Jikapun benar, sebenarnya ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan lagi, tapi tetap saja semakin mempertanyakan posisi Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina.
Menurut Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman pada hari Senin (28/3) kemarin, Abbas mendesak Israel untuk membantai Hamas di Gaza pada invasi Cast Lead Israel tahun lalu.
"Sepanjang tahun lalu, saya menyaksikan Abbas dalam performanya yang terbaik. Pada Operasi Cast Lead, Abbas menemui kami (Israel) secara pribadi, meminta kami menggulingkan Hamas dan menyingkirkannya dari kekuasaan," kata Lieberman kepada harian Maariv Israel. "Namun, sebulan setelah operasi berakhir, ia mengajukan gugatan terhadap kami kepada Mahkamah Internasional di Den Haag atas kejahatan perang. Apakah itu partner?"
Ajudan Abbas membantah keras tuduhan itu, dan menyebtukan bahwa pemerintah Israel sengaja mengulur waktu perundingan yang digagas AS. "Ini tidak benar. Ini adalah kampanye Israel dalam pencemaran nama baik ... Israel menciptakan suasana untuk menghancurkan setiap kesempatan proses perdamaian," begitu Nabil Abu Rdainah menyanggah.
Seperti kita ketahui, Israel meluncurkan serangan brutal selama tiga minggu di Gaza pada 27 Desember 2008. Sebanyak 1.400 orang Palestina gugur dalam insiden itu, sebagian besar adalah warga sipil, sementara Israel hanya kehilangan 10 tentara dan tiga warga sipil.
Menanggapi ini, Hamas langsung mengeluarkan pernyataan, "Pernyataan itu menegaskan kembali fakta bahwa Mahmoud Abbas tidak cocok untuk mewakili rakyat Palestina. Abbas bersekongkol melawan umat-Nya selama perang," demikian juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri.
Terutama sejak tahun 2006, Abbas memang telah terang-terangan berseberangan dengan Hamas setelah Hamas dengan telak memenangkan pemilu Palestina. Selain itu juga, Hamas meminta Abbas untuk meninggalkan perundingan dengan Israel, sesuatu yang tak pernah bisa ditinggalkan oleh Abbas. (sa/aby) eramuslim