muka bumi: dasar lautan. Fir’aun yang mengaku penguasa sungai-sungai, serta kapal Titanic yang dinyatakan tahan tenggelam, keduanya bernasib naas dikuasai lautan, alias tenggelam di dalam air.

Peringatan bagi manusia
Pengulangan kisah Fir’aun pada kapal Titanic sudah pasti bukan peristiwa kebetulan, namun sebagai sunnatullah, yang berlaku bagi sesiapa saja yang melampaui batas yang telah diperingatkan Allah. Sebagaimana ketentuan yang telah digariskan menyusul pernyataan sombong Fir’aun sebagai tuhan yang mahatinggi, “maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (QS. An Naazi’aat, 79:25).

Dengan peristiwa Titanic itu, yang karam pasca menyerempet gunung es, manusia hendaknya tersadarkan bahwa pencapaian teknologi maritim sehebat apa pun takkan pernah mengungguli ciptaan Allah berupa es, wujud beku air, sang anti-tenggelam yang sejati. Kenapa? Sederhana saja, ribuan tahun sejarah manusia tak pernah tercatat bahwa manusia mampu menciptakan air. Sejarah dipenuhi oleh kapal-kapal yang tenggelam, tapi bukan es yang karam.

Bahkan manusia, termasuk Fir’aun dan para insinyur perancang kapal Titanic, sangat bergantung pada air dan tidak mungkin bisa hidup jika saja air dilenyapkan oleh Allah seketika. Fir’aun tak bakal mengaku penguasa sungai, dan kapal Titanic takkan digelari anti-tenggelam, jika air tidak pernah diciptakan Allah dalam bentuk sungai dan lautan.

Kapal Titanic dan sungai-sungai yang mengalir di wilayah kekuasaan Fir’aun bukanlah pertanda kedahsyatan sang kapal, bukan pula kemahatinggian Fir’aun. Tapi, keduanya merupakan tanda-tanda kehebatan penciptaan air. Air adalah sebentuk mahakarya luar biasa Allah, Pencipta tanpa tara. Manusia sepatutnya mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, dan tidak membanggakan karyanya maupun dirinya di hadapan-Nya.

Sungai-sungai dan kapal Titanic sepatutnya digunakan sebagai sarana berdakwah kepada manusia, untuk menyadarkan masyarakat luas bahwa keduanya terjadi karena kekuasaan Allah semata:

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit… ….dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (QS. Ibrahim, 14:32)

Manusia hendaknya mengambil pelajaran berharga dari tragedi Titanic, jika tidak maka pasti berlakulah ketetapan Allah, sebagaimana yang menimpa Fir’aun dan orang-orang sombong melampaui batas sepeninggalnya. Siapa pun yang sombong melampaui batas, maka Allah tidak akan membiarkannya begitu saja di dunia ini. Sunnatullah yang berlaku atas Fir’aun, Qarun, dan Haman, akan berlaku pula pada orang-orang sepeninggalnya, tak terkecuali mereka yang terkait dengan tragedi Titanic:
 ‘’Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jika Dia menghendaki Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur, atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf sebagian besar dari (mereka). Dan supaya orang-orang yang membantah ayat-ayat (kekuasaan) Kami mengetahui bahwa mereka sekali-kali tidak akan memperoleh jalan ke luar (dari siksaan). Maka sesuatu apa pun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal. (QS. Asy Syuuraa, 42:36)

(www.hidayatullah.com/*)dikisahkan langsung oleh Abu Ammar dari Hamburg, Jerman)
Gambar-gambar: harunyahya.com dan wikipedia