Monday, March 29, 2010

Zionis-Israel Serius akan Serang Jalur Gaza


Benjamin Netanyahu sebelum membuka rapat mingguan kabinet kemarin (Ahad,28/3) mengancam akan menyerang Jalur Gaza
Hidayatullah.com--Pejabat senior kabinet  Zionis Israel mengancam akan mengerahkan pasukan militer menyerang Jalur Gaza. Perdana Menteri  Zionis, Benjamin Netanyahu sebelum membuka rapat mingguan kabinet kemarin (Ahad,28/3) mengancam akan menyerang Jalur Gaza.
 
Senada dengan Netanyahu, Menteri Keuangan Israel, Yuval Steinitz dalam wawancara dengan radio  Zionis kemarin (Ahad,28/3) mengatakan, cepat atau lambat Hamas yang menguasai Gaza harus dimusnahkan.
 
Serangan Zionis tahun lalu ke Jalur Gaza menewaskan sekitar 1500 warga Palestina dan menciderai ribuan lainnya. Perjuangan muqawama Palestina berhasil memaksa mundur tentara  Zionis dari Jalur Gaza.
 
Pecah
 
Sementara itu, Partai kiri-tengah Israel Buruh Israel akan bersidang pada bulan mendatang untuk membahas keluar dari pemerintah, kata menteri pada Ahad, di tengah rundungan perselisihan antara Israel dengan Amerika Serikat atas permukiman.
 
“Kelompok parlemen kami akan bersidang sesudah Paskah Yahudi untuk mengaji ulang peranserta kami di pemerintahan gabungan ini,” kata Menteri Sosial Isaac Herzog kepada radio umum Israel.
 
Pada awal bulan ini, anggota lain Buruh, Menteri Pertanian Shalom Simhon, menyatakan partai itu mempertimbangkan mundur dari pemerintah ganas Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akibat sengketa dengan Amerika Serikat.
 
Simhon mengecam pengumuman rencana membangun 1.600 rumah baru bagi pemukim di Yerusalem timur saat kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang memicu perselisihan itu dan menyebutnya “kesalahan gawat.”
 
Kementerian dalam negeri Israel menyatakan menyetujui pembangunan 1.600 rumah baru di Ramat Shlomo, permukiman Yahudi di bagian timur Yerusalem, yang berpenduduk sebagian besar suku Arab.
 
Langkah bermasalah itu membuat marah Palestina, yang menganggap permukiman menjadi perintang utama pada persetujuan perdamaian, dan yang ingin Yerusalem yang dicaplok Israel itu sebagai ibu kota negara masa depan mereka. [afp/ant/irb/www.hidayatullah.com]