Wednesday, November 30, 2011

Sudikah Wahai Akhwat

assalamu'alaikum.

"akhi/ukhti yang mao share silahkan asal sertakan sumbernya"

Bismilah...*•Dengan•*´¯)Menyebut asmanya ku panjatkan puji syukurku kehadirotnya karna Kesmpurnaan kasih sayang-Nya meninggalkan kesan yang teramat dalam.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah, Habibana wa nabiyana Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.


akhwat

Langkahku kian cepat
Terdorong hembusan nan kuat
Angin kencang awali musim semi
Kikis sang bongkahan putih



Teruntuk sang akhwat yang tak pernah lupa akan statusnya...
Benahi Harimu dengan apa yang baik menurut syari`at agamamu....
tak sedikit ku jumpai hanya dengan kata manis indah nan mepesona Kau Sudi melepas setatusmu, tak jarang ku temukan hanya dengan harta mobil mewah serta perhiasan kau sudi menjawab "tak apa hanya sekali",
sering pula ku mendengar hanya karna kecerdasan dan kepintaran serta gelar pendidikan kau sudi mengatakan "demi prestasi apa sih yang enggak..?"....
wahai Ukhti sang calon bidadari surga
Lelaki yang Baik tidak melihat paras rupa, Lelaki yang Shaleh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, Lelaki yang Waro’ tidak menilai wanita melalui keayuaannya, kemanjaannya serta kemampuannya menggoncang iman mereka.

Tetapi ya Ukhti
Lelaki yang Baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya dan ad-dinnya… Lelaki yang Shaleh tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut menberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang Wara’ juga tak mau bermain cinta sebabnya dia tau apa matlamat dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni perkahwinan.

Wahai akhwat wa uktina fillah
Jagalah pandanganmu,
Jagalah pakaianmu,
Jagalah akhlakmu,
Kuatkan pendirianmu
Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu,
Cukuplah hanya cinta ALLAH menyinari dan memenuhi jiwamu,
biarlah hanya cinta kedua ibu bapamu yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu. 

Wahai akhwat wa uktina fillah
biarlah tangan yang menggoncang buaian ini dapat menggoncang dunia dalam menggapai keridhaan ILAHI.
Jangan sesekali.. tangan ini juga yang menggoncang keimanan kaum Adam, kerana aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya. 

Wahai akhwat wa uktina fillah
saya hanya berniat "nahyi munkar", terserah kalian mau nanggapinnya gimana, saya merasa sedikit punya ilmu dan pengetahuan yang harus di bagikan.

_Wallahu A'lam Bisshowaab..

Robbanan_fa'na Bimaa 'alamtana
Robbi 'alimna Al-ladzi yanfa'una
..Amiin..

 ✿`*•.¸¸.•* wassalamu'alikum `*•.¸¸.•*
{salam santun ukhuwah islamiyah}

Pahala Puasa Muharam

Adapun Faedah dan pahala dari ibadah Puasa Muharam adalah dapat menggugurkan dosa-dosa setahun yang telah lalu.
Imam Abu Daud meriwayatkan dari Abu Qatadah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Puasa di ahri Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu."
(HR. Abu Daud).

Puasa Muharam juga akan mendapatkan pahala 10 ribu malaikat, 10 ribu orang malaikat, 10 ribu orang berhaji dan ber-umrah serta 10 ribu orang mati syahid bagi yang melaksanakannya.

Begitu besar faedah dan hikmah yang terkandung pada puasa Muharam. Bahkan sebagian ulama salaf menganggap puasa Asyura hukumnya wajib. Namun, berdasarkan hadits Aisyah di postingan sebelumnya, kalaupun puasa ini dihukumi wajib maka kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang sunnah.

Adapun pelaksanaan puasa Muharam adalah tanggal 10 Muharam dan 9 Muharam. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Ibnu Abbas.
Rasululah SAW bersabda,
"Jika saya masih ada tahun depan, saya akan berpuasa pada tanggal sembilannya (bersama tanggal sepuluh)."

Dan dari Ibnu Abbas juga, Rasulullah SAW bersabda,
"Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi."
(HR. Muslim).

Jadi, sebenarnya selain umat Islam, orang-orang Yahudi juga melaksanakan puasa Muharam ini pada tanggal 10. Mereka juga mengenang kehebatan para Nabi terdahulu sebelum islam datang, bahkan ada tanya jawab juga antara salahs eorang Yahudi dengan Rasululah SAW mengenai puasa yang mereka kerjakan.
Mungkin dalam beberapa hari ke depan akan saya posting juga.

Amalan di Bulan Muharam

Uswah islam mencoba menelusuri amalan apakah yang paling baik untuk dilaksanakan pada bulan Muharam, dengan merujuk beberapa tulisan dari Imam Nawawi Rahimahullah.

Menurut Imam Nawawi, ada 2 macam amalan yang sejatinya dilakukan ketika bulan Asyura/bulan Muharam tiba, yaitu:
1. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharam.
2. Puasa Tasu'a pada tanggal 9 Muharam.

Selain 2 amalan itu, dasar hukumnya lemah, kecuali bersedekah menurut Mazhab Maliki, hukumnya sunnah.

Selain berpuasa Sura,hendaknya kita juga membaca doa yang dianjurkan ketika bulan Muharam tiba.
Doa tersebut kalau diartikan adalah sebagai berikut:
"CUkuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih dansebaik-baik Penolong. Maha suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan arsy.

Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah SWT, kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci ALlah sebanyak bilangan genap dan ganjil dan sebanyak kalima Allah yang sempurna.

Kami memohon keselamatan dengan ahnat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua penyayang. Dan tiada daya upaya dankekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih dan sebaik-baik Penolong.

Semoga rahmat dan salam Nabi Muhammad SAW teriring keluarga dan sahabat beliau.
(Maaf hanya terjemahan, untuk bahasa Arabnya terlalu panjang untuk ditulis huruf demi huruf).

Monday, November 28, 2011

Fatimah Az-Zahra Wanita Teladan Umat Islam

Uswah Islam dengan sosok wanita teladan.
Beliaulah puteri kesayangan Rasululah, Fatimah Az-zahrah yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib.

Beliau memilih hidup sederhana daripada bergelimang harta dunia meskipun beliau termasuk dalam golongan yang mampu. Beliau melakukan itu semua demi menghindari sifat mendewakan dunia.

Dalam sebuah hadits ada yang meriwayatkan bahwa Fatimah Azzahrah adalah bagian dari Rasulullah SAW, dari itu siapa saja yang menyakitinya berarti dia telah menyakiti juga Rasulullah SAW.

Begitu juga sebaliknya,bagi siapa saja yang membuatnya gembira, maka ia telah emmbahagiakan Rasululah SAW. Begitu sangat sayangnya Rasulullah SAW kepada puterinya yang satu ini.

Fatimah Azzahrah dikenal sebagai seorang wanita teladan, fasih dan pintar. Ia banyak sekali meriwayatkan hadits dari ayahnya kepada putranya Hasan dan Husein. Dan mungkin ini merupakan salah satu alasan kenapa Rasululah SAW menyayangi Fatimah Azzahrah, karena di kemudian hari Fatimah Azzahrah telah banyak membantu umat islam dalam hal hadits yang shahih.

Bukan saja hanya menularkan haditsnya kepada anak-anaknya, namun Fatimah Azzahrah ini juga banyak memberikan hadits dan disampaikan kepada suaminya, Aisyah, Ummu Salamah, Salma Ummu Rafi' dan Anas bin Malik.

Beliaulah salah satu wanita teladan umat islam karena beliau yang paling dekat dan paling lama bersama Nabi Muhammad SAW. Di kalangan penganut Syiah, beliau dan Ali bin Abi Thalib dianggap sebagai ahlul Bait (pewaris kepemimpinan) Nabi Muhammad SAW.

Hidup Sederhana.
Fatimah dilahrikan di Makkah pada 20 Jumadil Akhir, 18 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah atau di tahun ke lima dari kerasulannya. Dia adalah putri bungsu Nabi Muhammad SAW setelah Zainab, Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Saudara laki-lakinya yang tertua adalah Qasim dan Abdullah, meninggal dunia pada saat usia muda.

Setahun setelah hijrah, Fatimah dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib. Banyak yang ingin menikahinya waktu itu, maklum saja beliau ini adalah seorang wanita yang rupawan, cantik jelita lagi terhormat, puteri Rasulullah SAW lagi.
Dia pernah hendak dilamar oleh Abu Bakar dan Umar, keduanya sahabat Nabi Muhammad SAW, namun ditolak dengan halus oleh Rasulullah SAW.

Sementara itu, Ali bin Abi Thalib tidak berani melamar Fatimah karena kemiskinannya. Namun, Nabi Muhammad SAW mendorongnya dengan memberi bantuan sekedarnya untuk persiapan rumah tangga mereka.
Mas kawinnya sebesar 500 dirham (setara dengan 10 gram emas), sebagian diperolehnya dengan menjual baju besinya.

Nabi Muhammad SAW memilih Ali sebagai sumai Fatimah karena ia anggota keluarga yang sangat arif dan terpelajar, di samping merupakan orang pertama yang memeluk islam.

Ketika sudah menjadi istri Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra hidup sederhana bahkan sering kekurangan. Telah beberapa kali beliau harus menggadaikan barang keperluan rumah tangga, bahkan hingga kerudung beliau juga ikut terjual hanya untuk memperoleh makanan.

Namun, mereka tetap bahagia dan lestari sebagai suami istri hingga akhir hayat.
Semasa hidupnya, Fatimah Az-Zahra dapat saja hidup dengan mudah bahkan dengan harta melimpah karena beliau adalah puteri Nabi Muhammad SAW.
Namun hal itu tidak beliau lakukan.

Peristiwa Bersejarah Tanggal 10 Muharam

Seperti yang saya janjikan dalam beberapa hari yang lalu, berikut ini ada peristiwa bersejarah sepanjang masa dan akan selalu diingat oleh umat islam tiap bulan Muharam.
Nanti juga akan ada penjelasan tentang keistimewaan puasa bulan Muharam atau puasa bulan Suro atau puasa bulan Asyura.

Bulan Muharam adalah bulan keberkahan dan rahmat, karena dari bulan inilah berlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharam juga merupakan bulan yang penuh sejarah, dimana banyak peristiwa yang terjadi untuk menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah SWT kepada makhluk-Nya.

Pada bulan Muharam, Allah SWT juga telah memuliakan para Nabi dengan sepuluh kehormatan.
Setidaknya ada beberapa Nabi yang berhasil Uswah Islam himpun.

Peristiwa Bersejarah 10 Nabi pada 10 Muharam
1. Nabi Adam as.
Setelah beratus-ratus tahun lamanya Nabi Adam as meminta ampunan dan bertobat kepada Allah SWT, maka pada hari yang bersejarah yaitu tanggal 10 Muharam Allah SWT telah menerima taubat Nabi Adam as.

Inilah salah satu penghormatan kepada Nabi Adam as.
Ratusan tahun bertobat..
Begitu lama sekali Nabiyullah Adam as melakukan tobat ini.

2. Nabi Idris as.
Pada tanggal 10 Muharam, Nabi Idris as telah dibawa ke langit sebagai tanda bahwa Allah SWT telah menaikkan derajatnya beliau.

3. Nabi Nuh as.
Pada tanggal 10 Muharam, perahu Nabi Nuh as mulai berlabuh, karena banjir yang melanda seluruh alam di mana hanya ada 40 keluarga saja yang ikut.

Kita ini merupakan anak cucu dari 40 keluarga tersebut, dan ini merupakan penghormatan kepada Nabi Nuh as karena 40 keluarga ini saja yang selamat dan dipilih oleh Allah SWT.
Selain 40 keluarga itu, mereka adalah orang-orang yang ingkar kepada Nabi Nuh as.

4. Nabi Ibrahim as.
Pada tanggal 10 Muharam, Nabiyullah Ibrahim as diangkat sebagai kekasih Allah (khalilulah) dan juga hari dimana Nabi Ibrahim diselamatkan dari api yang dinyalakan oleh Raja Namrud.

Nabi Ibrahim as diberi penghormatan dengan cara Allah memerintahkan kepada api supaya menjadi dingin dan tidak membakar Nabi Ibrahim as, hingga selamatlah Nabi Ibrahim as dari kekejaman Namrud.
Sungguh sesuatu yang diluar nalar manusia, namun begitulah adanya, api dicipta oleh Allah SWT dan Allah sajalah yang mampu menundukkannya.

5. Nabi Daud as.
Pada tanggal 10 Muharam, Allah SWT menerima taubat Nabi Daud as.
Seperti riwayat yang telah ada bahwa Nabi Daud as ini sudah memiliki istri 99 orang, namun karena masih ingin memiliki istri lagi, maka istri orang hampir saja direbutnya.

Untung saja Nabi Daud as segera ditegur oleh Malaikat yang diutus oleh Allah SWT. Malaikat ini menyamar sebagai manusia bisa dan menyindir atas perbuatan Nabi Daud as.
Oleh karenanya, sadarlah Nabi Daud as atas perbuatannya dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Sebagai penghormatan kepada Nabi Daud as, maka Allah SWT mengampuni beliau pada tanggal 10 Muharam.

6. Nabi Isa as.
Pada tanggal 10 Muharam, Allah SWT mengangkat Nabi Isa as ke langit. Dan Allah SWT menukar Nabi Isa as dengan Yahuza.
Ini adalah suatu bentuk penghormatan kepada Nabi Isa as dari kekejaman kaum Bani Israil.

7. Nabi Musa as dengan tongkat yang menjadi ular besar.
Pada tanggal 10 Muharam, Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa dari kekejaman raja Fir'aun dengan mengaruniakan mukjizat.
Mukjizatnya adalah tongkat yang dapat menjadi ular besar yang memakan semua ular-ular para ahli sihir Fir'aun.

8. Nabi Musa as dengan tongkat Membelah Lautan.
Pada tanggal 10 Muharam, Nabi Musa as diberi mukjizat untuk membelah lautan untuk dilalui tentara Nabi Musa as dan pada tanggal itu pula Fir'aun ditenggelamkan di tengah lautan.
Mukjizat yang dikaruniakan Allah SWT kepada Nabi Musa as ini merupakan satu penghormatan kepada Nabi Musa as.

Nabi Musa as dengan Haman dan Qarun.
Pada tanggal 10 Muharam, doa Nabi Musa as untuk mengubur semua harta Qarun dikabulkan oleh Allah SWT.

9. Nabi Yunus as.
Pada tanggal 10 Muharam Nabi Yunus as telah dikeluarkan dari perut ikan Nun setelah berada dalam perut ikan selama 40 hari.
Allah SWT telah memberikan hukuman secara tidak langsung kepada Nabi Yunus as dengan cara ikan Nun menelannya.

Namun pada akhrinya Allah SWT menerima taubat beliau dan mengeluarkannya dari perut ikan itu.

10. Nabi Sulaiman as.
Pada tanggal 10 Muharam, Allah SWT telah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman.
Tanggal itu merupakan suatu penghormatan kepada beliau. Akhirnya sebagai bentuk rasa syukur, Nabi Sulaiman berpuasa dan beriibadah kepada Allah SWT.

Itulah berbagai peristiwa bersejarah para nabi yang terjadi pada bulan Muharam.
Jadi sangat wajar jika umat islam kemudian berpuasa karena menghormati berbagai peristiwa positif tersbut.

Sunday, November 27, 2011

Hukum Puasa Muharam

Para ulama telah sepakat bahwa hukum puasa Muharam atau Asyura atau Suro adalah sunnah.
Maksudnya adalah sangat dianjurkan dan berpahala bagi yang mengerjakannya namun tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya.

Para ulama yang menyatakan bahwa hukum puasa suro adalah sunnah pada tanggal 9 dan 10 Muharam diantaranya adalah:
Imam Syafi'i.
Imam Ahmad.
Ishaq dan lain-lain.

Abdulah bin Abbas berkata,
"Aku tidak pernah mendapati Rasulullah SAW menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan."
(HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda,
"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharam. Dan shalat yang paling utama setelah wajib adalah shalat malam."
(HR. Muslim).

Mencoba meluruskan Niat


Niat adalah maksud atau keinginan kuat di dalam hati untuk melakukan sesuatu. Dalam terminologi syar'i berarti adalah keinginan melakukan ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan perbuatan atau meninggalkannya.

Niat termasuk perbuatan hati maka tempanya adalah di dalam hati, bahkan semua perbuatan yang hendak dilakukan oleh manusia, niatnya secara otomatis tertanam di dalam hatinya.

 Aspek Niat
Aspek niat itu ada 3 hal :
  1. Diyakini dalam hati.
  2. Diucapkan dengan lisan (tidak perlu keras sehingga dapat mengganggu orang lain atau bahkan menjadi ijma.
  3. Dilakukan dengan amal perbuatan.
Jadi niat akan lebih kuat bila ke tiga aspek diatas dilakukan semuanya, sebagai contoh saya berniat untuk salat, hatinya berniat untuk salat, lisannya mengucapkan niat untuk salat dan tubuhnya melakukan amal salat. Demiikian pula apabila kita mengimani segala sesuatu itu haruslah dengan hati yang yakin, ucapan dan tindakan yang selaras.
Dengan definisi niat yang seperti ini diharapkan orang Islam atau Muslim itu tidak hanya 'semantik' saja karena dengan berniat berati bersatu padunya antara hati, ucapan dan perbuatan. Niat baiknya seorang muslim itu tentu saja akan keluar dari hati yang khusyu dan tawadhu, ucapan yang baik dan santun, serta tindakan yang dipikirkan masak-masak dan tidak tergesa-gesa serta cerdas. Karena dikatakan dalam suatu hadits Muhammad apabila yang diucapkan lain dengan yang diperbuat termasuk ciri-ciri orang yang munafik.

Awali dengan niat yang baik. Why…? Karena niat adalah bentuk asa (tujuan) yang berusaha untuk diraih oleh seseorang. Niat merupakan motivasi seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Semua hal yang dilakukan seseorang sebenarnya sudah dapat kita tebak dan hasilnya pun dapat kita ketahui (meskipun bukan mendahului kehendak Allah lho…) karena apa yang akan diperoleh berdasarkan niatannya tadi. So, bila kita ingin mendapatkan hasil yang baik maka awali dengan niat yang baik pula.

 Niatan yang baik sudah mendapat catatan amal perbuatan baik meskipun belum kita kerjakan. Bahkan kalo kita mengerjakan niatan baik kita maka kita dapat pahala ganda (enak nih dapet double). Mau…? Sedangkan niat buruk belum masuk dalam hitungan amal buruk selama niat itu nggak dikerjakan, bahkan akan dapat pahala kalo nggak jadi dikerjakan. Jadi siapa yang mau dapat pahala meskipun nggak susah-susah bekerja…? Semua pasti mau kan…?

Apa sih niat yang baik itu? Bingung? Nggak usah bingung, gampang kok! Niat yang baik adalah niat yang dilakukan hanya mengharapkan ridho Allah Swt. Jadi gampang kan untuk dapat pahala ganda…? (tenang ae malaikat Roqib ga bakalan capek ngitungnya).

Mencoba meluruskan niatWhy…? Niat aja kok perlu dilurusin. Mungkin kamu bertanya seperti itu juga kan? Karena sesuatu yang baik aja belum tentu dapat yang terbaik, bahkan bila kita salah niatnya bisa jadi buruk (rugi donk). Misalnya, mengaji Al Qur’an itu sesuatu yang jelas-jelas baik dan itu dijamin mendapat pahala yang baik, but bila ngajinya kita niatin biar dipuji, bahkan suaranya kita enak-enakin, biar cewek yang kita taksir dengar, itu akan jadi pekerjaan yang sia sia. Coz sudah capek-capek ngaji (sampe laper), suara habis, cewek yang di taksir nggak ngelirik, pahala pun nggak juga nggak di dapet, capek deh…! (kasihan tuh malaikat Roqib yang nungguin)

Hebatnya lagi, suatu pekerjaan yang “mubah” bisa dihitung jadi amalan yang baik bila kita niatin Lillahita’ala, alias semata-mata karena Allah SWT. Apa tuh mubah? Mubah adalah suatu pekerjaan yang bila kita lakukan nggak dapet pahala dan bila kita tinggalkan juga nggak berdosa, hal yang merupakan fitrah manusia (manusiawi pokoknya) seperti makan, minum, tidur, buang air, dan lain-lain. Makan dan minum bila kita niatin ibadah akan mendapatkan pahala, bahkan buang airpun kalo kita niatin ibadah dapet pahala juga. Enak dong udah kenyang abis makan dan minum, hati tenang abis buang air, masih dapet pahala juga. Mau…?

Congrotulations! Niat tuh punya pengaruh yang cukup besar pada hasil pekerjaan kita. Berawal dari niat, sesuatu yang baik bisa jadi buruk dan sebaliknya yang buruk bisa jadi baik. So, bila ingin dapet dua pahala sekaligus dalam satu pekerjaan (sambil menyelam minum air nih)… Ayo kita luruskan niat! Ayo kita niatkan segala usaha kita semata-mata hanya untuk ibadah kepada Allah SWT, ‘key?

Ayo bersama-sama ucapkan Bismillahirrohmanirrohiimuntuk mengawali semua pekerjaan kita. Insya Allah segala usaha kita akan dicatat sebagai amal yang baik dan dapet hasil yang terbaik. Amiin…

Saturday, November 26, 2011

Pengertian Asyura

Imam Al-Qurtubhi menyebutkan bahwa Asyura berasal dari kata Asyara atau Asyirah yang berarti bilangan ke sepuluh.
Penggunaan kalimat Asyura berfungsi sebagai mubalaghah dan ta'dzim yang ebrabrti pengangungan.

Zain bin Munir menyebutkan bahwa dikatakan Asyura memiliki makna hari ke sepuluh dari bulan Muharram.

Puasa Asyura.
Secara istilah, puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram pada kelender Islam Hijriyah.
Dan inilah pendapat yang dipegang oleh para ulama salaf dan khalaf. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Said bin al-Musayyib, al-Hasan al-Basri, Malik, Ahmad, Ishaq danmasih banyak lagi.

Mari kita persiapkan diri untuk berpuasa Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharam (Mazhab Imam Syafi'i) yang akan datang sebentar lagi.
Insya Allah dalam di blog ini juga akan dimuat tentang keistimewaan puasa pada bulan Asyura ini.

Friday, November 25, 2011

3 Macam Mati Syahid

Uswah Islam setelah Subuh hari ini mengenai mati syahid.
Beberapa waktu yang lalu aku mendengar berita bahwa salah seorang teman yang merupakan masih muallaf telah meninggal dunia akibat terbunuh oleh temannya sendiri karena sesuatu hal (maaf yang membunuh teman lamanya, seorang kristiani), tepatnya pada bulan April 2011 yang lalu.
Innalilahi Wa inna Ilaihi Roji'un.
Semoga arwahnya diterima oleh Allah SWT.

Masih teringat, meskipun teman saya ini sudah menjadi jenazah, namun senyum tetap saja nampak dari bibirnya. Apakah ini termasuk salah satu orang yang mati syahid, semoga demikian.
Melalui berbagai sumber, akhirnya aku cari beberapa hal mengenai mati syahid.

Orang yang mati karena mempertahankan agama Islam, maka orang tersebut tergolong dalam mati syahid. Sungguh orang yang mati syahid akan ditempatlan di Surga oleh Allah SWT.

Ornag yang mempertahankan agama islam tanpa menghiraukan ancaman apapun untuk merubah keyakinannya, maka orang tersbut tergolong orang yang ingin hidup dan mati di jalan Allah SWT.

Mati Syahid dikategorikan dalam berbagau sebutan sebagai berikut:
1. Syahid Dunia Akhirat.
Yaitu orang-orang islam yang telah gugur di medan pertempuran untuk membela agama Allah SWT.

2. Mati Syahid Akhirat.
Yaitu orang-orangislam yang mati akibat kecelakaan, sakit perut, melahirkan, tenggelam, tertimpa longsoran batu dan sebagainya.

3. Mati Syahid Dunia.
Yaitu seorang prjurit yang telah gugur di medan perang dengan niat untuk membela agama Allah SWT dan mengharap rampasan perang.

Dan diantara syahid yang paling utama adalah mati syahid dunia dan akhirat.
Begitu mulianya orang yang mati membela agama Allah SWT, hingga jasadnya mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Thursday, November 24, 2011

Perfect

I always wonder; is it ever worth it?
To try and strive to be ever so perfect?

Who determines what perfect is and what isn't?
Who truly is so happy and lives so pleasant?

Who has never cheated, lied, hurt or has been hurt
Yet still is sweet and kind, and knows what a soul is worth?

Which mortal has lived heaven on earth?
Who can live and say, I will never die from the day of birth?

That sounds too good to be perfect.
Let me help define how a human is perfect.

Perfect is being able to forgive and forget,
To be able to realize your mistakes and repent,

To realize our bad, and promise to never do it again,
But then again, we're only humans in the end.


by Taysseer Kadri

kematian

Related Search :

Puisi, Puisi ingris, tentang pusi, motivasi, kata-kata motivasi, ingris puisi, puisi dalam bahasa inggris, english puisi, english poem, motivasi hidup, motivasi diri, motivasi kerja, teori motivasi, motivasi belajar, kata motivasi, cerita cinta, puisi cinta, puisi ibu, puisi romantis, puisi cinta, puisi sahabat, puisi chairil anwar, puisi persahabatan,
puisi religi, puisi islami, pantun, puisi ulang tahun.

Menjadi Pribadi Yang Bersyukur

sujud syukur
“Mereka (Para Jin) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya, di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur”. (Saba’:13)

Ayat ini mengabadikan anugerah nikmat yang tiada terhingga kepada keluarga nabi Daud as sebagai perkenan atas permohonan mereka melalui lisan nabi Sulaiman as yang tertuang dalam surah Shaad: 35, “Ia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”. Betapa nikmat yang begitu banyak ini menuntut sikap syukur yang totalitas yang dijabarkan dalam bentuk amal nyata sehari-hari.


Tampilnya keluarga Daud sebagai teladan dalam konteks bersyukur dalam ayat ini memang sangat tepat, karena dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda:

“Shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat nabi Daud; ia tidur setengah malam, kemudian bangun sepertiganya dan tidur seperenam malam. Puasa yang paling dicintai oleh Allah juga adalah puasa Daud; ia puasa sehari, kemudian ia berbuka di hari berikutnya, dan begitu seterusnya”.

Bahkan dalam riwayat Ibnu Abi Hatim dari Tsabit Al-Bunani dijelaskan bagaimana nabi Daud membagi waktu shalat kepada istri, anak dan seluruh keluarganya sehingga tidak ada sedikit waktupun, baik siang maupun malam, kecuali ada salah seorang dari mereka sedang menjalankan shalat. Dalam riwayat lain yang dinyatakan oleh Al-Fudhail bin Iyadh bahwa nabi Daud pernah mengadu kepada Allah ketika ayat ini turun. Ia bertanya: “Bagaimana aku mampu bersyukur kepada Engkau, sedangkan bersyukur itupun nikmat dari Engkau? Allah berfirman, “Sekarang engkau telah bersyukur kepadaKu, karena engkau mengakui nikmat itu berasal daripada-Ku”.

Keteladanan nabi Daud yang disebut sebagai objek perintah dalam ayat perintah bersyukur di atas, ternyata diabadikan juga dalam beberapa hadits yang menyebut tentang keutamaan bekerja. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang itu makan makanan lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri. Karena sesungguhnya nabi Daud as senantiasa makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”

Bekerja yang dilakukan oleh nabi Daud tentunya bukan atas dasar tuntutan atau desakan kebutuhan hidup, karena ia seorang raja yang sudah tercukupi kebutuhannya, namun ia memilih sesuatu yang utama sebagai perwujudan rasa syukurnya yang tiada terhingga kepada Allah swt.

Secara redaksional, yang menarik karena berbeda dengan ayat-ayat yang lainnya adalah bahwa perintah bersyukur dalam ayat ini tidak dengan perintah langsung “Bersyukurlah kepada Allah”, tetapi disertai dengan petunjuk Allah dalam mensyukuri-Nya, yaitu “Bekerjalah untuk bersyukur kepada Allah”. Padahal dalam beberapa ayat yang lain, perintah bersyukur itu langsung Allah sebutkan dengan redaksi fi’il Amr, seperti dalam firman Allah yang bermaksud, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”. (Al-Baqarah: 152), juga dalam surah Az-Zumar: 66, “Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.

Redaksi seperti dalam ayat di atas menunjukkan bahwa esensi syukur ada pada perbuatan dan tindakan nyata sehari-hari. Dalam hal ini, Ibnul Qayyim merumuskan tiga faktor yang harus ada dalam konteks syukur yang sungguh-sungguh, yaitu dengan lisan dalam bentuk pengakuan dan pujian, dengan hati dalam bentuk kesaksian dan kecintaan, serta dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk amal perbuatan.

Sehingga bentuk implementasi dari rasa syukur bisa beragam; shalat seseorang merupakan bukti syukurnya, puasa dan zakat seseorang juga bukti akan syukurnya, segala kebaikan yang dilakukan karena Allah adalah implementasi syukur. Intinya, syukur adalah takwa kepada Allah dan amal shaleh seperti yang disimpulkan oleh Muhammad bin Ka’ab Al-Quradhi.

Az-Zamakhsyari memberikan penafsirannya atas petikan ayat, “Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah” bahwa ayat ini memerintahkan untuk senantiasa bekerja dan mengabdi kepada Allah swt dengan semangat motifasi mensyukuri atas segala karunia nikmat-Nya. Ayat ini juga menjadi argumentasi yang kuat bahwa ibadah hendaklah dijalankan dalam rangka mensyukuri Allah swt.

Makna inilah yang difahami oleh Rasulullah saw ketika Aisyah mendapati beliau senantiasa melaksanakan shalat malam tanpa henti, bahkan seakan-akan memaksa diri hingga kakinya bengkak-bengkak. Saat ditanya oleh Aisyah, “Kenapa engkau berbuat seperti ini? Bukankah Allah telah menjamin untuk mengampuni segala dosa-dosamu?” Rasulullah menjawab, “Tidakkah (jika demikian) aku menjadi hamba Allah yang bersyukur”. (HR. Al-Bukhari).

Pemahaman Rasulullah saw akan perintah bersyukur yang tersebut dalam ayat ini disampaikan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal ra dalam bentuk pesannya setiap selesai sholat, “Hai Muaz, sungguh aku sangat mencintaimu. Janganlah engkau tinggalkan setiap selesai sholat untuk membaca do’a, “Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa berzikir (mengingatiMu), mensyukuri (segala nikmat)Mu, dan beribadah dengan baik”. (HR. Abu Daud dan Nasa’i).

Dalam pandangan Sayid Qutb, penutup ayat di atas “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur” merupakan sebuah pernyataan akan kelalaian hamba Allah swt dalam mensyukuri nikmat-Nya, meskipun mereka berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi tetap saja mereka tidak akan mampu menandingi nikmat Allah swt yang dikaruniakan terhadap mereka yang tidak terbilang. Sehingga sangat ironis dan merupakan peringatan bagi mereka yang tidak mensyukurinya sama sekali. Dalam hal ini, Umar bin Khattab ra pernah mendengar seseorang berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit”. Mendengar itu, Umar terkejut dan bertanya, “Kenapa engkau berdoa demikian?” Sahabat itu menjawab, “Karena saya mendengar Allah berfirman, “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”, makanya aku memohon agar aku termasuk yang sedikit tersebut.

Ciri lain seorang hamba yang bersyukur secara korelatif dapat ditemukan dalam ayat setelahnya bahwa ia senantiasa memandang segala jenis nikmat yang terbentang di alam semesta ini sebagai bahan perenungan akan kekuasaan Allah swt yang tidak terhingga, sehingga hal ini akan menambah rasa syukurnya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Allah swt berfirman diantaranya, “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur”. (Saba’:19). Ayat yang senada dengan redaksi yang sama diulang pada tiga tempat, yaitu surah Ibrahim: 5, Luqman: 31, dan surah Asy-Syura’: 33.

Memang komitmen dengan akhlaqul Qur’an, di antaranya bersyukur merupakan satu tuntutan sekaligus kebutuhan di tengah banyaknya cobaan yang menerpa bangsa ini dalam beragam bentuknya. Jika segala karunia Allah swt yang terbentang luas dimanfaatkan dengan baik untuk kebaikan bersama dengan senantiasa mengacu kepada aturan Allah swt, Sang Pemilik Tunggal, maka tidak mustahil, Allah swt akan menurunkan rahmat dan kebaikanNya untuk bangsa ini dan menjauhkannya dari malapetaka, karena demikianlah balasan yang tertinggi yang disediakan oleh Allah swt bagi komunitas dan umat yang senantiasa mampu mensyukuri segala bentuk nikmat Allah swt:

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (An-Nisa’:147) Allahu A’lam.

Sumber : Dakwatuna

Makanan yang Haram Dimakan

Orang yan tidak takut dengan memakan makanan haram, maka setan akan membuat makanan haram sebagai kepuasan baginya.

Untuk itu sebagai umat islam, pastikanlah bahwa kita mampu menghindari makanan haram yang telah disebutkan ini.
Di bawah ini ada beberapa makanan yang haram untuk di makan. Kita ambil saja dari ayat suci Al Qur'an.

Dalam Al Qur'an Surat Al-Maidah ayat 3, Allah SWT berfirman,

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالأزْلامِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لإثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Penjelasan singkat dari kata di atas:
Darah.
Darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.
Menyembelihnya maksudnya adalah.
Bbinatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati.

Anak Panah.
Al Azlaam artinya anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu

Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.

Pada Hari Ini:
Yang dimaksud dengan hari adalah  masa, yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.

Terpaksa.
Maksudnya adalah dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.

Jadi makanan yang haram untuk dimakan adalah:
  1. Bangkai
  2. Darah
  3. Daging babi
  4. Daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah
  5. Daging hewan yang tercekik
  6. Daging hewan yang terpukul
  7. Daging hewan yang jatuh
  8. Daging hewan yang ditanduk
  9. Daing hewan yang diterkam binatang buas, kecuali kalau kita sempat menyembelihnya
  10. Menyembelih untuk berhala
  11. Hewan yang diperoleh dari mengundi nasib dengan anak panah.

Wednesday, November 23, 2011

Tetap Shalat Saat Hamil Keluar Darah

Hamil dan Haid merupakan kodrat seorang wanita. Karena hal itu tak dapat digantikan oleh laki-laki. Sungguh merupakan kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada seorang wanita, dari itu bersyukurlah untuk menerimanya.
Ini merupakan salah satu cara Allah SWT untuk memuliakan seorang wanita.

Ketika darah keluar dari seorang wanita melalui jalannya, pada umumnya haid telah datang dan harus meninggalkan shalat. Lalu bagaimana jika pada saat hamil mengeluarkan darah, padahal kan secara medis sudah sangat jelas bahwa orang yang hamil tidak haid.

Bolehkah tetap mengerjakan shalat..
Terlepas dari sisi medis, ulama Fiqih menjelaskan bahwa saat hamil seorang wnaita tidak haid. Bilamana ada darah yang menyerupai haid keluar saat hamil, maka hal itu tidak dihitung sebagai darah haid. Melainkan sebagai darah penyakit atau istighadah.

Artinya, saat keluar flek maupun darah ketika dalam proses kehamilan, maka harus tetap mengerjakan ibadah sebagaimana mestinya. Tetap shalat 5 waktu atau shalat sunnah yang ingin dilakukan, sekaligus puasa bila ingin puasa.

Sebaik-Baiknya WANITA


sebaik-baiknya wanita adalah wanita tak pernah lupa akan kodratnya
menjadi istri solehah dan ibu yang hebat untuk anak-anaknya

sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang menutup auratnya
menjadikan malu sebagai tamengnya

sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang cerdas
cerdas dalam berpikir, berlogika dan berhati nurani

sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang menjaga kesuciannya
menjadikan mahkotanya sebagai sesuatu yang berharga dibandingkan dengan harta manapun

sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang lemah
lemah lembut ketika menghadapi kerasnya hidup

sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang kuat
kuat menahan peluh, kuat mengandung 9 bulan

sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang menangis
menangis dalam doa untuk suaminya, anak-anaknya serta kedua ibu bapaknya

Karya: Irma Devi Santika
Url : http://oroktumbilajadipamingpin.blogspot.com/



Related search :

Tuesday, November 22, 2011

Melatih Pasrah kepada Allah

Salah satu kegiatan untuk melatih rasa pasrah kepada Allah SWT adalah dengan melaksanakan shalat tahajud. Hal terpenting dari shalat tahajud adalah bisa merenungi hidup ini, melakukan instropeksi di hari kemarin dan memohon ampunan kepada Allah SWT dengan beristighfar penuh kekhusyukan.

Memohon diberikan kemudahan dalam melaksanakan aktifitas esok hari, dan yang lebih penting berdoa kepada Allah SWT agar dilapangkan rezeki.

Namun, yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaannya atau rutin. Lebih baik melaksanakan shalat tahajud dengan rakaat yang sedikit tapi rutin setiap hari daripada rakaatnya banyak tapi tidak rutin.
Sangat diperlukan konsistensi dan memiliki komitmen dalam melaksanakan shalat tahajud.
Sering terjadi rutinitas kurang, hingga membuat seseorang menjadi putus asa karena doanya tidak kunjung membuahkan hasil.

Rahasia shalat tahajud datang berbeda-beda caranya, ada yang cepat dan ada yang lambat.
Semua tergantung dari ridha Allah SWT dan cara berdoa.
Malah terkadang kita lupa bahwa doa merupakan permohonan hamba-Nya yang memasrahkan dirinya agar diampuni dosanya, diberikan kemudahan hidup di dunia dan di akhirat.
Dalam pelaksanaan, kita merendahkan diri di hadapan sang Penguasa Langit dan Bumi ini.

Semoga Allah SWT mengabulkan doa-doa hamba-Nya yang berserah diri pada saat-saat keheningan sepertiga malam dengan melaksanakan shalat tahajud.
Oleh karena itu, jangan lupa pula untuk selalu sadar diri bahwa akan ada hidup sesudah mati. Di dunia ini kita hanyalah seorang pengembara yang singgah sebentar lalu pergi kembali.

Senyumku Membuatku Mengeluh

assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..


Bismilah...*•Dengan•*´¯)Menyebut asmanya ku panjatkan puji syukurku kehadirotnya karna Kesmpurnaan kasih sayang-Nya benar-benar mengesankan.

Senyumku Membuatku Mengeluh

duhai sang penyempurna hidupku
kasihku padamu melebihi apa yang ku inginkan
kekuatan kasih syangmu meliputi hati kecilku
tak ku pungkiri segala yang kau berikan sungguh mengesankan

Kaki yang setiap hari dilangkahkan..
Sudahkah ditempat yang benar..
Tangan yang diayunkan..
Sudahkah tepat sasaran..
Mulut yang berbicara..
Sudahkah penuh kejujuran..
Mata yang melihat..
Sudahkah buta akan kemaksiatan..
Sungguh aku takut..
Gelisahku sendiri tanpa teman..
Mencari sedikit kesan tanpa keributan..
Karena hatiku kini butuh sandaran..
Walau sekedar nasehat & pelukan..

 wahai Pemilik ‘arsy yang Maha Terpuji dan dengan takdir-Mu yang dengannya Engkau ciptakan segala makhluk-Mu. Dan dengan rahmat-Mu yang dengannya Engkau luaskan segala sesuatu.

Ya Allah, wahai tempat segala pengaduan. Wahai Dzat yang mendengar segala bisikan. Wahai Dzat yang mengetahui segala yang tersembunyi. Duhai yang yang Maha Mampu menyingkap segala kesulitan.

“Ampuni Yaa Rabb Jika air mata yang tercurah terbumbui kecemasan dunia, , ,
Ampuni ketidakberdayaan hamba Yaa Rabb,,
Ampuni akan ketidak sabaran hamba ketika mendapatkan permasalahan dan musibah,,
Ampuni jika cinta hakiki hamba ,, kelezatan akan ,mengingat-MU tercemari cinta akan makhluq-MU
Ampuni ketidakberdayaan hamba,,,”

*• Amin-amin-amin Yaa Robbal `aalamin•*´¯)

♥Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir♥

puisi

Wassalamu 'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..

Monday, November 21, 2011

Menyantuni Anak Yatim Dijamin Surga

Subhanallah...
Betapa manusia tak kuasa untuk menentukan keadaan pada akhir hayatnya.
Sudah menjadi rahasia Allah SWT jika ada seseorang yang sebelumnya benci dan menzalimi anak yatim, kemudian bertobat hingga berbuat sebaliknya, menyantuni anak yatim dengan sepenuh hati.
Hanya Allah sajalah yang memiliki hak untuk memberikan hidayah kepada setiap hamba.

Allah SWT berfirman,


إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artnya:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
(QS. Al Qashash: 56).

Islam memerintahkan umatnya untuk menyantuni anak yatim dan seseorang yang melakukannya akan mendapatkan pahala yang luar biasa, bahkan merupakan sarana atau tiket untuk memperoleh surga.

Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya sehingga mencukupinya, maka ia pasti akan masuk surga."
(HR. Abu Ya'la dan Thabrani).

Dalam hadits lain.
Rasululah SAW bersabda,
"Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk."
HR. Ibnu Majah).

Tentang Cerai dan Rujuk

Dalam ajaran agama Islam, talak atau cerai merupakan perbuatan yang diperbolehkan, namun sagat dibenci oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda,
"Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talak."
(HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Baihaqi).

Dari hadits tersebut di atas ada kata halal dan dibenci.
Halal ini berarti boleh dilakukan, namun setelah dilakukan, perbuatan itu dibenci Allah SWT, dan otomatis Allah SWT tidak suka pasangan yang bercerai.

Lalu bagaimana dengan rujuk (kembali ke pernikahan setelah terjadi talak).
Dalam ajaran Islam, rujuk setelah terjadi talak diperbolehkan juga.
Suami yang ingin rujuk kepada istrinya, tidak perlu melakukan ijab kabul ulang atau nikah ulang, cukup dengan ucapan bil kalam, dengan syarat ada saksi.

Allah SWT berfirman,

الطَّلاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلا أَنْ يَخَافَا أَلا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Artinya:
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.
(QS. Al Baqarah: 229).

Ayat Inilah yang menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwadh. Kulu' Yaitu permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut 'iwadh.

Ayat tersebut di atas menjelaskan kepada kita bahwa talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya dengan talak dua, boleh rujuk kembali. Sebab perkataan suami saat talak tidak menandakan talak tiga.

Bagaimana Cara Rujuk.
Lalu bagaimana carany rujuk.
Caranya cukup sederhana saja dalam ajaran islam. Menurut ImamSyafi'i, rujuk tersebut dilakukan hanya dengan ucapan, bukan dengan perbuatan seperti jima' (hubungan suami istri).

Rujuk bisa dilakukan dengan ucapan misalnya,
"Saya rujuk lagi kepadamu."

Oleh karena itu, niat baik suami yang ingin rujuk merupakan anugerah terbesar dari Allah SWT.
Perbanyaklah doa dan meminta pertimbangan orang tua terlebih dahulu sebaiknya dilakukankalau ada niat ingin rujukkembali.

Sunday, November 20, 2011

Beradab Sebelum Berilmu

Pentingnya Adab sebelum Ilmu

Allah telah menganugrahkan kepada hamba-hamba-Nya nikmat yang besar dengan diutusnya Rasul yang paling mulia Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, da'i yang menyeru kepada Allah dengan idzin-Nya, dan sebagai lampu yang menerangi, yang telah diturunkan Al-Qur`an kepadanya, sebagai kitab yang memberi petunjuk, mengajarkan ilmu dan yang memperbaiki keadaan manusia. Allah berfirman:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُبِينٍ

"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
(Al-Jumu'ah:2)

Maka dakwahnya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam mencakup tiga hal utama, sebagaimana diterangkan dalam ayat yang mulia ini. Tiga hal itu adalah At-Tabliigh (menyampaikan ilmu), At-Tazkiyyah (pensucian jiwa) dan At-Ta'liim (mengajarkan ilmu). Adapun at-tazkiyyah maka yang dimaksud adalah mendidik jiwa agar menerapkan Islam, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta berakhlak dengan akhlak-akhlak yang utama dan adab-adab yang tinggi.

Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melaksanakan tugas ini yaitu mendidik dan mensucikan jiwa para shahabatnya dan mengajarkan kepada mereka adab-adab Islam sehingga berubahlah mereka yang tadinya keras, kaku dan kasar menjadi orang-orang yang lembut, luas akhlaknya dan baik dalam pergaulannya serta secara umum berakhlak dengan akhlaknya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai panutan ummat Islam, yang mana akhlak beliau adalah Al-Qur`an.

Para shahabatpun senantiasa melaksanakan tugas yang agung ini dalam menyebarkan Islam, di mana mereka bersungguh-sungguh dalam menyampaikan adab sebelum ilmu kepada murid-murid mereka dari kalangan tabi'in, dan mengarahkan mereka kepada akhlak dan adab pada dirinya, keluarganya, gurunya, teman-temannya serta seluruh manusia yang ada di sekitarnya, yang semuanya ini selayaknya dimiliki oleh seorang penuntut ilmu agar berpegang teguh dengannya.

Kemudian hal ini pun berpindah kepada tabi'in, di mana mereka menjadi para pengajar yang menjadi panutan dalam masalah adab dan ilmu bagi murid-muridnya. Dan demikianlah dari satu generasi ke generasi berikutnya, mereka senantiasa mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu agama itu sendiri.

Ucapan Para Imam tentang Pentingnya Adab

Al-Khathib Al-Baghdadiy meriwayatkan dari Al-Imam Malik bin Anas, beliau berkata: Berkata Ibnu Sirin: "Mereka (para shahabat dan tabi'in) mempelajari al-huda (petunjuk tentang permasalahan adab dan yang sejenisnya) sebagaimana mereka mempelajari ilmu." (Al-Jaami' li Akhlaaqir Raawii wa Aadaabis Saami', 1/79)

Dari Al-Imam Malik juga, dari Ibnu Syihab, beliau berkata: "Sesungguhnya ilmu ini adalah adabnya Allah, yang telah Allah ajarkan kepada Nabi-Nya dan demikian juga telah diajarkan oleh Nabi kepada ummatnya; amanatnya Allah kepada Rasul-Nya agar beliau melaksanakannya dengan semestinya. Maka barangsiapa yang mendengar ilmu maka jadikanlah ilmu tersebut di depannya, yang akan menjadi hujjah antara dia dan Allah 'Azza wa Jalla." (Ibid. 1/79)

Dari Ibrahim bin Hubaib, beliau berkata: Berkata ayahku kepadaku: "Wahai anakku, datangilah para fuqaha dan para ulama, dan belajarlah dari mereka serta ambillah adab, akhlak dan petunjuk mereka, karena sesungguhnya hal itu lebih aku sukai untukmu daripada memperbanyak hadits." (Ibid. 1/80)

Dari Ibnul Mubarak, beliau berkata: Berkata Makhlad bin Al-Husain kepadaku: "Kami lebih butuh untuk memperbanyak adab daripada memperbanyak hadits." (Ibid. 1/80)

Hal ini dikarenakan kalau seseorang sibuk memperbanyak hadits dan menghafalnya akan tetapi tidak beradab dengan adab-adab yang telah dipraktekkan oleh para ulama niscaya ilmu tadi tidak akan bermanfaat. Akan tetapi orang yang belajar adab niscaya dia akan terus mencari tambahan ilmu dengan diamalkan dan diterapkan adab-adab yang telah dipelajarinya.
Dari Zakariyya Al-'Anbariy, beliau berkata: "Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu sedangkan adab tanpa ilmu seperti ruh tanpa jasad." (Ibid. 1/80)

Dari Malik bin Anas bahwasanya ibunya berkata kepadanya: "Pergilah ke Rabi'ah lalu pelajarilah adabnya sebelum ilmunya." (Tanwiirul Hawaalik Syarh Muwaththa` Al-Imaam Maalik, hal.164)

Diambil dari Aadaabu Thaalibil 'Ilmi hal.23-25 dengan beberapa perubahan.
Buletin Al Wala' Wal Bara' Edisi ke-22 Tahun ke-3

Teruntuk Seorang Ikhwan Soleh

Ku tulis bait ini dalam rangkaian malamku yang panjang
KU ungkap getar ini dalam ragu yang tertahan…

Untukmu seorang ikhwan yang tak juga kunjung datang…
Aku bersama semua baktiku yang tertunda
Bersama sepotong cinta yang tak akan sempurna
Bila tidak juga kau ada…

Untuk calon suamiku yang tidak ku tahu ada dimana
Kelak bila kau datang izinkan bakti dan taatku melebur bersama senyummu..
Izinkan cinta dan kehormatanku terpatri kuat untuk menjaga kehormatanmu…

Untuk calon suamiku yang sedang berdakwah entah dimana
Ketahuilah…
Bahwa aku wanita asing bagimu
Nanti terangkanlah apa – apa yang tidak kumengerti darimu
Terangkanlah apa-apa yang tidak tersukai darimu
Agar istri solehah menjadi mahkota mendampingimu…

Untuk calon suamiku yang masih sibuk dalam kelelahanmu…
Ketahuilah bahwa aku selalu menunggumu..
Menunggu menjadi kendaraan yang nyaman buatmu..

Menjadi rumah yang lapang untukmu…
Menjadi penunjuk jalan yang lurus untukmu…
Menjadi penyejuk hatimu…

Dan Wahai engkau calon pengobat cintaku…
Bila nanti Allah rizkikan engkau untukku
Maka semoga aku juga menjadi rizki mulia untukmu…
Bersama menyempurnakan hati dalam Mahabah-Nya..
Menyemarakan dakwah dengan para Jundi – jundi Allah…
Aku bersama kesederhanaan yang terbalut takwamu…
Bersama menggapai perjuangan ini…
Yang karenamu Allah semakin sayang padaku…
Pada dakwahku…

reff: http://nike.rasyid.net/  

puisi

Related search :
Puisi, tentang pusi, motivasi,  pengertian motivasi, kata-kata motivasi, motivasi hidup, motivasi diri, motivasi kerja, teori motivasi, motivasi belajar, kata motivasi, cerita cinta, puisi cinta, puisi ibu, puisi romantis, puisi cinta, puisi sahabat, puisi chairil anwar, puisi persahabatan, puisi balada, puisi religi, puisi islami, pantun, puisi ulang tahun.

Saturday, November 19, 2011

Iri yang Diperbolehkan

Sebagai mutiara pada hari libur ini, ada hadits dari Rasulullah SAW yang memperbolehkan iri namun ada syaratnya.

Rasululah SAW bersabda,
"Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain."
(HR. Muslim).

Jadi iri yang dibolehkan ternyata ada 2 macam, yaitu orang kaya dan orang berilmu dengan syarat:
1. Kaya digunakan untuk kebaikan.
2. Berilmu (pandai) dan mengajarkannya kepada orang lain.

Terhadap dua orang itu kita boleh iri.

Puisi Andai Aku Masih Yang Dulu


puisi








Andai aku masih yang dulu
Maka pasti aku akan menyayangmu
Andai aku masih yang dulu
Mungkin tak ragu hati ini mencintai

Sayang sang waktu telah mengubah aku
Aku tidak bisa lagi jatuh cinta
Walau aku sangat menyukai gayamu
Senyummu harummu dan ceriamu

Sayangku kok ada sich yang seperti kamu
Wahai gadis impianku pujaan hatiku
Bukan salah waktu kita telat berjumpa
Namun takdir yang tak memihak pada kita





 (blogboleh)

Di Balik Rasa

Sampai Mati . . .
jiwa ini tak tenang...

saat si musim penantian berlalu,
ku hanya sendiri menunggumu
slalu teringat suara merdumu menyapa batinku
ku terpaku dalam angan yang menyeru
untuku sore ini hangati jiwamu

di balik rasaku yang sangat
ku tau ku tak mungkin menggapainya

tapi apalah arti sebuah rasa?

ingin kulupakan semua yang mengganjal dihati
ingin kuhentikan sejuta cinta dan sejuta rindu
ingin kuhentikan harap dan damba yang menyiksa

ingin kuberistirahat tak mikirkan apa apa lagi

semoga keinginanku trelaksana karena aku
sudah teramat jenuh dan rapuh
aku tak ingin dengar lagumu lagi
aku tak ingin membaca tulisanmu lagi

Kiranya kau tau perasaanku (i love u) mimpi


Friday, November 18, 2011

Setan tak Pernah Membuka Pintu Tertutup

Siang dan malam setan selalu gencar menggoda umat manusia dan hanya sedikit sekali mereka beristirahat. Namun sebagian besar setan melakukan aktivitasnya di kegelapan, yakni ketika malam telah tiba.

Rasulullah SAW bersabda,
Apabila telah datang senja hari, atau sore (menjelang malam) kepadamu, maka jagalah anak-anakmu, sebab saat itu setan sedang berkeliaran. Dan ketika malam sudah berjalan beberapa waktu, maka asingkan mereka (di dalam rumah) dan tutuplah pintu-pintu rumahmu, lalu sebutlah nama Allah.

Sebab setan tidak pernah membuka pintu yang tertutup.
Tutupilah semua bejanamu, dan sebutlah nama Allah SWT, dan kalau kamu hendak mengeluarkan sesuatu darinya, maka padamkanlah lampunya.

HR. Bukhari, Muslim, An-Nasai dan Ibnu Majah dari Jabir ra.

Ciri Pengikut Nabi dan Sahabat


Muqadimah

Dalam tulisan ini akan dijelaskan secara ringkas ciri-ciri utama Ahlus Sunnah wal Jama'ah yaitu pengikut Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dan Sahabatnya radhiyallahu anhum. Semoga kita termasuk manusia yang dianugerahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala ciri-ciri tersebut dan menjadikan kita istiqomah di atasnya, insya Allah.
بسم الله الرحمن الرحيم

1) Berpegang teguh dengan Al Quran dan As Sunnah dalam segala perkara khususnya ketika terjadi perbedaan pendapat.
Allah berfirman :

“Maka jika kalian berbeda pendapat dalam satu perkara, kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir”
( QS. An Nisa : 59 )



2) Memahami Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman para shahabat dan yang mengikuti mereka dengan baik dan tidak dipahami sesuai dengan hawa nafsu maupun tokoh tertentu.
Allah berfirman :

“Generasi pertama shahabat muhajirin dan anshor serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah meridloi mereka dan merekapun ridlo kepada Allah dan Allah siapkan untuk mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai mereka kekal di dalamnya itulah keberuntungan yang besar”
( QS. At Taubah : 100 )

3) Tetap istiqomah di atas kebenaran Al Quran dan As Sunnah walaupun dihina dan dijauhi oleh masyarakatnya, Rasulullah bersabda :

“Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang terang-terangan di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menghina mereka sampai datang perintah Allah (angin dingin yang mencabut nyawa setiap orang yang memiliki keimanan menjelang kiamat)”
( HR. Imam Muslim )

4) Tidak taqlid kepada madzhab atau tokoh tertentu tetapi melihat dalil yang dipakai. Bila sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah, diterima. Bila tidak, maka ditolak siapapun yang mengucapkannya.

Imam Malik, Rahimahullah berkata :

“Setiap orang bisa diambil ucapannya dan bisa ditolak kecuali Nabi ”
( Minhaj Al Firqoh An Najiyah : 10 )

5) Tidak pilih-pilih syariat, semua perintah Allah dan Rasul-Nya dilaksanakan semampunya dan semua larangan ditinggalkan tanpa terkecuali.

Allah berfirman :
“Apa saja yang dibawa oleh Rasul untuk kalian maka ambillah dan apa saja yang dilarang maka tinggalkanlah”
( QS. Al Hasyr : 7 )

6) Hanya menggunakan hadits - hadits shahih dan tidak menggunakan hadits - hadits dloif ( lemah ) dan maudlu’ ( palsu ), karena yang dloif ( lemah ) dan maudlu’ ( palsu ) itu merupakan bentuk berdusta atas nama Rasulullah . Beliau bersabda :

“Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah menempati tempat duduknya di neraka”
( HR. Imam Muslim dan lainnya )

7) Menegakkan seluruh jenis tauhid dan memberantas segala jenis syirik, karena ini adalah inti dakwah para Nabi dan Rasul .
Allah berfirman :

“Sungguh kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul untuk menyeru ( kepada umatnya ) beribadahlah hanya kepada Allah ( tauhid ) dan jauhilah sesembahan selain Allah ( syirik )”
( QS. An Nahl : 36 )

8) Menegakkan Sunnah ( ajaran Rasulullah ) dan memberantas segala jenis kebid’ahan, Rasulullah bersabda :

“Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, gigitlah dengan gigi geraham ( pegang erat-erat dan jauhilah perkara-perkara baru yang tidak diajarkan agama, karena hal itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat )”
(HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dishohihkan syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ )

9) Mendidik generasi umat dengan pendidikan yang sesuai dengan pendidikan Rasulullah dan para shahabatnya .

10) Giat menuntut ilmu syariat. Karena mereka yakin dengan ilmu ini dapat mengetahui dan mencontoh seluruh ajaran Rasulullah secara terperinci.
و الله أعلم بالصواب

Penulis: Al Ustadz Abu Ilyas Su’aidi As Sidawi

Sumber artikel darussalaf.or.id dengan muqadimah dari admin blog.

Kedustaan Abu Muhammad Al Maqdisi



MEMBONGKAR KEDUSTAAN AL – MAQDISIY DALAM KITABNYA PEMBONGKARAN YANG JELAS ATAS PENGKAFIRAN NEGERI SAUDI

OLEH: Asy – Syeikh Abdul ‘Aziz Ar Royyis

Penerjemah: Abu Ammar as – Salafi

Editor dan Peneliti: Mujahid as – Salafi

PENGANTAR REDAKSI

Segala puji bagi Alloh yang telah mencipkan gelap dan terang, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Akhir zaman Muhammad bin Abdulloh, para keluarga dan shahabatnya, serta orang – orang yang mengikuti jejak langkah mereka dalam berjuang di jalan Alloh. Telah beredar sebuah kitab dengan judul Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi) karya Abu Muhammad al – Maqdisiy Ishom Burqowi yang mana kitab tersebut berisikan racun – racun yang meracuni otak para kawula muda yang bermodal semangat dalam din tanpa bermodal ilmu. Karena itu dengan memohon pertolongan kepada Alloh kami akan menghadirkan bantahan kitab tersebut kepada para pembaca di Blog kami ini secara berseri. Dan kami katakan ”HAK PENERBITAN BUKU INI BEBAS BAGI SIAPA SAJA DAN DIPERBOLEHKAN BAGI SETIAP ORANG UNTUK MENCETAKNYA, MENTERJEMAHKANNYA SERTA MENYEBARKANNYA DALAM RANGKA MEMBUAT GERAM MUSUH-MUSUH ALLOH DARI KALANGAN KHOWARIJ PENERUS DZUL KHUWASIROH, DENGAN SYARAT TIDAK MELAKUKAN PERUBAHAN SEDIKITPUN TERHADAP ISINYA”, bagi pembaca yang ingin mendapatkan naskah asli dari kitab bantahan ini silahkan download disini.(Mujahid As – Salafi)

MUQODDIMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته…….. أما بعد

Sesungguhnya sikap adil dan sikap tengah tengah, serta sikap tidak berlebih lebihan dan tidak pula sikap mengurang-ngurangi adalah merupakan sikap yang dicintai dan diridloi oleh Alloh. Alloh berfirman:

Dan berlaku adillah sesungguhnya Alloh itu mencintai orang – orang yang berbuat adil….

Dan sesungguhnya sikap berlebih – lebihan di dalam syariat islam itu adalah harom hukumnya. Yang mana keharomannya itu lebih dasyat daripada keharomannya sikap mengurang – ngurangi dan sikap yang kaku/kering. Oleh karena itulah syariat islam sungguh telah berbicara dengan sangat tegas dan keras dalam perkara seputar Khowarij dan ahlul bida’ melebihi sikap tegas dan kerasnya dalam berbicara menyikapi terhadap orang – orang yang berbuat maksiat secara umum dari orang – orang yang cenderung mengikuti syahwat.
Dan sungguh pada perkara ini ada sebuah pelajaran yang sangat penting, yaitu bahwa sikap berlebih – lebihan itu memang dari jiwa yang berperasaan ini bisa menerima sikap berlebih – lebihan. Karena sikap berlebih – lebihan tersebut berbingkis dengan bingkisan agama dan dengan penuh rasa kesemangatan diatas sikap berlebih – lebihan yang dibingkis atau dihiasi dengan atas nama agama tersebut. Yang demikian itu memang akan sangat mudah untuk bisa diterima oleh jiwa seseorang selama seseorang tersebut tidak terbentengi dengan ilmu atau orang tersebut enggan untuk keluar dari perkataan – perkataan pembesar – pembesar Ahlul – Ilmi(Ulama’).

Dan sesungguhnya robb kita Alloh yang Maha suci telah memperingatkan dari sikap berlebih – lebihan yang menjerumuskan kepada meninggalkan sebuah kebenaran. Alloh berfirman:

Wahai Ahli Kitab janganlah kalian berbuat berlebih – lebihan di dalam agama kalian, dan jangan pula kalian berkata atas nama (agama)Alloh mlainkan dengan kebenaran

Dan termasuk dari deretan kitab – kitab yang memiliki sikap berlebih – lebihan adalah sebuah kitab yang berjudul “Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi)” yang pengarangnya adalah Abu Muhammad Al – Maqdisiy (‘Ishom Al Burqowi). Pensifatanku terhadap kitab tersebut dengan sifat berlebih – lebihan adalah merupakan dari suatu ahakan yang mana mari saya mengajakmuy kepada penelitian dalam keterangan/penjelasan isi kitab tersebut. Dan itu sebagaimana apa – apa yang terdapat dalam sampul kitab ini-yaitu kitab yang ada pada kedua tangan anda- dengan dalil dalil dan hujjah – hujjah serta kenyataan – kenyataan dan penukilan dari ahlul ilmi yang terdahulu maupun yang sekarang.

Maka apa – apa yang diserukan dan yang ditetapkan oleh pengarang kitab “Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi)” dari celaan – celaan dan pengkafirannya yang jelas terhadap ulama’ – ulama’ kita, seperti Al – Imam Abdul ‘Aziz bin Abdulloh bin Baz dan al – Imam Muhammad bin Sholeh al – Utsaimin serta selain keduanya dari kalangan para imam-imam Ahlus Sunnah-yang semoga Alloh selalu merohmati mereka baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal-. Dan dari pengkafirannya pula teradap para penguasa kita-yang semoga Alloh selalu membimbing mereka agar selalu mendapat petunjuk-Nya-, bahkan tidak hanya itu penulis kitab tersebut juga selalu menganjurkan dari sebuah penganjurannya atas pembunuhan dan pengrusakan di negara Al – Haromain (Saudi)-yang semoga Alloh menjaganya-. Semua ini yaitu apa yang diserukan oleh Abu Muhammad al – Maqdisiy (Ishom Burqowi) diatas adalah merupakan besarnay kejahatan, karena terkumpul padanya antara kerusakan agama dan juga kerusakan dunia*), oleh karena itu membantah kitab “Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi)” ini adalah merupakan suatu keharusan dalm rangka untuk menjelaskan apa-apa yang ada dalam kitab ini dari sebuah kejelekan – kejelekan, kekejian – kekejian dan dari kesombongan – kesombongan, serta perkataan – perkataan yang mengada- ada yang memeras atas sebagian Ahlus Sunnah –yang semoga Alloh menjaga mereka dari setiap Syubhat dan Syahwat- terlebih bagi para kawula mudalah yang diinginkan dan diincar oelh musuh – musuh, yang mana para musuh – musuh tersebut menjadikan kawula muda sebagai alat yang bisa dipakai untuk menyalakan api fitnah, dimana perasaan jiwa kawula muda akhirnya menjadi sangat tersibukkan dengan setiap fitnah bersamaan dengan rasa semangat yang berkobar – kobar dan berapi – api yang mereka nisbahkan kepada Agama. Yang mana para kawula muda itu pada hakekatnya dalam kondisi sedikit ilmu, meskipun mereka berjumlah banyak. Dan terlebih lagi kita ditimpa oleh suatu cobaan dengan keruwetan dan kekacauan “INTERNET” yang mana internet itu akhirnya menjadi suatu yang sangat berharga bagi orang – orang yang mempunyai kepentingan dan internet pun menjadi sebuah sarana untuk memamerkan syubhat – syubhat mereka (Ahlul Bathil) terhadap kaum muslimin.Maka ketika kitab ini yakni kitab Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi) menjadi sebuah kitab rujukan dan sebagai pedoman oleh kebanyakan orang – orang yang tertipu oleh mereka sebagai pemikiran dari kalangan orang – orang yang gemar mengkafirkan, dan menjadilah pemikirang tersebut saling dinukil oleh sebagian kelompok dari orang – orang bodoh yang hanya mengedepankan perasaan(Syahwat), kemudian mereka membawa dan menenggelamkan apa – apa yang ada dalam kitab tersebut dari sebuah racun terhadap kaum muslimin. Akhirnya sayapun meminta pertolongan kepada Alloh robb semesta alam untuk membantah kitab ini, yang bertujuan sebagai nasehat dan sebagai arasa takut serta khawatir terhadap orang – orang yang bertauhid, jika sampai syubhat – syubhat yang bertebaran lagi serampangan yang terdapat dalam kitab tersebut mengena dan memeras (hati dan pikiran) sebagian orang – orang yang bertauhid, yang mana setan dari golongan manusia dan jin senantiasa menghiasi dan mempercantik syubhat – syubhat yang berterbangan lagi serampangan tersebut sebagai tipu daya dan kedustaan yang menyesatkan. Oleh karena itu aku menamai kitab bantahan ini dengan judul “TABDIIDU KAWASYIFIL ‘ANIIDI FII TAKFIRIHI LIDAULATIT TUHID”. Dan aku menjadikan kitab bantahan ini menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
  1. Pengkafiran kitab Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi) Abi Muhammad al – Maqdisiy (Ishom Burqowi) terhadap dua imam yaitu imam Abdul ‘Aziz bin Abdulloh bin Baz dan imam Muhammad bin Sholeh al – Utsaimin.
  2. Membongkar lima syubhat Abu Muhammad al – Maqdisiy dalam pengkafirannya terhadap negeri Saudi-semoga Alloh menjaganya-
  3. Diskusi atas sebagian perkataan Abu Muhammad al – Maqdisiyyang lemah lagi tak berguna yang terdapat didalam kitabnya Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi)
  4. Sikap yang benar sesuai syar’I dalam mensikapi pemerintah.
  5. Sikap para Ulama’ as sunnah, para sastrawan dan Sejarahwan terhadap negara Saudi—semoga Alloh selalu menjaganya.
  6. Penutup.
Akhirnya saya memohon kepada Alloh untuk menjadikan bantahan ini sebagi petunjuk bagi orang – orang yang tersesat dan sebagai penjagaan bagi orang – orang yang mendapat petunjuk serta sebagai penolong untuk Tauhid dan para Muwahhidun (orang – orang yang bertauhid). Dan sebagai suatu kebenaran yang apabila telah memuntahgkan atas suatu kebatilan. Maka kebenaran tersebut pasti akan mengalahkan serta melenyapkan kebatilan itu, sebagaimana Alloh berfirman:
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ

Dan bahkan kami muntahkan dengan suatu kebenaran atas kebatilan, maka kebenaran tersebut mengalahkan dan melenyapkan kebatilan itu, maka jadilah kebatilan itu lenyap dan binasa. Dan kalian mendapatkan celaka dari apa – apa yang kalian sifatkan.

Dan sebelum permulaan bantahan ini maka sesungguhnya Aku memuji Alloh atas apa yang telah Alloh anugrahkan dengan bantahan ini berupa muqoddimahnya dari Asy – Syeikh Sholeh al – Fauzan, yang mulia Asy – Syeikh Abdul Muhsin al Abiikan dan juga yang mulia Asy – Syeikh Abdulloh al – Abiilan-semoga Alloh senantiasa menjaga mereka- untuk kitab ini.

Dan aku bersyukur kepada mereka atas muqoddimah ini dan atas apa yang telah memberikan faedah – faedah padanya dari sebuah pengarahan dan sebagai pengetahuan. Sesungguhnya saya telah menetapkan didalam catatan kaki sebuah catatan – catatan koreksi milik Asy – Syeikh al – Fauzan bersamaan dengan menisbahkan catatan – catatan koreksi tersebut kepada beliau…….. dan merupakan dari sutu hal yang saya tidak melupaknnya adalah ketika aku memperlihatkan kitab bantahan ini kepada syeikh kami al – Fauzan, maka beliau menyebutkan bahwa beliau memang senantiasa menantikan bantahan atas kitab Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi) milik al – Maqdisiy. Maka segala puji bagi Alloh yang telah memberikan taufiq serta kesuksesan untuk membantah kitab Al – Kawasyiful Jaliyyah Fii Takfiri ad Daulatis Su’udiyyah(pembongkaran yang jelas didalam pengkafiran Negara Saudi) milik al – Maqdisi tersebut.

*)Berkata Syeikh Fauzan dalam memberi catatan: dan kenapa dia khususkan Negara Saudi diantara negara – negara arab yang lain?!, apakah karena negara saudi itu paling jeleknya negara – negara Arob, ataukah karena negara Saudi merupakan pusat Negara untuk dunia Islam?, ataukah karena dia itu Abu Muhammad al – Maqdisiy (Ishom Burqowi) dibayar oleh musuh – musuh Negara Saudi ini sebagai rasa hasad dan kezholiman?!

BANTAHAN POINT I “PENGKAFIRAN AL MAQDISIY TERHADAP SYEIKH BIN BAZ DAN SYEIKH UTSAIMIN”

Al-Imam Abu Utsman Ash-Shobuni berkata :”Tanda yang palling jelas dari ahli bid’ah adalah kerasnya permusuhan mereka kepada pembawa Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam mereka melecehkan dan menghina ahli Sunnah. [Aqidah Salaf Ashabul Hadits hal. 14]

Maka petunjuk dan bimbingan dari ahlus sunnah adalah mereka menimbang dan mengukur orang-orang selain mereka itu dengan bagaimana sikap orang-orang tersebut terhadap ulama’ assunnah ahlul atsar pada zaman mereka. Jikalau sikap orang-orang tersebut adalah menentang ulama’ sunnah maka mereka pun membid’ahkannya dan tidak ada kehormatan.

Mereka juga menghajernya dan memperingatkan darinya kerena cacian dan cercaan serta penentangan dan merendahkan ulama’ assunnah adalah merupakan merendahkan assunnah, karena ulama’ assunnah adalah pembawa assunnah dan penjaga assunnah yang mana ulama’ asssunnah mereka berjalan meniti jejak dari assunnah.

Dan demikian halnya dengan keadaan Al Maqdisi ini seorang yang sangat durhaka (Ishom Al Barqowi). Maka dia sungguh telah mencerca dan mencela terhadap ulama’-ulama’ kita yang besar seperti Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin – semoga Alloh merohmati keduanya – pada beberapa tempat dari kitabnya ( ), dan termasuk dari cercaan dan celaannya adalah bahwasanya dia berkata: Dan engkau mengetahui kedustaan negara yang keji ini (yakni negara Saudi) yang mana negara Saudi ini telah merusak agama manusia dan telah menjadikan buruk tauhid manusia, serta engkau juga mengetahui kedustaan dan kesesatan pelayan-pelayan negara Saudi ini dari kalangan ulama’-ulama’ para penguasa. Engkau jangan mereka aneh dengan tidak adanya penistaan/pengembalian asal ke halaman-halaman kitab kawaasyif, karena kitab Al-Kawaasyif tersebut tidak mempunyai tampilan yang resmi autentik, bahkan kitab tersebut hanyalah ada di dalam internet, dan halaman-halamannya berubah-rubah seiring berbuahnya barisan tampilannya yang diturunkannya oleh setiap orang, oleh karena itu pengarang / Ishom Al-Barqowi tidak meletakkan halaman-halaman pada daftar isi, tapi dia hanya mencukupkan judul-judul/pokok-pokok bahasan.

Demikianlah Ishom Al-Barqowi, dia mensifati ulama’-ulama’ kita dan diantara mereka (para ulama’) yaitu Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, dan Al-Fauzan, bahwa mereka adalah pendusta dan sesat dan terkadang dia juga mensifati bahwa tauhid mereka adalah tauhid yang berubah, dan di tempat yang lain juga dia menuduh mereka bahwa sesungguhnya mereka adalah ulama’-ulama’ yang jelek, dan juga dalam perkataan dia terhadap negara Saudi dan fitnah Al-Harom / Masjidul Harom juga menukilkan omongan Juhaimin dalam Jarh dan celaannya terhadap Asy Syaikh Ibnu Baz, dan dia / Ishom Al Barqowi pun menetapkan omongan Juhaimin yang menjarh dan mencela Asy Syaik Ibnu Baz tersebut, dan dia Ishom Al Barqowi tidak mengingkarinya.

Dan dia / Ishom Al Barqowi menyatakan di tempat yang lain dengan nama Ibnu Baz dan juyga Ibnu Utsaimin – semoga Allah merohmatinya – dimana dia (Barqowi) mengatakan: Dan mereka para penguasa Saudi Arabia menyetir / menggiring ulama’, dan menjadikan sebagian dari ulama tersebut sebagai binatang ternak yang lembut dan nurut dan dengan tabir tutup tebal ini yang mereka para penguasa telah mengambilnya dari mereka para ahli ibadah dan para pendeta untuk menjadikan negara mereka sebagai negara Attauhid dan sebagai negara ilmu dan negara ulama’. Coba perhatikanlah bagaimana para syaikh ada di setiap tempat, inilah Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu Utsaimin dan syaikh-syaikh yang lainnya semuanya mereka bersama negara, pegawai negara dan mereka yang membela-bela dan melindungi negara ini (negara Saudi) …. Lantas apa yang kalian inginkan sesungguhnya tentang Al-Islam dan At-Tauhid…!! Demikianlah negara Saudi di dalam menyesatkan para rakyat.
- kemudian dia Barqowi berkata – : Sekarang tinggallah seorang yang bertauhid itu dapat mengetahui bagaimana sikap dari para ulama’ yang sesat yang mengeluarkan argumen dan bantahan membela pemerintahan Saudi Arabia. Para ulama yang tidur di dada pemerintahan Saudi Arabia, para ulama’ yang menyusu / menetek dari susu pemerintahan Saudi Arabia …. Maka dengarkanlah semoga Alloh selalu memberimu petunjuk padamu untuk agar selalu konsisten di atas kebenaran yang kita yakini dan kita beragama kepada Alloh dengan kebenaran yang kita yakini tersebut, dan tidaklah menyedihkan kita ocehan cercaan orang yang mencela jikalau kita selalu bersama kebenaran yang kita yakini, dan tidak pula menyedihkan kita kedustaan orang yang mengada-ada berkata palsu…. Maka sikap yang benar adalah bahwa para ulama’ tersebut harus dijahr / ditinggalkan, dan tidak menuntut ilmu dari mereka, dan mereka itu jangan dimintaki fatwa, karena ilmu itu sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian salaf adalah agama, maka perhatikan lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian, bahkan yang wajib adalah memperingatkan mereka dan menghajer mereka sehingga mereka kembali dan melepaskan dari sikap mudahanah / penjilat / mengambil muka para penguasa dan dari sikap condong kepoada para penguasa, dan juga dari sikap membantah mengeluarkan argumen membela para penguasa…. – kemudian Barqowi berkata – : Adapun jika mereka para ulama Saudi tersebut masih terus menerus selalu di atas keadaan mereka yang telah dirubah dan dibenci seperti demikian itu, maka wajiblah para ulama Saudi tersebut dihajer dan tidak boleh berhubungan bersama mereka ! (selesai perkataan Barqowi).

Maka ternyata demikianlah pandangan dan sikapnya Barqowi terhadap ulama sunnah di zamaannya, maka dia (Barqowi) adalah seorang mutbadi’ sesat dan tidak ada kehormatan untuknya, maka lalu lantas bagaimana apabila engkau pun mengetahui bahwa ternyata dia (Barqowi) tidak hanya berpandangan dan mensikapi ulama sunnah sebatas pensikapan kedholiman dan kejahatan seperti yang telah engkau ketahui itu akan tetapi ternyata justru dia (Barqowi) mensikapi para ulama sunnah tersebut kafir melebihi Yahudi dan Nashroni dengan anggapan karena ulama sunnah tersebut telah keluar dari agama Islam secara total.

Dia (Barqowi) telah berkata dalam risalahnya yang berjudul “Singkirkanlah Keledai Ilmu ke dalam Tanah”2 / catatan kaki Risalah ini dimaktabahnya di mimbar At Tauhid wal Jihad : Sungguh aku telah membaca surat kabar Arro’yu Al Urduniyah pada tanggal 16 SHofar 1417 Hijriyah yang bertepatan 2/7/1996 Masih ada sebuah berita yang berjudul (Hai’ah Kibarul Ulama di Negara Saudi Menjadi Susah dan Sedih Dengan Adanya Peristiwa Peledakan) dan datang di dalam berita tersebut (Hai’ah Majlis Kibarul Ulama di Kerajaan Arab Saudi telah sedih dan susah / terpukul terhadap adanya sebuah keterangan yang dinukilkan oleh surat kabar kerajaan kemarin tentang kejadian peristiwa peledakan dalam sebuah berita… – kemudian Barqowi berkata – Maka saya (Barqowi) katakan : Sungguh Alloh telah membuka kejelekan perkara kalian dan membongkar tabir kalian wahai ulama sesat…. Demi Alloh sekarang sungguh telah datang pada kami suatu hari yang dahulu kami menahan lisan-lisan kami dari masuk terjun ke dalam urusan kalian, dan kami menjaga diri kami dari menyibukkan dengan urusan perkara kalian, karena rasa takut kami dari kelirunya banyak berbicara dari perlawanan kami dan penyelewengan dari metode cara dakwah kami…. Dan kami dahulu itu hanya mencukupkan dengan memperingatkan para pemuda dari kesesatan kalian …. Sampai sehingga dikafirkan oleh orang yang telah mengkafirkan kami dikarenakan kami meninggalkan masuk terjun ke dalam mengkafirkan kalian…. Dan dahulu itu sungguh kami benar-benar mengharapkan agar kalian kembali atau agar kalian berubah, atau kalian mengganti, atau agar kalian, atau kalian membandingkan tentang kalian sama serupa dengan hadits Nabi Sholallohu Alaihi Wasalam, “Biarkan mereka, agar manusia tidak berbicara bahwa Muhammad itu telah membunuh sahabatnya”. Akan tetapi kalian sungguh amat sangat disayangkan justru kalian tidaklah bertambah melainkan hanyalah kesesatan dan kesewenang-wenangan, dan penyelewengan dari kebenaran dan berlepas diri dari At Tauhid, dan menggiring kepada thogut-thogut dan kepada kesyirikan dan tandingan…. – kemudian dia (Barqowi) berkata – Maka tempat kembali kalian jika kalian tidak bertaubat dan tidak mengadakan perbaikan dan juga menjelaskan kebenaran, adalah sebagaimana tempat kembali orang yang telah Allah katakan tentangnya :
Yang artinya : “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia ikuti oleh syaithon sampai dia tergoda maka jadilah dia termasuk orang-orang yang tersesat. Dan kalau kami menghendaki sesungguhnya kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia justru cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaan dia seperti anjing jika kamu membawanya maka diulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia pun tetap menglurukan lidahnya juga. Demikianlah itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar mereka berpikir.

Maka ulama sunnah dan tauhid Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin dan Al Fauzan dan Al Ghodyan dan Ali Syaikh – semoga Alloh selalu merohmati mereka yang masih hidup atau yang sudah meninggal – mereka telah berlepas diri dari At Tauhid dan mereka adalah kafir menurut Al Barqowi, hanya saja Barqowi tidak menampakkan pengkafirannya terhadap mereka karena untuk menjaga kemaslahatan sebagaimana Nabi Sholallohu Alaihi Wassalam menjaga kemaslahatan dengan tidak membunuh orang-orang munafiq “Sehingga manusia tidak berbicara bahwa Muhammad itu telah membunuh sahabatnya”.
Maka semoga Alloh menjelekkan dan menghinakan Al Barqowi dan juga semoga Alloh menjelekkan dan setiap orang membela Al Barqowi setelah orang tersebut mengetahui bahwa keadaan Al Barqowi sangat jelek dan hina seperti ini. Dan sesungguhnya pengetahuan pembaca yang sunni terhadap apa-apa yang telah berlalu ini adalah cukuplah untuk agar tidak menghitung atau menganggap keilmuan dan penukilan dan pencelaan Al Maqdisi ilmu adalah agama yang tentu tidak boleh diambil dari orang sangat pembohong dan pendusta yang mencakar seperti Abu Muhammad Al Maqdisi ini dan juga ada sesuatu yang akan saya suguhkan kepadamu wahai pembaca tentang keadaan Abu Muhammad Al Maqdisi ini, saya bawakan dari suatu kejadian yang diketahui oleh orang yang telah berkawanan dan bermajlis dengan Abu Muhammad Al Maqdisi ini, dia adalah (Ihsan Al Utaibiy)1 catatan kaki Ihsan Al Utaibiy ini ma’ruf / dikenal oleh banyak tempat Islam dan dia punya para pengikut, maka jaminan dan tanggungan atasnya dalam apa yang saya nukil ini. Maka dia Ihsan Al Utaibiy telah menyebutkan tentang Abu Muhammad Al

Maqdisi sesuatu perkara perbuatan maksiat, inilah sebagiannya :
1. Sesungguhnya Abu Muhammad Al Maqdisi tidak mau sholat di belakang kaum muslimin, akan tetapi dia justru bersembunyi di dalam WC-WC sehingga sampai manusia / kaum muslimin selesai sholat.
2. Dia Abu Muhammad Al Maqdisi tidak membolehkan sholat di belakang Al Hudzaifi (imam masjid Nabawi) dan As Sudais(Imam masjidil Haram).
3. Dia Abu Muhammad Al Maqdisi berpendapat bahwa harta polisi adalah halal untuk diambil atau dicuri, dan dia pun telah mencuri senjata dan harta salah satu seorang polisi muslim.
4. Dia Abu Muhammad Al Maqdisi berpendapat bolehnya mengkoyak kehormatan wanita-wanita muslim, karena wanita-wanita muslimin itu adalah budak, dan tentunya pendapat ini kembali pada karena pengkafirannya terhadap wanita-wanita muslimin.

Dan setelah muqodimah Syaikh kami Alallaamah Sholih Al-Fauzan – semoga Alloh selalu memberi taufiq padanya – untuk kitab ini (tabdlidu kawaasyifil ‘aniidi fii takfiirihi lidaulatid tauhiidi) maka beliau meminta pada saya untuk agar saya mencari tambahan dari data-data tentang keadaan Al Maqdisi ini, terlebih lagi dalam seputar ilmu syar’i, maka telah sampai pada saya bahwa Asy Syaikh ABdulloh As Sabt – semoga Alloh selalu memberinya taufiq – beliau sangat mengetahui tentang keadaan Al Maqdisi ini. Maka aku pun menelponnya dan terjadilah saling menjawab bersamaku – semoga Alloh membalas padanya kebaikan – dan beliau pun mengirimkan kepadaku biografi Muhammad Al Maqdisi ini yang mencangkup / memuat seputar apa-apa yang menunjukkan atas kebodohan agamanya dan sesungguhnya hanyalah angin syubhat-syubhat mengamuk bertiup keras dengannya ke kanan dan ke kiri – kita minta kepada Allah kesehatan dan kekuatan.

Berkata Syeikh Abdul Aziz ar Royyis:
Setelah saya menulis surat kepada Syeikh Abdulloh As Sabt, kemudian sayapun memnulis kembali surat kepada beliau yang isinya adalah sebagai berikut:
Kepada yang Mulia
 Asy Syeikh Abdulloh as Sabt-semoga Alloh senantiasa menjadikan beliau sebagai pembela sunnah-
As Salamu ‘alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh….

Adapun sesudah itu:
Saya sungguh berterimakasih kepadamu atas apa yang telah anda bersedia dengannya yaitu berupa keterangan – keterangan tentang seorang yang gila yakni “Abu Muhammad al Maqdisiy Ishom al Burqowiy”-semoga Alloh mencukupkan kaum muslimin dari kejelekannya-. Karena itu berikut ini adalah sebagian pertanyaan yang saya senang dan berharap anda bersedia memerikan jawaban atasnya:

Pertanyaan ke 1       : bagaimana   keadaan  Abu Muhammad  al Maqdisiy secara
  keilmuan,  apakah  dia  telah menimba Ilmu dari salah  satu
  seorang ulama’ disaat dia tinggal di Kuwait?

Pertanyaan ke 2       : apa dampak     negative        (Abu Muhammad al Maqdisiy)
  terhadappara    saudara – saudara di Kuwait dan umumnya
  bagi dunia Islam termasuk Negara Saudi?

Pertanyaan ke 3       : apakah  anda mengira bahwa Abu Muhammad al Maqdisiy
  Adalah   orang yang mengarang kitab Al Kawasiful Jaliyyah
  fii Kufri Daulatis Su’udiyyah?
 
Saya mohon kepada anda agar memberikan sekaligus sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Dan semoga jawaban anda menjadi suatu dasar sebagai tempat pengambilan keterangan tentang orang gila ini. Semoga Alloh membalas anda dengan sutu kebaikan……

Kemudian beliau nengirimkan kepada saya pertanyaan tersebut, inilah konteks jawabannya:

Bismillahir rohmanir rohim
Saudaraku yang mulia Asy Syeikh Abdul Aziz Ar Rosyyis-semoga Alloh selalu memberikan taufiq padanya-. Amin
Wa’alaikum salam wa rohmatullohi wa barokatuh:
Selanjutnya: saya senang untuk menyebutkan apa yang saya ketahui terkhusus tentang Abu Muhammad al Maqdisiy dengan menyandarkan terhadap pembahasan yang telah lalu.

Jawaban atas pertanyaan ke 1 anda :
a.    Terkait apa yang saya ketahui bahwa sesungguhnya laki – laki ini (Abu Muhammad al Maqdisiy) belum pernah menimba ilmu disisi para Masyayikh di Kuwait, akan tetapi puncak dari belajarnya adalah kepada Muhammad Surur dan tidaklah diketahui pula bahwa dia belajar kepada Masyayikh pembawa Aqidah salafiyyah di Kuwait.
b.    Setelah dia kembali dari Afghonistan, dia langsung berhubungan dengan sisa – sisa kelompok Juhaiman di Kuwait dan mereka tidak menimba Ilmu bahkan kebanyakan mereka berbicara tentang (kejelekan) penguasa serta kebanyakan mereka berbicara masalah pergerakan dan pembangkitan (keterpurukan Islam). Mereka sungguh disayangkan dalam pokok permasalahan al wala’ wal Baro’, mereka tenggelam pada pengkokohan dan dukungan untuk Ikhwanul Muslimin, dan mereka memerangi para Salafiyyin dengan tuduhan bahwa mereka adalah pegawai sebuah sitem aturan.
c.    Orang laki – laki ini(Abu Muhammad al Maqdisiy) bukanlah seeorang penuntut ilmu. Oleh karena itu sesungguhnya ilmu yang ia dapatkan dari Muhammad Surur dan dari semisalnya hanyalah ilmu As Siyasah Al Hauja’(politik yang berjalan cepat) yang ilmu tersebut sebenarnya tidak pantas dan tidak layak bagi ummat ini .
Dan ringkas perkataan sesungguhnya mereka itu adalah suatu kelompok dari kalangan orang – orang yang mengetahui dan mempunyai pemikiran As Siyasah al Hauja’ ini. Mereka tidaklah termasuk para penuntuk ilmu, akan tetapi mereka hanya sekedar menghafal beberapa kumpulan nash – nash/dalil – dalil kemudian mereka mengambil sebagiannya untuk apa yang mereka inginkan tanpa kembali pada keterangan ahlul ilmi dan ini merupakan cirri khas mereka, baik kelompok takfir di Mesir atau selainnya atau juga pada kelompok Juhaiman.

Jawaban pertanyaan yang ke 2:
Adapun pengaruh orang sesat ini di Kuwait seungguh lemah, dikarenakan beberapa perkara diantaranya:
a.    Sesungguhnya Abu Muhammad al Maqdisiy telah meninggalkan Kuwait semenjak waktu yang lama sebelum nampak pemikiran takfir pada dirinya dan sebelum Nampak pula pemikiran takfir pada kelompok sisa – sisa Juhaiman.
b.    Sesungguhnya pengaruh pemikirannyaa itu pada pemuda Palestina secara khusus, dikarenakan dia adalah orang Palestina sehingga ia tidak biasa menyebarluaskan pemikiran takfiri di Negara Kuwait sebagaimana selain dia dari kalangan orang – orang asal Kuwait juga ikut andil dalam menyebarluaskan.
c.    Sesungguhnya yang paling utama dan penting bahwa barisan Salafi yang berhubungan dengan Ulama’ sangatlah kuat di Kuwait-segala puji hanya milik Alloh- maka keutamaan daerah – daerah Kuwait berisi penuh dengan saudara – saudara kami para salafiyyin dari kalangan penceramah – penceramahdan dari kalangan pengajar, karena itu hal ini menghalangi tersebarnya pemikiran takfiri. Oleh karena itu para Qutbiyyun (para pengikut sayyid Quthb) dan kelompok Harokah Ilmiyyah yang berasal dari Kuwait tidak berani menampakkan dengan jelas dan terang madzab mereka dalam hal memberontak kepada penguasa dan mengkafirkannya, akan tetapi mereka hanyalah menyesatkan manusia yang kondisi mereka bodoh dan suka marah.
d.    Akan tetapi tidak diragukan bahwa mereka memiliki pengaruh atas sebagian pemuda, akan tetapi saya yakini bahwa pengaruh mereka di Negara Saudi sangatlah lemah. Karena itu mereka yang mengharumkan dan memelihara manhaj Sayyid Quthb disana hanyalah menyandarkan perkataan semisal ini dan itu    kepada sayyid Quthb, kalau tidak seperti itu maka sangatlah sulit.

Jawaban pertanyaan ke-3:
Adapun kitab Al KawaSyiful Jaliyyah Fii Kufri Daulatis Su’udiyyah, maka sungguh ketika saya pertama kali meneliti kitab tersebut dan kesepakatan para orang yang membaca pada saat tersebarnya di Afghonistan, menyimpulkan bahwa kitab Al Kawasyiful Jaliyyah Fii Kufri Daulatis Su’udiyyah ini adalah hasil karya dari kalangan Masyayikh Su’udiyyah dan selainnya yang berpemikiran takfir serta kitab tersebut belum dinisbahkan kepada Abu Muhammad al Maqdisiy kecuali pada saat akhir – akhir ini.
Barang siapa yang mendalami padsa konteks – konteks kitab Al KAwasiful Jaliyyah tersebut tentu akan Nampak baginya dengan jelas bahwa pengarang kitab tersebut lebih dari satu orang, sebagaimana pula keadaan kitab “Ma’alimul Intholaaqotil Kubro” yang tersebar pada masa itu. Setiap orang yang meneliti cara – cara metode penulisan pada kitab Al Kawasyiful Jaliyyah dan meneliti kitab al Maqdisiy yang lain maka akan Nampak jelas baginya suatu keadaan antara dua ungkapan.

Oleh karena itu saya memastikan bahwa kita Al Kawasyiful Jaliyyah dibikin tanpa meminta pendapat pihak yang yang menyiarkan pada saat itu dan kitabnya (Al Kawasyiful Jaliyyah itu) merupakan hasil dari orang – orang Jaziroh araob. Pemastian dan penetapanku mengenai hal ini semenjak dahulu sebelum nampaknya fitanh ini.

Sebagaimana saya juga telah memastikan dan menetapkan bahwa kitab Rof’ul Iltibas yang disandarkan kepada Juhaiman juga bkan merupakan karangan Juhaiman.

Sesungguhnya cara metode penulisan pada kitab Al Kawasyiful Jaliyyah adalah metode yang sangat memuaskan dan tulisn – tulisan yang jelas menunjukkan bahwa pengarang kitab Al Kawasyiful Jaliyyah adalah seorang yang kokoh dalam mendalami berita penduduk Nejd, sedangkan data – data pengetahuan ini tidak terpenuhi oleh Abu Muhammad al Maqdisiy dan juga tidak terpenuhi pula oleh Muhammad Surur waktu itu.

Maka ringkasnya bahwa kitab Al Kawasyiful Jaliyyah ini ditulis oleh anak – anak Jaziroh arob dari kalangan orang – orang yang dendam terhadap Negara Saudi dan sepertinya orang yang member data – data secara terbuka dan penyiaran – penyiara mengenai Negara Saudi adalah orang yang bernama “Faqih”. Oleh karena itu orang yang membaca kitab Al Kawasyiful Jaliyyah akan mendapatkan penggabungan dua metode penulisan.

Inilah apa yang dapat saya sampaikan dalam perkara ini, dan hanyalah kepada Alloh saya meminta agar menolong Ahlul Haq untuk membongkar para pengekor hawa nafsu. Sungguh membongkar aib – aib dan kejahatan mereka adalah Jihad di jalan Alloh.
والله هادي للحق
كتبه محبكم
أبو معاوية/ عبد الله السب
Dan Alloh-lah dzat yang member petunjuk kepada kebenaran
Telah menulisnya orang yang mencintaimu Abu Mu’awiyah/Abdulloh As Sabt