Tuesday, May 22, 2012

Ratu Bilqis atau Cinderella Teladan Muslimah?


Ratu muslimah

Sosoknya kini tak lagi banyak dikenal orang. Meski kiprahnya di dunia modeling dan akting membuatnya populer dan kaya, petunjuk Allah SWT lebih dipilihnya untuk menjalani hidup sesuai dengan fitrah sebagai manusia.

Dulu untuk mendapatkan sebuah mobil Mercy atau rumah mewah di kawasan elit bukan sebuah perkara sulit baginya. Kontrak membintangi iklan atau sinetron bernilai miliaran rupiah lebih dari cukup untuk membiayai gaya hidup high class-nya. Kini demi mempertahankan jilbab dan penutup wajahnya, ia harus bekerja keras menjajakan dagangannya. Mulai dari obat-obatan herbal, pakaian Muslim hingga aneka gorengan. Semuanya untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan kedua anaknya yang harus bersekolah. Namun, ia bangga dan ia dapat tetap membiayai kedua anaknya dari keuntungan berdagang dan pertolongan Allah SWT yang seringkali tak disangka-sangkanya.

Hidup sebagai Muslimah sejati seringkali memang tak sesuai dengan keinginan. Apalagi impian kehidupan yang diamini banyak orang sebagai kehidupan yang ideal. Cita-cita sebagian besar perempuan untuk mendapatkan pendamping hidup yang rupawan, baik hati, dan berkantong tebal seringkali tersandung kenyataan bahwa orang yang ada di sisi dan kehidupan yang dijalani bukanlah seperti yang selama ini jadi harapan. Apalagi hidup dengan berpegang teguh pada tuntunan Allah SWT dan Rasulullah SAW tentu akan lebih banyak membawa kita pada realita bahwa hidup yang kita jalani tidaklah seindah cerita Cinderella.

…Cinderella, tokoh kartun rekaan Walt Disney, dikonsumsi oleh anak perempuan di seluruh dunia, menjadi sebuah trendsetter yang mewarnai mimpi mayoritas seluruh gadis kecil…

Cinderella, tokoh kartun rekaan Walt Disney tersebut, menjalani hidup penuh derita setelah kehidupannya sebagai seorang puteri bangsawan harus berakhir ketika ia memiliki ibu tiri dan dua orang saudara tiri. Namun, hidup penuh nestapa tersebut kemudian disudahi oleh seorang pangeran rupawan menjemputnya. Mengangkatnya dari kubangan hidup yang penuh derita dan miskin, pada kehidupan sebagai seorang puteri kerajaan yang penuh kemewahan dan romantis.

Kisah yang dikonsumsi oleh hampir seluruh anak perempuan di seluruh dunia ini, menjadi sebuah trendsetter yang mewarnai mimpi mayoritas seluruh gadis kecil. Belum lagi cerita-cerita Barbie yang laris manis di kalangan anak-anak perempuan, sungguh, merupakan penjajahan pikir generasi Muslimah. Sehingga, lebih banyak Muslimah yang ketika beranjak dewasa lupa, kehidupan yang akan mereka jalani adalah sebuah realita hidup yang nyata. Realita yang butuh kerja keras dan pengorbanan dengan tujuan yang jelas, mendapatkan ridha Allah Robbul ‘Alamiin.

Bila kemudian, hidup ternyata harus dijalani dengan kekurangan, kerja keras, bahkan pengorbanan sebagai sebuah harga untuk kebahagiaan sebagai seorang Mu’min, maka itulah hal yang seharusnya kita banggakan. Bangga sebagai seorang “Cinderella” yang dijemput Allah SWT untuk hidup dalam kerajaan iman, dalam ketenangan dan kemewahan perjuangan yang sarat petunjuk-Nya.

…Dengan kecerdasannya pula, Balqis, ratu Saba yang sebelumnya menyembah matahari kemudian tunduk beriman kepada Allah SWT…

Tengoklah kisah Ratu Balqis yang bahkan melebihi seorang Cinderella. Di seorang ratu, penguasa, pemimpin rakyatnya yang juga sangat bijaksana. Dengan akal yang tajam dan kewibawaannya, ia memimpin rapat dengan para pembesar negerinya dan memutuskan hal besar yang akan mengubah wajah negerinya setelah surat dari Nabi Sulaiman AS tiba di tangannya. Kecerdikan dan kewibawaannya terukir dalam surat An-Naml ayat 34-35:

“Dia berkata, ‘Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki sebuah negeri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi hina, demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan membawa hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali utusanku.’”

Dengan cara mengirimkan hadiah, Balqis mengukur kemuliaan Nabi Sulaiman AS dan dengan kecerdasannya pula, Balqis, ratu Saba yang sebelumnya menyembah matahari kemudian tunduk beriman kepada Allah SWT.

Demikian pulalah seharusnya, setiap kaum Muslimah mengoptimalkan segenap potensi yang dimilikinya untuk mendekat pada ridha Tuhannya. Dalam porsi apapun kini kita dikaruniai Allah dalam menjalani hidup, maka di sanalah tempat kita untuk mencemerlangkan jati diri kita sebagai seorang Muslimah. Dengan standar Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan keridhaan-Nya, kemuliaan yang kita miliki tentu bukan hanya dalam ukuran duniawi tetapi juga jaminan kehidupan di surga nanti. [‘Aliya/voa-islam.com]