Friday, April 20, 2012

Twitter Larang Sayyid Quthb Bikin Account di Jejaring Sosial

Jejaring sosial Twitter ternyata melarang penggunaan nama seorang tokoh Islam dari Ikhwanul Muslimin Sayyid Quthb. Para pendukung ulama Mesir yang meninggal di tiang gantungan itu membuat account atas nama Sayyid Quthb. Namun baru beberapa jam dibuat, account tersebut langsung di suspend oleh manajemen Twitter.

Penanggung jawab account Sayyid Quthb dengan alamat @sayyid_qutbh menjelaskan kepada redaksi MuslimDaily, bahwa pada Kamis malam (12/04/2012) sekitar pukul 22.00, account Twitter atas nama @sayyid_quthb baru saja dibuat oleh pegiat fans page Facebook dengan alamat Sayyid Quthb Indonesia Fans Club, namun sekitar pukul 22.30 account tersebut langsung ditutup oleh pihak Twitter.


Menurut pengamatan admin account Twitter tersebut, account atas nama @sayyid_quthb baru diikuti (difollow) oleh sembilan orang dan baru meng-update tiga postingan di account tersebut. Namun tiba-tiba semua followers menghilang dan mendapat peringatan dari Twitter bahwa account tersebut ditutup.

Sudah sedemikian paranoidkah manajemen Twitter terhadap sosok Sayyid Quthb yang telah meninggal? Bahkan jika dicari dalam search engine (kolom pencarian) di Twitter dengan kata kunci Sayyid Qutb, maka tidak ditemukan satu pun account / pengguna dengan nama tersebut.

Lalu siapa sebenarnya sosok Sayyid Quthb?
Sayyid Quthb adalah tokoh agama, ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir dan intelektual Islam asal Mesir. Nama lengkapnya Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili, lahir di Asyut, Mesir 9 Oktober 1906, anak tertua dari lima bersaudara. Ayahnya al-Haj Qutb Ibrahim, seorang anggota Partai Nasionalis. Beliau dibesarkan dan di didik dalam keluarga sederhana yang memegang teguh syariat Islam. Sayyid Quthb adalah anak yang cerdas, tekun beribadah dan memiliki semangat belajar tinggi. Di usia remaja, Sayyid Quthb telah hafal Alqur`an serta banyak memahami ilmu agama Islam. Di Masa Dewasa, beliau banyak menghasilkan karya-karya besar, juga menjadi aktivis gerakan Islam Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Hasan –Al-Banna.

Nama Lengkap
Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili
Tanggal Lahir
9 Oktober 1906
Tempat Lahir
Asyut, Mesir
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Dasar di sekolah Kuttâb (TPA) (1918)
Madrasah Tsanawiyah  di Kairo ( 1921)
Diklat Keguruan (1928)
Universitas Dâr al-‘Ulûm bidang sastra dan pendidikan (1933)
Wilson’s Teacher’s College, (Washington)
Greeley College (Colorado)
Stanford University (California)
Aktivitas
Aktivis gerakan Islam Ikhwanul Muslimin
Penulis Sastra
Kritikus Sastra
Tokoh Pendidikan
Karya
Buku “Muhimmat al-Syi’r fi al-Hayâh” (1933)
Buku “Naqd Mustaqbal al-Tsaqâfah fî Misr” (1939)
Buku al-Tashwîr al-Fanni fi al-Qur`an” (1945)
Buku Masyâhid al-Qiyâmah fi al-Qur`an”.
Buku ‘al-Adalah al-Ijtima’iyyah fi al-Islam
Buku ‘Ma’rakah al-Islam wa ar-Ra’s al-Maliyyah’.
Buku “Hâdza al-Dîn”
Buku “al-Mustaqbal li Hâdza al-Dîn”,
Buku “Khashâ`is al-Tashawwur al-Islâmi wa Muqawwimâtihi’ al-Islâm wa Musykilah al-Hadhârah”
Buku “Fî Zhilal al-Qur`ân’

Sayyid Qutb terkenal sebagai seorang penulis buku. Ia telah menghasilkan lebih dari dua puluh buah karya dalam berbagai bidang diantaranya karya sastra dan buku-buku keagamaan. Sayyid Qutb pernah berkarir sebagai pengawas pendidikan di Departemen Pendidikan Mesir. Ia bekerja sangat professional dan berprestasi tinggi hingga dikirim pemerintah Mesir untuk menuntut ilmu di Amerika. Ia menuntut ilmu di tiga perguruan tinggi yaitu Wilson’s Teacher’s College ( Washington) , Greeley College (Colorado) dan Stanford University (California). Tak cukup sampai disitu, ia juga berkelana ke Itali, Inggris dan Swiss dan Negara Eropa lainnya untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya.

Sekembalinya dari Eropa, Sayyid Qutb bergabung dengan kelompok pergerakan Ihkawanul Muslimin. Di sanalah Sayyid Qutb benar-benar mengaktualisasikan dirinya. Dengan kapasitas dan ilmunya, tak lama namanya melejit dalam organisasi pergerakan tersebut. Sayyid Qutb menjabat sebagai anggota panitia pelaksana program dan ketua lembaga dakwah. Namun tahun 1951, pemerintahan Mesir membubarkan ikhwanul muslimin akibat tekanan pihak Amerika.

Selain sebagai tokoh pergerakan , Qutb juga dikenal sebagai seorang penulis dan kritikus sastra. Banyak karyanya yang telah dibukukan. Ia banyak menulis tentang sastra, politik sampai keagamaan. Tahun 1954, Sayyid menjadi pemimpin redaksi harian Ikhwanul Muslimin. Tapi harian tersebut kemudian dilarang beredar oleh pemerintah Mesir. Penyebab utamanya adalah sikap keras, yang mengkritik keras Presiden Mesir Kolonel Gamal Abdel Naseer. Sayyid Qutb mengkritik perjanjian pemerintahan Mesir dan Inggris. Sejak itu, ia menjadi korban kekejaman kekejaman penguasa hingga pada bulan Mei 1955, Sayyid Qutb ditahan dan dipenjara dengan alasan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah. Tiga bulan kemudian, hukuman yang lebih berat diterimanya, yakni harus bekerja paksa di kamp-kamp penampungan selama 15 tahun lamanya.

Beliau sempat dibebaskan atas permintaan presiden Iraq Abdul Salam Arief saat berkunjung ke Mesir tahun 1964. Namun kebabasannya tidak lama, karena ia kembali dipenjara setahun kemudian berikut tiga saudaranya (Muhammad Qutb, Hamidah dan Aminah), serta 20.000 rakyat Mesir lainnya . Alasannya beliau dan Ikhwanul Muslimin dituduh membuat gerakan makar dan membunuh Presiden Naseer. Hukuman yang diterima kali ini lebih berat dari sebelumnya. Ia dan dua kawan seperjuangannya dijatuhi hukuman mati.

Meski dunia internasional mengecam pemerintah Mesir, hukuman mati tetap dilaksanakan . tanggal 29 Agustus 1969. Sebelum menghadapi ekskusinya, Sayyid Qutb sempat menuliskan tulisan sederhana, tentang pertanyaan dan pembelaannya. Kini tulisan tersebut telah dibukukan dengan judul, “Mengapa Saya Dihukum Mati”. Sebuah pertanyaan yang tak pernah bisa dijawab oleh pemerintahan Mesir hingga kini.