Pelajaran terbesar yang diberikan oleh Nabi Ibrahim kepada kita adalah kecintaan kepada Allah harus melebihi kecintaan kepada apa dan siapapun termasuk anak dan istri.
Dalam suatu kisah Kurban, betapa besar pengorbanan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail, putra satu-satunya.
Karena kecintaan kepada Allah, perintah itu dilakukan.
Ternyata Allah hanya menguji saja.
Sebab pada saat akan disenbelih, ternyata Allah menggantikannya dengan domba.
Pelajaran pertama yang dipetik.
Kita harus lebih mngutamakan perintah dan beribadah kepada Allah daripada yang lainnya.
Ini juga diperingatakan dalam al-Qur'an,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anakmu menjadi penghalang bagimu untuk ingat kepada Allah.
Barang siapa yang melakukan itu, maka dia termasuk orang yang merugi."
Pelajaran kedua yang bisa kita petik.
Bagaimana kita bisa meniru Nabi Ibrahim dalam mendidik putranya Ismail, sehingga menjadikan anak itu generasi taat yang mampu menyenangkan hati orang tuanya.
Ketaatan Ismail kepada Allah dan orang tuanya, membuat Nabi Ismail pasrah dan tunduk pada aturan Allah begitu dia diberitahu kalau akan disembelih.
Sebuah ketaatan yang sangat luar biasa.
Sebagai Umat Nabi Muhammad SAW, kita dianjurkan untuk menerapkan perintah al-Qur'an.
Rasulullah bersabda,
"Barang siapa yang mampu berkurban tetapi tidak melakukan, maka jangan dia dekat-dekat tempat shalatku."