Dimanakah Para Pemuda?
Para pemuda -semoga Allah merahmati kalian- bukanlah sesuatu yang asing bagi kita bahwa kaum muda adalah pelopor berbagai perubahan di berbagai penjuru dunia.
Namun, yang menjadi pertanyaan ialah ke arah mana perubahan itu hendak dijalankan; kepada kebaikan ataukah keburukan? Sementara kita semua menyadari kandungan firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. ar-Ra’d: 11).
Dari situlah, maka kesadaran generasi muda untuk menjadi garda terdepan perjuangan umat Islam merupakan modal besar perubahan ini. Para pemuda yang tidak terlalaikan oleh kesenangan dunia yang fana dan tidak terpedaya oleh tipu daya Iblis dan bala tentaranya yang kian hari kian menggoda. Para pemuda yang mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya. Yang dengan kecintaan itu mereka rela berjuang di jalan-Nya, dengan harta mereka, ilmu, bahkan kalau perlu nyawa mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan tidak pernah berperang atau tidak pernah terbersit di dalam hatinya keinginan untuk berperang maka dia meninggal di atas salah satu cabang kemunafikan.” (HR. Muslim). Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seorang mujahid itu adalah yang berjuang menundukkan hawa nafsunya dalam rangka ketaatan kepada Allah.” (HR. Ahmad).
Para pemuda -semoga Allah menambahkan kepada kita ilmu dan kesabaran- sesungguhnya kondisi akhir zaman yang dipenuhi dengan fitnah dan kekacauan membutuhkan kehadiran sosok para pemuda yang ‘tumbuh di atas komitmen untuk tetap beribadah kepada Allah‘, para pemuda yang ‘hatinya bergantung di masjid’, para pemuda‘yang memiliki rasa takut yang dalam kepada Rabbnya’, para pemuda yang ‘beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran’, para pemuda yang ‘apabila diingatkan tentang Allah maka muncullah rasa takut dan khusyu’ di dalam hati mereka’, para pemuda yang ‘apabila dibacakan ayat-ayat-Nya maka bertambahlah iman mereka’, para pemuda yang‘bertakwa kepada Allah di mana saja mereka berada’, para pemuda yang ‘berdakwah kepada tauhid di atas ilmu yang nyata’, para pemuda yang ‘memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar’, para pemuda yang menjadi ‘teladan dalam kebaikan, senantiasa patuh kepada Allah, cenderung kepada kebenaran dan berlepas diri dari segala praktik kemusyrikan’, para pemuda ‘yang senantiasa mengembalikan perselisihan mereka kepada Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya’, para pemuda yang ‘senantiasa menghormati kedudukan para ulama dan penguasa umat Islam’, para pemuda yang‘mengisi hari-harinya dengan dzikrullah’ dan ketaatan serta ‘menjauhi nyanyian setan’dan ‘menjauhkan diri dari pintu-pintu kemaksiatan’.
Pada hari ini, wahai para pemuda… manusia-manusia yang tidak mau mengenal agama -bahkan membencinya- tak ubahnya seperti srigala berbulu ‘biduanita’. Mereka menjual agama demi mendapatkan fatamorgana, mereka menggiring para pemuda untuk sedikit demi sedikit meninggalkan benteng-benteng agama (yaitu majelis ilmu dan kitab para ulama) menuju ‘kamp-kamp pembantaian’ yang telah merusak agama, harga diri dan kehormatan ribuan para pemuda. Para pemuda yang telah menjadi tawanan Iblis, para pemuda yang lalai akan tujuan hidupnya, para pemuda yang tercipta seolah-olah hanya untuk dunia, para pemuda yang tidak mengenal masjid kecuali hari Jum’at saja, para pemuda yang tidak mengenal al-Qur’an kecuali di saat Yasinan pula, para pemuda yang tidak mengenal salawat kecuali di sela-sela antara adzan dan iqomat -itupun salawat yang dibuat-buat-, para pemuda yang silau oleh kebudayaan barat dan lupa akan keteladanan kaum salaf kebanggaan umat. Aduhai, para pemuda… dimanakah kalian berada? Musuh berada di hadapan, sementara kalian terbirit-birit meninggalkan benteng pertahanan!!Allahul musta’aan…
http://abumushlih.com/dimanakah-para-pemuda.html/