Saturday, May 26, 2012

Anak Kepala Mossad Berani Lawan Israel

 Ketika libido Israel sedang tinggi untuk segera menyerang fasilitas nuklir Iran, mantan Kepala Mossad Meir Dagan justru mendesak agar negara Zionis meredam keinginannya. Tampaknya, secara genetis, bibit kekritisan mantan orang nomor satu di institusi intelijen Israel ini, sudah mengalir di keluarga besarnya.

Omer Goldman putri Dagan, sepertinya mewarisi kekritisan ayahnya terhadap pemerintah Israel. Bahkan saking kuatnya pendirian untuk menentang kebijakan pemerintah Zionis yang dianggap tak adil, ia rela dipenjara.

Sebelumnya, ia pernah dipenjara selama 21 hari pada 2008 karena menolak menjalani wajib militer, seperti yang diwajibkan kepada semua warga Israel yang memenuhi syarat. Tak tanggung-tanngung, ulahnya yang nyleneh ini dilakukan ketika ayahnya masih menjabat sebagai Kepala Mossad. Dagan sendiri telah pensiun dari Mossad pada 2007.



Sikap menentang dari Goldman terhadap pemerintahan ini, muncul pertamakali ketika ia menyadari realitas sesungguhnya dari pendudukan orang-orang Israel terhadap desa-desa Palestina. Hidupnya berubah, ketika tentara Zionis menembakkan gas air mata dan peluru karet pada saat ia berdiri dengan seorang perempuan Palestina.

Garis keturunan Goldman sesungguhnya merupakan golongan Yahudi terkemuka dan menolak negara Zionis. Sosok yang paling terkenal dari kelompok ini adalah Albert Einstein. Ia menolak jadi presiden pertama dari negara Israel, karena Zionis dianggapnya bertentangan dengan Yudaisme. Menurut ilmuwan besar dalam sejarah dunia ini, negara Israel justru akan jadi ancaman bagi orang Yahudi.

Lalu, ketika Goldman telah memilih sikap menentang pemerintah, dia turun ke jalan dengan membagikan selebaran kepada warga Israel lainnya. Selebaran itu berisi ajakan untuk mengkritik dan menentang pemerintah Israel terutama kepada militernya

Jalan yang dipilih Goldman tentu sangat berbeda dengan kebanyakan anak pejabat lainnya di negara Israel. Anak-anak pejabat di sana tak pernah muncul dalam demontrasi atau protes terhadap pemerintahan. Kebanyakan mereka justru muncul dalam beragam media massa, seperti Layalina, Enigma, Insight dan majalah Lounge Lifestyle.

Putri Dagan ini aktif dalam upaya protes dan demonstrasi terhadap Israel agar segera membuka perbatasan di Rafah. Ia juga bersedia membantu orang-orang Mesir dengan cara menentang Ayah dan kawan-kawannya yang telah dianggap sebagai diktator dan korup. INTELIJEN