Monday, December 5, 2011

Tradisi Muharam di Indonesia

Uswah Islam pagi ini ingin beberapa tradisi Suroan.
Di Indonesia, untuk menyambut 10 Muharam, orang-orang terkadang tidak saja melakukan puasa Sura, namun juga menyelenggarakan berbagai tradisi.

Inilah beberapa tradisi Muharam yang ada di Indonesia:
1. Tradisi Sunda.
Antara tradisi dan puasa itu bisa berjalan seirama.
Di Tasikmalaya Jawa Barat misalnya, tiap tanggal 10 Muharam mereka memasak bubur merah dan putih yang disimpan terpisah. Bubur itu kemudian dikenal dengan "Bubur Suro".

Yang uniknya itu, saat membuat bubur suro tersebut, mereka terkadang sambil berpuasa. Selanjutnya, makanan itu dibawa ke masjid bersama dengan hahampangan atau makanan ringan. Di masjid telah berkumpul para warga yang duduk bersila membentuk lingkaran. Orang yang dituakan atau imam masjid akan memimpin acara tersebut.

Dalam acara itu juga diisi dengan pembacaan shalawat dan Kitab Barzanji.
Dalam dialek Sunda bunyinya menjadi "BERJANJI".
Kitab Barzanji ini hasil karya Syeikh Ja'far al-Barzanji bin Husein bin Abdul Karim yang lahir di Madinah pada tahun 1690 M.

2. Tradisi Jawa.
Dalam tradisi Jawa, biasanya peringatan Asyura dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat magis.
Pada hari itu sering dilakukan pencucian benda-benda yang dianggap keramat. Selain itu terdapat pula ritual khusus untuk menyambutnya.

3. Tradisi Bengkulu.
Di Bengkulu ini perayaan hari Asyura jauh lebih meriah dan menjadi agenda pariwisata tahunan yang menyedot banyak pengunjung.

Upacara tradisional "Tabot" atau "Tabut".
Di wilayah ini perayaan Asyura sudah diperingati lebih dari 2 abad yang lalu.
Tabut ini berasal dari bahasa Arab yang artinya "Kotak Kayu".

Tradisi Tabut ini dibawa ke Bengkulu oleh orang-orang Madras, India.
Mereka adalah para pekerja yang membangun benteng Marlborought di Bengkulu dan mengamalkan Mazhab Syi'ah. Tradisi Tabut menggambarkan para pengikut Imam Husein bekerja keras mengumpulkan bagian-bagian jenazah pemimpin mereka dan memakamkannya di Karbala.