"Pada pidato pertama pascakemenangan atas Hillary Clinton dalam konvensi Partai Demokrat di hadapan Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC) yang lalu dan pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa, Obama menegaskan dukungannya kepada Israel bahkan kalau perlu sampai Datangnya Sang Pemimpin Tertinggi YAHUDI, Sang mata SATU (AL-MASSIH-DAJJAL). Ia menyatakan bahwa relasi antara AS dan Israel adalah suatu hal yang tidak dapat diganggu gugat sampai kapan pun.Setidaknya ada lima alasan utama yang selama ini dijadikan dalih dan legitimasi AS dalam memberikan dukungan terhadap Israel. Namun, sesungguhnya kelima alasan itu dapat kita kritisi dan pertanyakan lebih jauh relevansinya terkait realitas tatanan politik internasional dewasa ini.
Obama : Saya akan Terus Mendukung Israel bahkan Sampai Datangnya Pemimpin tertinggi mereka (ISRAEL) Si Mata SATU
Pertama, secara historis AS menjadikan Israel sebagai sekutu di Timur Tengah adalah untuk membendung laju pengaruh komunisme Uni Soviet di kawasan tersebut. Ketika itu, tren politik yang berkembang di Timur Tengah ialah meningkatnya jumlah negara Arab yang berhaluan sosialisme. Perlahan tapi pasti, sejumlah negara Arab mulai merapat ke kiri.
Namun, pascaberakhirnya Perang Dingin, praktis peran Israel sebagai proxy AS semestinya harus berakhir pula.Kedua, dukungan AS terhadap Israel sering kali juga didasarkan pada kebutuhan akan adanya basis militer di Timur Tengah. Dalam pandangan penulis, hal tersebut bukanlah sebuah alasan yang kuat karena realitas di lapangan menunjukkan bahwa AS masih tetap membutuhkan negara-negara lain sebagai basis militernya, dalam hal ini Turki.
Ketiga, AS menjadikan Israel sebagai sekutu juga dimaksudkan guna meredam aksi-aksi terorisme di Timur Tengah, yang cenderung dinisbahkan pada kelompok-kelompok politik Islam. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi justru kontraproduktif.
Alih-alih mengurangi terorisme di Timur Tengah, dukungan membabi buta AS terhadap Israel justru makin menyuburkan benih-benih terorisme di kawasan tersebut. Setiap kali Israel melakukan agresi militer, AS pun memberikan dukungannya.
Maka wajar kiranya jika kini sikap anti-Americanism kian merasuk luas ke seluruh belahan dunia. Keempat, AS juga berdalih bahwa Israel adalah negara lemah yang dikepung banyak musuh di Timur Tengah, sehingga layak diberi perlindungan oleh AS.
Alasan ini juga sangat tidak masuk akal. Begitu mudahnya Israel mengalahkan koalisi negara-negara Arab dalam perang tahun 1967 tanpa bantuan masif militer AS, menjadi bukti nyata bahwa sesungguhnya Israel bukanlah negara yang lemah. Kini, dengan dukungan dana yang kian melimpah dari AS, Israel telah menjelma menjadi negara terkuat di kawasan tersebut.
Dan, sudah menjadi rahasia umum, Israel memiliki senjata nuklir. Kelima, alasan terakhir yang juga sering digunakan AS dalam melindungi Israel adalah fakta historis masa lalu bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang pernah mengalami penderitaan panjang di bawah rezim Nazi Jerman.
Fakta historis masa lalu itu tidak serta-merta dapat dijadikan alasan guna memfasilitasi dan membenarkan tindakan Israel untuk melakukan penjajahan kepada bangsa Palestina."
Siapapun yang menjadi Presiden di AS, tidak ada perubahan sikap terhadap warga Palestina. “Tanah kamu dirampas, sekrang kamu tinggal di kamp pengungsi, terimalah, dan jangan banyak berprotes atau melawan.”
Saya sering berfikir, bagaimana kalau negara Cina memberikan milyaran dolar dan batuan militer kepada suku asli Amerika Serikat, yaitu suku Indian, dan memberikan mereka segala bantuan untuk merampas kembali “tanah suci” mereka yang berada di kota Washington DC, misalnya.
Orang berkulit putih bisa dipaksakan keluar dari rumahnya, dan akhirnya tinggal di kamp2 pengungsi, dengan tentara suku Indian di sekitarnya. Kehidupan mereka di kamp pengungsi dikendalikan total oleh tentara musuh, dunia internasional tidak peduli pada nasibnya karena tidak mau bentrok dengan negara Cina sebagai negara pendukung utama, dan orang berkulit putih dibiarkan di situ untuk puluhan tahun, tanpa ada satupun negara yang berani membelanya, dan tanpa ada yang boleh/berani menjual senjata kepadanya. Air dan listrik mereka pun dikendalikan oleh tentara Indian.
Mereka dianggap tidak berhak kembali ke rumah dan tanahnya yang dirampas oleh tentara suku Indian.
Dan setelah mereka kelihatan berhasil, suku Aborigini melakukan hal yang sama di Australia, suku Maori melakukan hal yang sama di Selandia Baru, suku Inuit melakukan hal yang sama di Kanada, dan seterusnya.
Kok aneh ya, dunia internasional tidak peduli pada hak suku2 yang lain untuk merampas kembali “tanah suci” mereka dari penduduk yang sekarang tinggal di tanah tersebut. Tetapi kalau seandainya suku2 lain itu didukung untuk merampas tanah, tidak akan ada bedanya dengan perbuatan orang Yahudi yang merampas kembali tanah Palestina.
Kenapa negara barat begitu keras menolak hak merampas kembali “tanah suci”nya bagi suku asli di manca negara, tetapi khusus untuk orang Yahudi, sikap yang sebaliknya keluar dan mereka diberikan segala bantuan dan dukungan untuk merampas dan menduduki tanah warga Palestina? Kenapa suku Aboringini di Australia tidak diberikan bantuan yang sama oleh Amerika Serikat, biar adil?
Sesungguhnya, pemerintahan negara barat sangat munafik.
Tetapi wajarlah. Orang Aborigini bukan konglomerat dunia yang sangat menguasaikan bidang ekonomi, keuangan, perbankan, media massa, dan juga tidak sanggup mendanai para politikus dalam kampanye untuk menjadi presiden. Jadi wajarlah kalau suku Aborigini (dan yang lain) diabaikan 100% tetapi suku Yahudi diberikan segala bantuan dan dukungan yang dibutuhkan.
Kapan dunia ini akan berubah? Kapan ummat Islam akan bersatu dan menjadi berani bersuara?
Obama Dukung Israel, Tolak Hak Pengungsi Palestina
Kamis, 22 September 2011 l 13.00 WIB
Kandidat Presiden AS dari Partai Demokratik Senator Barak Obama menyatakan dukungannya atas keberlangsungan negara Zionis Israel. Di sisi lain, ia meminta para pengungsi Palestina untuk melupakan keinginannya pulang ke tanah air mereka di Palestina.
Obama dalam wawancara dengan surat kabar Israel The Jerusalem Post edisi Rabu (21/09/2011) mengatakan bahwa hak kembali bagi pengungsi Palestina bukan opsi dalam arti yang sesungguhnya. Ia juga menyatakan bahwa Palestina tidak bisa mewujudkan keinginan yang terpendam sekian lama untuk menjadi negara independen kecuali jika Israel benar-benar aman.
"Kita tidak bisa bergerak maju sampai ada keyakinan bahwa Palestina mampu menyediakan aparat keamanan yang bisa mencegah serangan-serangan terhadap wilayah Israel, " kata Obama seraya menegaskan bahwa Israel harus tetap menjadi negara "Yahudi."
Pernyataan Obama serupa dengan pernyataan Presiden George W. Bush dalam rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah awal bulan Januari kemarin. Dalam tiap pernyataannya, Bush berulang kali mengatakan bahwa Israel "adalah kampung halaman bangsa Yahudi."
Ini bukan kali pertama Obama, termasuk rivalnya Hillary Clinton, melontarkan pernyataan yang berpihak pada Israel untuk merebut suara dari kalangan Yahudi AS yang jumlahnya sekitar 2 sampai 3 persen dari total jumlah pemilih. Pekan kemarin, Obama menyerukan Bush untuk tidak mengesahkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang isinya mengecam blokade Israel terhadap 1, 6 juta warga sipil di Jalur Ghaza.
Obama juga mengkritik kampanye yang menjelek-jelekkan orang Yahudi dan ia membantah tuduhan bahwa ia memiliki latar belakang seorang Muslim. Menurutnya, tuduhan itu palsu. "Saya tidak pernah menganut agama Islam. Saya dibesarkan oleh seorang ibu yang menganut paham sekular dan saya adalah seorang Kristen yang aktif serta menjadi anggota jamaah agama Kristen, " tukas Obama.
Pada The Jerusalem Post Obama mengatakan bahwa ia membicarakan masalah ini secara pribadi dengan komunitas Yahudi, agar komunitas itu bisa mendengar langsung penjelasannya dan agar komunitas Yahudi tahu bahwa ada hubungan yang dalam dan komitmen yang kuat terhadap komunitas Yahudi.
Ini Sudah Jelas bahwa bukan Hanya Obama saja yang akan terus Mendukung Zionist Yahudi samah Datangnya Pemimpin Tertinggi mereka, Si MATA SATU / AL-MASSIH_DAJJAL.
Source : - http://moeflich.wordpress.com/2009/02/21/as-akan-terus-dukung-israel/
- http://batam.tribunnews.com/2011/09/22/obama-tak-dukung-palestina-jadi-anggota-pbb
- http://www.eramuslim.com/berita/dunia/as-kami-akan-terus-mendukung-israel.htm
- http://www.facebook.com/topic.php?uid=127574953927371&topic=89
- http://dunia.vivanews.com/news/read/249112-palestina-kecewa-pada-isi-pidato-obama-di-pbb
Obama : Saya akan Terus Mendukung Israel bahkan Sampai Datangnya Pemimpin tertinggi mereka (ISRAEL) Si Mata SATU
Pertama, secara historis AS menjadikan Israel sebagai sekutu di Timur Tengah adalah untuk membendung laju pengaruh komunisme Uni Soviet di kawasan tersebut. Ketika itu, tren politik yang berkembang di Timur Tengah ialah meningkatnya jumlah negara Arab yang berhaluan sosialisme. Perlahan tapi pasti, sejumlah negara Arab mulai merapat ke kiri.
Namun, pascaberakhirnya Perang Dingin, praktis peran Israel sebagai proxy AS semestinya harus berakhir pula.Kedua, dukungan AS terhadap Israel sering kali juga didasarkan pada kebutuhan akan adanya basis militer di Timur Tengah. Dalam pandangan penulis, hal tersebut bukanlah sebuah alasan yang kuat karena realitas di lapangan menunjukkan bahwa AS masih tetap membutuhkan negara-negara lain sebagai basis militernya, dalam hal ini Turki.
Ketiga, AS menjadikan Israel sebagai sekutu juga dimaksudkan guna meredam aksi-aksi terorisme di Timur Tengah, yang cenderung dinisbahkan pada kelompok-kelompok politik Islam. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi justru kontraproduktif.
Alih-alih mengurangi terorisme di Timur Tengah, dukungan membabi buta AS terhadap Israel justru makin menyuburkan benih-benih terorisme di kawasan tersebut. Setiap kali Israel melakukan agresi militer, AS pun memberikan dukungannya.
Maka wajar kiranya jika kini sikap anti-Americanism kian merasuk luas ke seluruh belahan dunia. Keempat, AS juga berdalih bahwa Israel adalah negara lemah yang dikepung banyak musuh di Timur Tengah, sehingga layak diberi perlindungan oleh AS.
Alasan ini juga sangat tidak masuk akal. Begitu mudahnya Israel mengalahkan koalisi negara-negara Arab dalam perang tahun 1967 tanpa bantuan masif militer AS, menjadi bukti nyata bahwa sesungguhnya Israel bukanlah negara yang lemah. Kini, dengan dukungan dana yang kian melimpah dari AS, Israel telah menjelma menjadi negara terkuat di kawasan tersebut.
Dan, sudah menjadi rahasia umum, Israel memiliki senjata nuklir. Kelima, alasan terakhir yang juga sering digunakan AS dalam melindungi Israel adalah fakta historis masa lalu bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang pernah mengalami penderitaan panjang di bawah rezim Nazi Jerman.
Fakta historis masa lalu itu tidak serta-merta dapat dijadikan alasan guna memfasilitasi dan membenarkan tindakan Israel untuk melakukan penjajahan kepada bangsa Palestina."
Siapapun yang menjadi Presiden di AS, tidak ada perubahan sikap terhadap warga Palestina. “Tanah kamu dirampas, sekrang kamu tinggal di kamp pengungsi, terimalah, dan jangan banyak berprotes atau melawan.”
Saya sering berfikir, bagaimana kalau negara Cina memberikan milyaran dolar dan batuan militer kepada suku asli Amerika Serikat, yaitu suku Indian, dan memberikan mereka segala bantuan untuk merampas kembali “tanah suci” mereka yang berada di kota Washington DC, misalnya.
Orang berkulit putih bisa dipaksakan keluar dari rumahnya, dan akhirnya tinggal di kamp2 pengungsi, dengan tentara suku Indian di sekitarnya. Kehidupan mereka di kamp pengungsi dikendalikan total oleh tentara musuh, dunia internasional tidak peduli pada nasibnya karena tidak mau bentrok dengan negara Cina sebagai negara pendukung utama, dan orang berkulit putih dibiarkan di situ untuk puluhan tahun, tanpa ada satupun negara yang berani membelanya, dan tanpa ada yang boleh/berani menjual senjata kepadanya. Air dan listrik mereka pun dikendalikan oleh tentara Indian.
Mereka dianggap tidak berhak kembali ke rumah dan tanahnya yang dirampas oleh tentara suku Indian.
Dan setelah mereka kelihatan berhasil, suku Aborigini melakukan hal yang sama di Australia, suku Maori melakukan hal yang sama di Selandia Baru, suku Inuit melakukan hal yang sama di Kanada, dan seterusnya.
Kok aneh ya, dunia internasional tidak peduli pada hak suku2 yang lain untuk merampas kembali “tanah suci” mereka dari penduduk yang sekarang tinggal di tanah tersebut. Tetapi kalau seandainya suku2 lain itu didukung untuk merampas tanah, tidak akan ada bedanya dengan perbuatan orang Yahudi yang merampas kembali tanah Palestina.
Kenapa negara barat begitu keras menolak hak merampas kembali “tanah suci”nya bagi suku asli di manca negara, tetapi khusus untuk orang Yahudi, sikap yang sebaliknya keluar dan mereka diberikan segala bantuan dan dukungan untuk merampas dan menduduki tanah warga Palestina? Kenapa suku Aboringini di Australia tidak diberikan bantuan yang sama oleh Amerika Serikat, biar adil?
Sesungguhnya, pemerintahan negara barat sangat munafik.
Tetapi wajarlah. Orang Aborigini bukan konglomerat dunia yang sangat menguasaikan bidang ekonomi, keuangan, perbankan, media massa, dan juga tidak sanggup mendanai para politikus dalam kampanye untuk menjadi presiden. Jadi wajarlah kalau suku Aborigini (dan yang lain) diabaikan 100% tetapi suku Yahudi diberikan segala bantuan dan dukungan yang dibutuhkan.
Kapan dunia ini akan berubah? Kapan ummat Islam akan bersatu dan menjadi berani bersuara?
Obama Dukung Israel, Tolak Hak Pengungsi Palestina
Kamis, 22 September 2011 l 13.00 WIB
Kandidat Presiden AS dari Partai Demokratik Senator Barak Obama menyatakan dukungannya atas keberlangsungan negara Zionis Israel. Di sisi lain, ia meminta para pengungsi Palestina untuk melupakan keinginannya pulang ke tanah air mereka di Palestina.
Obama dalam wawancara dengan surat kabar Israel The Jerusalem Post edisi Rabu (21/09/2011) mengatakan bahwa hak kembali bagi pengungsi Palestina bukan opsi dalam arti yang sesungguhnya. Ia juga menyatakan bahwa Palestina tidak bisa mewujudkan keinginan yang terpendam sekian lama untuk menjadi negara independen kecuali jika Israel benar-benar aman.
"Kita tidak bisa bergerak maju sampai ada keyakinan bahwa Palestina mampu menyediakan aparat keamanan yang bisa mencegah serangan-serangan terhadap wilayah Israel, " kata Obama seraya menegaskan bahwa Israel harus tetap menjadi negara "Yahudi."
Pernyataan Obama serupa dengan pernyataan Presiden George W. Bush dalam rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah awal bulan Januari kemarin. Dalam tiap pernyataannya, Bush berulang kali mengatakan bahwa Israel "adalah kampung halaman bangsa Yahudi."
Ini bukan kali pertama Obama, termasuk rivalnya Hillary Clinton, melontarkan pernyataan yang berpihak pada Israel untuk merebut suara dari kalangan Yahudi AS yang jumlahnya sekitar 2 sampai 3 persen dari total jumlah pemilih. Pekan kemarin, Obama menyerukan Bush untuk tidak mengesahkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang isinya mengecam blokade Israel terhadap 1, 6 juta warga sipil di Jalur Ghaza.
Obama juga mengkritik kampanye yang menjelek-jelekkan orang Yahudi dan ia membantah tuduhan bahwa ia memiliki latar belakang seorang Muslim. Menurutnya, tuduhan itu palsu. "Saya tidak pernah menganut agama Islam. Saya dibesarkan oleh seorang ibu yang menganut paham sekular dan saya adalah seorang Kristen yang aktif serta menjadi anggota jamaah agama Kristen, " tukas Obama.
Pada The Jerusalem Post Obama mengatakan bahwa ia membicarakan masalah ini secara pribadi dengan komunitas Yahudi, agar komunitas itu bisa mendengar langsung penjelasannya dan agar komunitas Yahudi tahu bahwa ada hubungan yang dalam dan komitmen yang kuat terhadap komunitas Yahudi.
Ini Sudah Jelas bahwa bukan Hanya Obama saja yang akan terus Mendukung Zionist Yahudi samah Datangnya Pemimpin Tertinggi mereka, Si MATA SATU / AL-MASSIH_DAJJAL.
Source : - http://moeflich.wordpress.com/2009/02/21/as-akan-terus-dukung-israel/
- http://batam.tribunnews.com/2011/09/22/obama-tak-dukung-palestina-jadi-anggota-pbb
- http://www.eramuslim.com/berita/dunia/as-kami-akan-terus-mendukung-israel.htm
- http://www.facebook.com/topic.php?uid=127574953927371&topic=89
- http://dunia.vivanews.com/news/read/249112-palestina-kecewa-pada-isi-pidato-obama-di-pbb