Pelajaran terbesar yang diberikan oleh Nabi Ibrahim kepada kita adalah kecintaan kepada Allah harus melebihi kecintaan kepada apa dan siapapun termasuk anak dan istri.
Dalam suatu kisah Kurban, betapa besar pengorbanan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail, putra satu-satunya.
Karena kecintaan kepada Allah, perintah itu dilakukan.
Ternyata Allah hanya menguji saja.
Sebab pada saat akan disenbelih, ternyata Allah menggantikannya dengan domba.
Pelajaran pertama yang dipetik.
Kita harus lebih mngutamakan perintah dan beribadah kepada Allah daripada yang lainnya.
Ini juga diperingatakan dalam al-Qur'an,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anakmu menjadi penghalang bagimu untuk ingat kepada Allah.
Barang siapa yang melakukan itu, maka dia termasuk orang yang merugi."
Pelajaran kedua yang bisa kita petik.
Bagaimana kita bisa meniru Nabi Ibrahim dalam mendidik putranya Ismail, sehingga menjadikan anak itu generasi taat yang mampu menyenangkan hati orang tuanya.
Ketaatan Ismail kepada Allah dan orang tuanya, membuat Nabi Ismail pasrah dan tunduk pada aturan Allah begitu dia diberitahu kalau akan disembelih.
Sebuah ketaatan yang sangat luar biasa.
Sebagai Umat Nabi Muhammad SAW, kita dianjurkan untuk menerapkan perintah al-Qur'an.
Rasulullah bersabda,
"Barang siapa yang mampu berkurban tetapi tidak melakukan, maka jangan dia dekat-dekat tempat shalatku."
Sunday, October 31, 2010
Saturday, October 30, 2010
Minuman Arak di Surga
Orang-orang yang salah dalam menginterpretasikan al-Qur'an sebagai suatu bentuk kontradiksi adalah bagaimana arak disuguhkan di surga, sedangkan arak merupakan minuman haram di dunia.
Kesalahan persepsi ini terjadi ketika seseorang berprasangka, menentang dengan sengaja, tidak dapat berfikir dan tidak menerima al-Qur'an secara menyeluruh.
Apakah perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang didalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sunga0-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?
(QS.Muhammad:15)
Dengan membawa gelas (piala), cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk.
(QS.Al-Waqiah:18-19).
DIedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamr dari sungai yang mengalir.
(Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Tidak ada dalam khamr itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenaya.
(QS.ash-Shaffaat:45-47).
Kesalahan persepsi ini terjadi ketika seseorang berprasangka, menentang dengan sengaja, tidak dapat berfikir dan tidak menerima al-Qur'an secara menyeluruh.
Apakah perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang didalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sunga0-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?
(QS.Muhammad:15)
Dengan membawa gelas (piala), cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk.
(QS.Al-Waqiah:18-19).
DIedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamr dari sungai yang mengalir.
(Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Tidak ada dalam khamr itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenaya.
(QS.ash-Shaffaat:45-47).
Friday, October 29, 2010
Definisi Takwa
Definisi kata takwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar bun Khattab dan Ubay bin Ka'ab.
Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka'ab apakah takwa itu.
Ubay menjawab,"Pernahkah kamu melalui jalan berduri?"
Umar menjawab,"Pernah."
Ubay menyambung,"Lalu apa yang kamu lakukan?"
Umar menjawab,"Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan."
Maka Ubay berkata,
"Maka demikian pulalah takwa."
Sedangkan menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnya, Fi Zhilal al-Qur'an, Takwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati0hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.
Sedangkan perintah takwa kapan saja terdapat dalam surat Ali Imron 102,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketkwaan kita.
Takwa dimana saja memang sulit untuk dilakukan dan dibutuhkan usaha eksra keras.
Untuk menjaga ketkwaan kita dimanapun saja, maka perlunya kita menyadari akan pengawasan Allah SWT baik secara langsung maupun melalui malaikatNya.
Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka'ab apakah takwa itu.
Ubay menjawab,"Pernahkah kamu melalui jalan berduri?"
Umar menjawab,"Pernah."
Ubay menyambung,"Lalu apa yang kamu lakukan?"
Umar menjawab,"Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan."
Maka Ubay berkata,
"Maka demikian pulalah takwa."
Sedangkan menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnya, Fi Zhilal al-Qur'an, Takwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati0hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.
Sedangkan perintah takwa kapan saja terdapat dalam surat Ali Imron 102,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketkwaan kita.
Takwa dimana saja memang sulit untuk dilakukan dan dibutuhkan usaha eksra keras.
Untuk menjaga ketkwaan kita dimanapun saja, maka perlunya kita menyadari akan pengawasan Allah SWT baik secara langsung maupun melalui malaikatNya.
Thursday, October 28, 2010
Kisah Pembunuh 100 Orang Bagian 2
Kisah Pembunuh 100 orang bagian 1
Setelah pembunuh itu ditunjukkan ke tempat seorang alim, akhirnya si pembunuh itu pergi menemui orang alim itu yang pada saat itu berada di majelisnya sedang mengajari generasi dan mendidik umat.
Orang alim itu pun tersenyum menyambut kedatangannya.
Begitu melihatnya, ia langsung menyambutnya dengan hangat dan mendudukkan di sebelahnya setelah memeluk dan menghormatinya.
Ia bertanya,
"Apakah keperluanmu datang kemari?"
Ia menjawab,
"Aku telah membunuh 100 orang yang terpelihara darahnya, maka masih adakah jalan taubat bagiku?"
Orang alim itu balik bertanya,
"Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat?
Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan, bergembiralah dengan perkenan dari-Nya, dan bergembiralah dengan taubat yang mulus."
Si pembunuh berkata,
"Aku mau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah."
Orang alim berkata,
"Aku memohon kepada Allah semoga Dia menerima taubatmu."
Selanjutnya orang alim itu berkata kepadanya,
Sesungguhnya engkau tinggal di kampung yang jahat, karena sebagian kampung dan sebagian kota itu adakalanya memberikan pengaruh untuk berbuat kedurhakaan dan kejahatan bagi para penghuninya.
Barang siapa yang lemah imannya di tempat seperti itu, maka ia akan mudah berbuat durhaka dan akan terasa ringanlah baginya semua dosa, serta menggampangkannya untuk melakukan tindakan menentang Tuhannya, sehingga akhirnya ia terjerumus ke dalam kegelapan lembah dan jurang kesesatan.
Akan tetapi, apabila suatu masyarakat yang di dalamnya ditegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, maka akan tertutuplah semua pintu kejahatan bagi para hamba.
Oleh karena itu, keluarlah kamu dari kampung yang jahat itu menuju ke kampung yang baik.
Gantikanlah tempat tinggalmu yang lalu dengan kampung yang baik dan bergaullah kamu dengan para pemuda yang shalih yang akan menolong dan membantumu untuk bertaubat.
Bersambung ke bagian 3.
Setelah pembunuh itu ditunjukkan ke tempat seorang alim, akhirnya si pembunuh itu pergi menemui orang alim itu yang pada saat itu berada di majelisnya sedang mengajari generasi dan mendidik umat.
Orang alim itu pun tersenyum menyambut kedatangannya.
Begitu melihatnya, ia langsung menyambutnya dengan hangat dan mendudukkan di sebelahnya setelah memeluk dan menghormatinya.
Ia bertanya,
"Apakah keperluanmu datang kemari?"
Ia menjawab,
"Aku telah membunuh 100 orang yang terpelihara darahnya, maka masih adakah jalan taubat bagiku?"
Orang alim itu balik bertanya,
"Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat?
Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan, bergembiralah dengan perkenan dari-Nya, dan bergembiralah dengan taubat yang mulus."
Si pembunuh berkata,
"Aku mau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah."
Orang alim berkata,
"Aku memohon kepada Allah semoga Dia menerima taubatmu."
Selanjutnya orang alim itu berkata kepadanya,
Sesungguhnya engkau tinggal di kampung yang jahat, karena sebagian kampung dan sebagian kota itu adakalanya memberikan pengaruh untuk berbuat kedurhakaan dan kejahatan bagi para penghuninya.
Barang siapa yang lemah imannya di tempat seperti itu, maka ia akan mudah berbuat durhaka dan akan terasa ringanlah baginya semua dosa, serta menggampangkannya untuk melakukan tindakan menentang Tuhannya, sehingga akhirnya ia terjerumus ke dalam kegelapan lembah dan jurang kesesatan.
Akan tetapi, apabila suatu masyarakat yang di dalamnya ditegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, maka akan tertutuplah semua pintu kejahatan bagi para hamba.
Oleh karena itu, keluarlah kamu dari kampung yang jahat itu menuju ke kampung yang baik.
Gantikanlah tempat tinggalmu yang lalu dengan kampung yang baik dan bergaullah kamu dengan para pemuda yang shalih yang akan menolong dan membantumu untuk bertaubat.
Bersambung ke bagian 3.
Wednesday, October 27, 2010
Mencegah Penyakit JIL
Coba lihat gambar di halaman muka situs JIL, dalam pengenalan jati dirinya di website mengawali dengan:
Kerasukan JIL lebih berbahaya dari kerasukan jin. Karena orang yang kerasukan jin, rufi’al qalam, pena diangkat atas mereka, yakni amal buruknya tidak akan dicatat. Akan tetapi orang yang kerasukan paham Jaringan Islam Liberal, bisa murtad. Lihat saja statemen-statemen yang muncul dari orang yang kerasukan paham liberal: nyeleneh, berani, dan sesat. Seperti statemen: ‘Nabi Muhammad pun menikmati goyang’; atau menyuarakan dzikir ‘anjinghu akbar’; atau mengomentari seorang artis yang murtad dari Islam dikatakan pindah agama karena hidayah; atau kalimat ‘Tuhan semua agama sama’; dan statemen mengerikan lainnya. Bukankah apa yang mereka ungkapkan itu seperti ungkapan orang yang hilang akal? Tindakan Preventif Meski demikian ketara kesesatan mereka, tidak sedikit yang terpengaruh dan silau dengan apa yang mereka miliki. Untuk itu, sebagaimana penyakit badan, pencegahan lebih utama dari pada pengobatan. Maka perlu upaya pencegahan terhadap penyakit kronis yang bisa meracuni iman manusia ini. Tidak mendengarkan ocehan mereka, atau menjauhi tulisan-tulisan orang yang diindikasikan sebagai penganut JIL adalah pencegahan yang jitu. Kecuali bagi yang memiliki kapabiltas ilmu syar’i yang cukup, akidah yang kuat dan hendak menunjukkan kesesatan mereka kepada umat. Cara ini mungkin dianggap kekanak-kanakan. Akan tetapi, anggapan itu akan sirna ketika kita menyimak hadits Nabi saw, “Sesungguhnya di antara penjelasan itu ada sihirnya.” (HR. Bukhari) Berapa banyak orang yang tadinya netral, lalu membaca tulisan seorang Doktor penganut JIL, dengan sistematika yang tampak ilmiah dan masuk akal hingga ia tersihir dan tertarik dengan pemikiran JIL? Untuk itulah, seorang ulama tabi’in al-A’masy pernah memerintahkan anaknya untuk memasukkan jarinya ke telinga ketika ada orator penganut Jahmiyah berbicara. Beliau berkata, “Rapatkanlah penutup telingamu wahai anakku, karena hati ini lemah.” Gejala ‘Kerasukan’ JIL Gejala ini perlu untuk kita ketahui. Siapa tahu di antara kita ada yang menolak pemikiran global aliran JIL, tetapi mengidap sebagian penyakit yang diakibatkan oleh virus yang mereka sebar. Atau setidaknya kita bisa mendeteksi para pembicara dan penulis, pengikut JIL ataukah bukan. Di antara gejala yang tampak pada orang yang kerasukan JIL adalah mendahulukan akal dari pada dalil syar’i. Inilah gejala yang paling ketara. Seringkali dalil al-Quran dan al-Hadits ditolak dengan dalil akal. Mereka tinggalkan tafsir para ulama salaf dan condong kepada tafsir hermeuneutika, tafsir ‘semau gue’ yang diadopsi dari para filosof Yunani yang kafir. Sesuatu yang telah baku dan qath’i dalam al-Quran pun kerap kali mereka tolak dengan dalih ‘kontekstual’. Mereka juga menjadi penganut yang paling berani dalam mengkritik al-Quran dan as-Sunnah yang shahih, juga berlaku sinis terhadap para ulama salaf. Mereka tidak mengenal definisi bid’ah, syirik atau murtad. Isu pluralisme, bahwa semua agama sama menjadi titik tekan. Maka mereka adalah kaum yang paling kebablasan dalam hal ‘toleran’. Jika ada yang tertarik dengan pemikiran seperti yang telah penulis sebut di atas, berarti dia tengah mengidap gejala ‘kerasukan’ JIL. Maka hendaklah segera dicarikan penawarnya. Terapi Kerasukan JIL Jika Anda merasakan adanya gejala ‘kerasukan JIL’ pada orang-orang yang didekat Anda, maka segeralah Anda menepis sihir JIL dengan penjelasan berikut. Pertama, mengingat bahwa orang-orang JIL itu belajar Islam kepada para musuh-musuh Islam, dan para orientalis barat. Maka mungkinkah kebenaran berada di pihak mereka sedangkan kesalahan berada di pihak para ulama yang belajar dari para ulama dan bersambung hingga Nabi Muhammad saw? Alangkah bagusnya nasihat seorang ulama tabi’in Muhamad bin Sirin, “Ilmu itu adalah agama, maka lihatlah kepada siapa kamu menuntut ilmu (agama).” Kalau seseorang menimba ilmu agama kepada orang kafir, sudah barang tentu yang didapat adalah cara pandang orang kafir terhadap Islam, atau penafsiran al-Quran dan as-Sunnah menurut musuh Allah dan Rasul-Nya. Maka apakah fikih madzhab Aristoteles yang mereka banggakan itu lebih lurus dari fikihnya empat madzhab? Demi Allah, TIDAK! Kedua, hendaknya memperhatikan kondisi mereka dalam beragama. Semakin tinggi tingkat liberalnya, semakin berani meninggalkan ibadah, terutama yang khusus, seperti shalat, shaum dan yang lain. Apalagi dalam hal sunnah, mereka adalah kelompok yang paling bersih dari sunnah Nabi. Ibadah orang muslim yang sangat awam, jauh lebih mending daripada mereka. Ketiga, keberpihakan mereka kepada orang-orang kafir melebihi keberpihakan orang kafir atas agama mereka sendiri. Apalagi bila dibandingkan dengan keberpihakan mereka kepada Islam, amat jauh. Majalah Syir’ah misalnya, ketika melukiskan perilaku Yahudi, kalimat yang dipakai adalah ‘Yahudi Pejuang Damai.’ Tetapi ketika menggambarkan orang Islam, dipakai kalimat, “Harus diakui,orang Islam itu suka plin-plan.” Bahkan ketika ada seorang ibu berkonsultasi tentang anaknya yang mau keluar dari Islam, ‘pendekar JIL’ Abdul Muqsith malah menjawab, “Tidak ada pilihan lain kecuali bahwa ibu harus mengikhlaskan kepergiannya ke agama lain itu.” Sedikit penjelasan ini mudah-mudahan bisa menyadarkan ‘pasien’ yang kerasukan JIL.
Wallahul Muwafiq
Sumber : Cahaya Iman, FBI
Dengan nama Allah
Tuhan Pengasih
Tuhan Penyayang
Tuhan segala agama
Coba kita perhatikan kata Tuhan segala agama, apa sesungguhnya maksud dibalik kata-kata itu, bukankah maksudnya adalah untuk membenarkan segala ajaran, yakni Tuhan semua ajaran itu adalah Allah, dan agama apa saja yang tuhannya adalah Allah maka itu benar!. Kami katakan demikian karena mereka membenarkan agama-agama selain Islam seperti agama Nashrani, Yahudi dan lainnya.
Bila memang demikian, apa artinya amar ma’ruf dan nahi mungkar salah satu prinsip agung didalam agama Islam. Apa artinya perintah berdakwah mengajak mereka untuk masuk Islam dan meninggalkan agama lain. Apa artinya wala’ dan bara’ jika mereka benar.
Bila memang demikian, apa artinya amar ma’ruf dan nahi mungkar salah satu prinsip agung didalam agama Islam. Apa artinya perintah berdakwah mengajak mereka untuk masuk Islam dan meninggalkan agama lain. Apa artinya wala’ dan bara’ jika mereka benar.
Kerasukan JIL lebih berbahaya dari kerasukan jin. Karena orang yang kerasukan jin, rufi’al qalam, pena diangkat atas mereka, yakni amal buruknya tidak akan dicatat. Akan tetapi orang yang kerasukan paham Jaringan Islam Liberal, bisa murtad. Lihat saja statemen-statemen yang muncul dari orang yang kerasukan paham liberal: nyeleneh, berani, dan sesat. Seperti statemen: ‘Nabi Muhammad pun menikmati goyang’; atau menyuarakan dzikir ‘anjinghu akbar’; atau mengomentari seorang artis yang murtad dari Islam dikatakan pindah agama karena hidayah; atau kalimat ‘Tuhan semua agama sama’; dan statemen mengerikan lainnya. Bukankah apa yang mereka ungkapkan itu seperti ungkapan orang yang hilang akal? Tindakan Preventif Meski demikian ketara kesesatan mereka, tidak sedikit yang terpengaruh dan silau dengan apa yang mereka miliki. Untuk itu, sebagaimana penyakit badan, pencegahan lebih utama dari pada pengobatan. Maka perlu upaya pencegahan terhadap penyakit kronis yang bisa meracuni iman manusia ini. Tidak mendengarkan ocehan mereka, atau menjauhi tulisan-tulisan orang yang diindikasikan sebagai penganut JIL adalah pencegahan yang jitu. Kecuali bagi yang memiliki kapabiltas ilmu syar’i yang cukup, akidah yang kuat dan hendak menunjukkan kesesatan mereka kepada umat. Cara ini mungkin dianggap kekanak-kanakan. Akan tetapi, anggapan itu akan sirna ketika kita menyimak hadits Nabi saw, “Sesungguhnya di antara penjelasan itu ada sihirnya.” (HR. Bukhari) Berapa banyak orang yang tadinya netral, lalu membaca tulisan seorang Doktor penganut JIL, dengan sistematika yang tampak ilmiah dan masuk akal hingga ia tersihir dan tertarik dengan pemikiran JIL? Untuk itulah, seorang ulama tabi’in al-A’masy pernah memerintahkan anaknya untuk memasukkan jarinya ke telinga ketika ada orator penganut Jahmiyah berbicara. Beliau berkata, “Rapatkanlah penutup telingamu wahai anakku, karena hati ini lemah.” Gejala ‘Kerasukan’ JIL Gejala ini perlu untuk kita ketahui. Siapa tahu di antara kita ada yang menolak pemikiran global aliran JIL, tetapi mengidap sebagian penyakit yang diakibatkan oleh virus yang mereka sebar. Atau setidaknya kita bisa mendeteksi para pembicara dan penulis, pengikut JIL ataukah bukan. Di antara gejala yang tampak pada orang yang kerasukan JIL adalah mendahulukan akal dari pada dalil syar’i. Inilah gejala yang paling ketara. Seringkali dalil al-Quran dan al-Hadits ditolak dengan dalil akal. Mereka tinggalkan tafsir para ulama salaf dan condong kepada tafsir hermeuneutika, tafsir ‘semau gue’ yang diadopsi dari para filosof Yunani yang kafir. Sesuatu yang telah baku dan qath’i dalam al-Quran pun kerap kali mereka tolak dengan dalih ‘kontekstual’. Mereka juga menjadi penganut yang paling berani dalam mengkritik al-Quran dan as-Sunnah yang shahih, juga berlaku sinis terhadap para ulama salaf. Mereka tidak mengenal definisi bid’ah, syirik atau murtad. Isu pluralisme, bahwa semua agama sama menjadi titik tekan. Maka mereka adalah kaum yang paling kebablasan dalam hal ‘toleran’. Jika ada yang tertarik dengan pemikiran seperti yang telah penulis sebut di atas, berarti dia tengah mengidap gejala ‘kerasukan’ JIL. Maka hendaklah segera dicarikan penawarnya. Terapi Kerasukan JIL Jika Anda merasakan adanya gejala ‘kerasukan JIL’ pada orang-orang yang didekat Anda, maka segeralah Anda menepis sihir JIL dengan penjelasan berikut. Pertama, mengingat bahwa orang-orang JIL itu belajar Islam kepada para musuh-musuh Islam, dan para orientalis barat. Maka mungkinkah kebenaran berada di pihak mereka sedangkan kesalahan berada di pihak para ulama yang belajar dari para ulama dan bersambung hingga Nabi Muhammad saw? Alangkah bagusnya nasihat seorang ulama tabi’in Muhamad bin Sirin, “Ilmu itu adalah agama, maka lihatlah kepada siapa kamu menuntut ilmu (agama).” Kalau seseorang menimba ilmu agama kepada orang kafir, sudah barang tentu yang didapat adalah cara pandang orang kafir terhadap Islam, atau penafsiran al-Quran dan as-Sunnah menurut musuh Allah dan Rasul-Nya. Maka apakah fikih madzhab Aristoteles yang mereka banggakan itu lebih lurus dari fikihnya empat madzhab? Demi Allah, TIDAK! Kedua, hendaknya memperhatikan kondisi mereka dalam beragama. Semakin tinggi tingkat liberalnya, semakin berani meninggalkan ibadah, terutama yang khusus, seperti shalat, shaum dan yang lain. Apalagi dalam hal sunnah, mereka adalah kelompok yang paling bersih dari sunnah Nabi. Ibadah orang muslim yang sangat awam, jauh lebih mending daripada mereka. Ketiga, keberpihakan mereka kepada orang-orang kafir melebihi keberpihakan orang kafir atas agama mereka sendiri. Apalagi bila dibandingkan dengan keberpihakan mereka kepada Islam, amat jauh. Majalah Syir’ah misalnya, ketika melukiskan perilaku Yahudi, kalimat yang dipakai adalah ‘Yahudi Pejuang Damai.’ Tetapi ketika menggambarkan orang Islam, dipakai kalimat, “Harus diakui,orang Islam itu suka plin-plan.” Bahkan ketika ada seorang ibu berkonsultasi tentang anaknya yang mau keluar dari Islam, ‘pendekar JIL’ Abdul Muqsith malah menjawab, “Tidak ada pilihan lain kecuali bahwa ibu harus mengikhlaskan kepergiannya ke agama lain itu.” Sedikit penjelasan ini mudah-mudahan bisa menyadarkan ‘pasien’ yang kerasukan JIL.
Wallahul Muwafiq
Sumber : Cahaya Iman, FBI
Mukmin Yang Kuat Lebih Dicintai Allah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Namun keduanya tetpat memiliki kebaikan.
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu.
Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.
Jika tertima musibah, maka janganlah engkau katakan:
'Seandainya aku lakukan demikian dan demikian'
Akan tetapi hendaklah engkau katakan:
'Ini sudah jadi takdir Allah.Setiap yang Dia kehendaki pasti terjadi.'
Karena perkataan 'seandainya' dapat membuka pintu syaiton."
(HR.Muslim).
Mukmin yang kuat bukanlah mukmin yang kekar badannya, perkasa dan sehat, namun yang dimaksud dengan mukmin kuat adalah mukmin yang kuat imannya, yaitu seorang mukmin yang mampu melaksanakan kewajiban dan dia menyempurnakannya pula dengan amalan sunnah.
Sedangkan seorang mukmin yang lemah imannya kadangkala tidak melaksanakan kewajiban dan enggan meninggalkan yang haram.
Orang seperti inilah yang memiliki kekurangan.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa mereka semua (mukmin yang kuat dan lemah iman) sama-sama memiliki kebaikan.
Beliau menyebutkan demikian agar jangan disalahpahami bahwa mukmin yang lemah iman tidak memiliki kebaikan sama sekali.
Mukmin yang lemah imannya masih tetap memiliki kebaikan dan dia tentu saja lebih baik daripada orang kafir.
Namun sekali lagi perlu di ingat bahwa mukmin yang kuat imannya tentu saj lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah imannya.
Rasulullah memberi wasiat agar kaum Muslim selalu bersemangat dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat yang mencakup segala sesuatu yang bermanfaat baik dalam masalah agama maupun dunia.
Namun apabila maslahat dunia dan agam bertabrakan, maka dahulukanlah maslahat agama.
"Barang siapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya.Dia akan menyatuka keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk padanya.
Barang siapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya."
(HR.Tirmidzi).
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Namun keduanya tetpat memiliki kebaikan.
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu.
Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.
Jika tertima musibah, maka janganlah engkau katakan:
'Seandainya aku lakukan demikian dan demikian'
Akan tetapi hendaklah engkau katakan:
'Ini sudah jadi takdir Allah.Setiap yang Dia kehendaki pasti terjadi.'
Karena perkataan 'seandainya' dapat membuka pintu syaiton."
(HR.Muslim).
Mukmin yang kuat bukanlah mukmin yang kekar badannya, perkasa dan sehat, namun yang dimaksud dengan mukmin kuat adalah mukmin yang kuat imannya, yaitu seorang mukmin yang mampu melaksanakan kewajiban dan dia menyempurnakannya pula dengan amalan sunnah.
Sedangkan seorang mukmin yang lemah imannya kadangkala tidak melaksanakan kewajiban dan enggan meninggalkan yang haram.
Orang seperti inilah yang memiliki kekurangan.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa mereka semua (mukmin yang kuat dan lemah iman) sama-sama memiliki kebaikan.
Beliau menyebutkan demikian agar jangan disalahpahami bahwa mukmin yang lemah iman tidak memiliki kebaikan sama sekali.
Mukmin yang lemah imannya masih tetap memiliki kebaikan dan dia tentu saja lebih baik daripada orang kafir.
Namun sekali lagi perlu di ingat bahwa mukmin yang kuat imannya tentu saj lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah imannya.
Rasulullah memberi wasiat agar kaum Muslim selalu bersemangat dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat yang mencakup segala sesuatu yang bermanfaat baik dalam masalah agama maupun dunia.
Namun apabila maslahat dunia dan agam bertabrakan, maka dahulukanlah maslahat agama.
"Barang siapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya.Dia akan menyatuka keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk padanya.
Barang siapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya."
(HR.Tirmidzi).
BAB 5 : ILMU DAN PENINGKATAN ROHANI
KITAB SIRRUL ASROR BAB 5 :
ILMU DAN PENINGKATAN ROHANI
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ اْلشَّيْطَا نِ الْرَجِيْم بِسْمِ اللهِ اْلَرّحْمنِ اْلرَحِيْمِ
اَشْهَدُ اَنْ لا َاِلَهَ اِلا الله وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
اَلله ُوَحْدهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ حَقُّ الله - رَحْمَةُ الله – رِضَأ الله
Ilmu pengetauan zhahir mengenai benda-benda yang nyata dibagi pada dua belas bagian dan ilmu pengetahuan batin juga dibagi menjadi dua belas bagian. Bagian-bagian tersebut dibagi lagi di kalangan orang awam dan orang khusus, hamba-hamba Allah yang sejati, menurut kadar kemampuan mereka.
Kesemua bagian di atas, di bagi lagi dalam empat bahagian.
Pertama melibatkan peraturan agama, mengenai kuwajiban dan larangan yang berhubungan dengan perkara-perkara dan peraturan-peraturan di dalam dunia ini
Kedua menyentuh soal pengertian atau maksud serta tujuan peraturan-peraturan tersebut. Bagian ini dinamakan bidang kerohanian iaitu pengetahuan mengenai perkara-perkara yang tidak nyata.
Ketiga mengenai hakikat kerohanian yang tersembunyi yang dinamakan kearifan.
Keempat mengenai hakikat inti dari hakikat, yaitu mengenai kebenaran yang sebenar-benarnya. Manusia yang sempurna perlu mempelajari semua bidang atau bagian tersebut dan mencari jalan ke arahnya.
Nabi s.a.w bersabda,
“Agama ialah pokok, kerohanian adalah dahannya, kearifan (makrifat) adalah daunnya, kebenaran (hakikat) adalah buahnya. Quran dengan ulasannya, keterangannya, terjemahannya dan ibarat-ibaratnya mengandungi semuanya itu”.
Di dalam buku al-Najma perkataan-perkataan tafsir, ulasan dan takwil serta terjemahan melalui ibarat dijelaskan sebagai ulasan terhadap Quran, adalah keterangan dan perincian bagi kefahaman orang awam, sementara terjemahan melalui ibarat adalah keterangan tentang maksud yang tersirat yang boleh diselami melalui tafakur yang mendalam serta memperoleh ilham sebagaimana yang dialami oleh orang-orang beriman yang sejati. Terjemahan yang demikian adalah untuk hamba-hamba Allah yang khusus lagi teguh, istiqomah dalam suasana kerohanian mereka dan teguh dengan pengetahuan yang membolehkan mereka membuat pertimbangan yang benar. Kaki mereka teguh berpijak di atas bumi sementara hati dan fikiran mereka menjulang kepada ilmu ketuhanan. Dengan rahmat Allah keadaan begini ini, tidak bercampur dengan keraguan di tempatkan di tengah-tengah hati mereka. Hati yang teguh dalam suasana kedamaian menyatu dengan bagian kalimah tauhid “La ilaha illa Llah”, pengakuan terakhir keesaan.
هُوَ الَّذى أَنزَلَ عَلَيكَ الكِتٰبَ مِنهُ ءايٰتٌ مُحكَمٰتٌ هُنَّ أُمُّ الكِتٰبِ وَأُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذينَ فى قُلوبِهِم زَيغٌ فَيَتَّبِعونَ ما تَشٰبَهَ مِنهُ ابتِغاءَ الفِتنَةِ وَابتِغاءَ تَأويلِهِ ۗ وَما يَعلَمُ تَأويلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرّٰسِخونَ فِى العِلمِ يَقولونَ ءامَنّا بِهِ كُلٌّ مِن عِندِ رَبِّنا ۗ وَما يَذَّكَّرُ إِلّا أُولُوا الأَلبٰبِ ﴿٧﴾
"Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: ""Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari isi Tuhan kami."" Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." (Surah Imraan, ayat 7)
Jika pintu kepada ayat ini terbuka akan terbuka juga semua pintu-pintu kepada alam rahasia batin.
Hamba Allah yang sejati berkewajipan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhkan diri dari larangan-Nya. Dia juga perlu menentang ego dirinya dan membendung kecenderungan jasad yang tidak sehat. Asas penentangan ego terhadap agama adalah dalam bentuk khayalan dan gambaran yang berujung pada kenyataan. Pada peringkat kerohanian, ego yang khianat itu mendorong seseorang supaya memperakui dan mengikuti sebab-sebab dan rangsangan yang hanya hampir dengan kebenaran (bukan kebenaran yang sejati), walaupun ia adalah risalah nabi dan fatwa wali yang telah diubah, juga mengikuti guru yang pendapatnya salah. Pada peringkat makrifat, ego mendorong seseorang supaya memperakui kewalian dirinya sendiri malah ego juga mengyeret seseorang kepada mengakui ketuhanannya – dosa paling besar menganggapkan diri sendiri sebagai sekutu Allah swt. Allah berfirman:
أَرَءَيتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلٰهَهُ هَوىٰهُ أَفَأَنتَ تَكونُ عَلَيهِ وَكيلًا
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (Surah Furqaan, ayat 43).
Tetapi peringkat kebenaran sejati adalah berbeda. Ego dan iblis tidak boleh sampai ke sana. Malah malaikat juga tidak sampai ke sana. Siapa saja kecuali Allah jika sampai ke sana pasti terbakar. Jibrail berkata kepada Nabi Muhamamd s.a.w di hadapan peringkat ini, “Jika aku mara satu langkah lagi aku akan terbakar menjadi abu”.
Hamba Allah yang sejati bebas daripada perlawanan egonya dan iblis karena dia dilindungi oleh perisai keikhlasan dan kesucian.
قالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغوِيَنَّهُم أَجمَعينَ ﴿٨٢﴾ إِلّا عِبادَكَ مِنهُمُ المُخلَصينَ ﴿٨٣
"Iblis menjawab: ""Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya," kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (Surah Shad, ayat 82 & 83).
Manusia tidak dapat mencapai hakikat kecuali dia suci murni. Karena sifat-sifat keduniaan tidak bisa mempengaruhinya, sehingga hakikat terlihat tampak dalam dirinya. Ini adalah keikhlasan sejati. Ini tidak dapat dicapai dengan pelajaran; hanya Allah yang tanpa perantara akan mengajarinya. Bila Allah Yang Maha Tinggi sendiri yang menjadi Guru, Dia karuniakan ilmu dari-Nya sebagaimana Dia lakukan kepada Nabi Khidhir. Kemudian dengan kesadaran dan keyakinan yang diperolehnya, akan sampai pada peringkat makrifat, di mana dia mengenali Tuhannya dan menyembah-Nya sesuai yang dia kenal.
Orang yang sampai kepada suasana ini memiliki penyaksian roh suci dan dapat melihat kekasih Allah, Nabi Muhamamd s.a.w. Dia bisa berbicara dengan baginda s.a.w mengenai segala perkara dari awal hingga ke akhir, dan semua nabi-nabi yang lain memberikannya khabar gembira tentang janji penyatuan dengan yang dikasihi. Allah menggambarkan suasana ini:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسولَ فَأُولٰئِكَ مَعَ الَّذينَ أَنعَمَ اللَّهُ عَلَيهِم مِنَ النَّبِيّۦنَ وَالصِّدّيقينَ وَالشُّهَداءِ وَالصّٰلِحينَ ۚ وَحَسُنَ أُولٰئِكَ رَفيقًا ﴿٦٩﴾
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Surah Nisaa’ ,ayat 69).
Orang yang tidak bisa menemui pengetahuan ini di dalam dirinya tidak akan menjadi arif, walaupun dia membaca seribu buah buku. Nikmat yang boleh diharapkan oleh orang yang mempelajari ilmu zahir ialah syurga; di sana semua yang dapat dilihat adalah kenyataan sifat-sifat Ilahi dalam bentuk cahaya. Tidak sampai pada bagaimana sempurna pengetahuannya tentang perkara nyata yang boleh dilihat dan dipercayai, ia tidak melanjutkan untuk masuk kepada suasana kesucian yang mulia, yaitu penyatuan dengan Allah, karena seseorang itu perlu terbang ke tempat tersebut dan untuk terbang perlu pada dua sayap. Hamba Allah yang sejati adalah yang terbang ke sana dengan menggunakan dua sayap, yaitu pengetahuan zahir dan pengetahuan batin, tidak pernah berhenti di tengah jalan, tidak tertarik dengan apa saja yang ditemui dalam perjalanannya. Allah berfirman melalui rasul-Nya:
“Hamba-Ku, jika kamu ingin masuk kepada kesucian bersama dengan-Ku jangan pedulikan dunia ini ataupun alam tinggi para malaikat, tidak juga yang lebih tinggi di mana kamu boleh menerima sifat-sifat-Ku yang suci”.
Dunia kebendaan ini menjadi godaan dan tipu daya syaitan kepada orang yang berilmu. Alam malaikat menjadi rangsangan kepada orang yang bermakrifat dan suasana sifat-sifat Ilahi menjadi godaan kepada orang yang memiliki kesadaran terhadap hakikat. Siapa yang berpuas hati dengan salah satu dari yang demikian itu, akan terhalang dari karunia Allah yang membawanya hampir dengan Zat-Nya. Jika mereka tertarik dengan godaan dan rangsangan tersebut mereka akan berhenti, mereka tidak boleh maju ke depan, mereka tidak boleh terbang lebih tinggi. Walaupun tujuan mereka adalah kebersamaan dengan Pencipta. Mereka tidak lagi boleh sampai ke sana. Mereka telah terpedaya, mereka hanya memiliki satu sayap.
Orang yang mencapai kesadaran tentang hakikat yang benar, menerima rahmat dan karunia dari Allah yang tidak pernah mata melihatnya dan tidak pernah telinga mendengarnya dan tidak pernah hati mengetahui namanya. Inilah surga kehampiran dan keakraban dengan Allah. Di sana tidak ada mahligai permata juga tidak ada bidadari yang cantik sebagai pasangan. Semoga manusia mengetahui nilai dirinya dan tidak berkehendak, tidak menuntut apa yang tidak layak baginya. Sayyidina Ali r.a berkata,
“Semoga Allah merahmati orang yang mengetahui harga dirinya, yang tahu menjaga diri agar berada di dalam sepadannya, yang memelihara lidahnya, yang tidak menghabiskan waktu dan umurnya di dalam sia-sia”.
Orang yang berilmu pasti menyadari bahwa bayi yang lahir dalam hatinya adalah pengenalan mengenai kemanusiaan yang benar, yaitu insan yang sejati. Dia patut mendidik bayi hati, ajarkan keesaan melalui menyadari tentang keesaan, tinggalkan keduniaan kebendaan ini yang terbilang-bilang, cari alam kerohanian, alam rahasia di mana tiada yang lain kecuali Zat Allah.
Dalam kenyataannya di sana bukan tempat, ia tidak ada permulaan dan tidak ada penghujung. Bayi hati terbang melewati padang yang tiada berkesudahan itu, menyaksikan perkara-perkara yang tidak pernah dilihat mata sebelumnya, tiada seseorang yang bisa bercerita mengenainya, tiada yang boleh menggambarkannya. Tempat yang menjadi rumah kediaman bagi mereka yang meninggalkan diri mereka dan menemui keesaan dengan Tuhan mereka, mereka yang memandang dengan pandangan yang sama dengan Tuhan mereka, pandangan keesaan. Bila mereka menyaksikan keindahan dan kemuliaan Tuhan, mereka tidak ada sesuatu lagi yang tinggal dengan mereka. Bila dia melihat matahari dia tidak dapat melihat yang lain, dia juga tidak dapat melihat dirinya sendiri. Bila keindahan dan kemurahan Allah menjadi nyata apa lagi yang tinggal dengan seseorang? Tidak ada apa-apa!
Nabi s.a.w bersabda,
“Seseorang perlu dilahirkan dua kali untuk sampai kepada alam malaikat”.
Kelahiran yang dimaksud adalah kelahiran perbuatan dan kelahiran rohani dari jasad. Kemungkinan yang demikian ada dengan manusia. Ini adalah keanehan rahasia manusia. Ia lahir dari percampuran pengetahuan tentang agama dan kesadaran terhadap hakikat, sebagaimana bayi lahir hasil dari percampuran dua titik air.
إِنّا خَلَقنَا الإِنسٰنَ مِن نُطفَةٍ أَمشاجٍ نَبتَليهِ فَجَعَلنٰهُ سَميعًا بَصيرًا
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Surah Insaan, ayat 2).
Apabila sudah terbuka dalam nyata, maka ia menjadi mudah untuk melepasi bagian yang berat dan masuk ke dalam laut penciptaan dan menenggelamkan dirinya ke dasar hukum-hukum peraturan Allah. Semua alam kebendaan ini hanyalah satu titik jika dibandingkan dengan alam kerohanian. Apabila semua ini difahami, maka kuasa kerohanian dan cahaya keajaiban yang bersifat ketuhanan, hakikat yang sebenar-benarnya, akan memancar ke dalam dunia tanpa perkataan dan tanpa suara.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى اْلدُنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اْلنَّارِ. وَاْلحَمْدُ للهِ رَبّ ِاْلعَالَمِيْنَ
رِضَــا يَاالله ……….. الفاتحة
Monday, October 25, 2010
MENGUCAPKAN SALAM HANYA KEPADA YANG DIKENAL SAJA
Mengucapkan Salam Hanya Kepada Yang Dikenal Saja
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dan diantara telah dekatnya hari kiamat lagi ialah akan adanya orang-orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya saja.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja".[Hadits Riwayat Ahmad. Musnad Ahmad 5:326. Ahmad Syakir berkata 'Isnadnya Shahih'].
Dalam riwayat lain bagi Imam Ahmad dengan lafal.
"Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat pengucapan salam itu hanya untuk orang-orang tertentu saja (Yakni yang dikenalnya)". [Musnad Ahmad 5:333. Ahmad Syakir berkata, 'Isnadnya Shahih'. Al-Albani berkata : 'Ini adalah isnad yang shahih menurut syarat Muslim'. Silsilatul Ahaditsish Shahih 2:251. hadits nomor 647].
Kondisi seperti ini dapat kita saksikan pada masa sekarang ini, maka banyak orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Perilaku seperti ini bertentangan dengan sunah, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan menyebarkan salam kepada orang yang Anda kenal maupun yang Anda tidak kenal. Hal inilah yang menjadi penyebab tersebarnya rasa kasih sayang dan saling mencintai di antara sesama kaum muslimin. Juga bisa jadi pemupuk keimanan yang menjadi faktor menentukan untuk dapat masuk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. katanya dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai .? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu". [Hadits Riwayat Muslim. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Annahu Laa Yadkhulu Al-Jannata illa Al-Mu'minuun 2:35]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 141-142 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dan diantara telah dekatnya hari kiamat lagi ialah akan adanya orang-orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya saja.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja".[Hadits Riwayat Ahmad. Musnad Ahmad 5:326. Ahmad Syakir berkata 'Isnadnya Shahih'].
Dalam riwayat lain bagi Imam Ahmad dengan lafal.
"Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat pengucapan salam itu hanya untuk orang-orang tertentu saja (Yakni yang dikenalnya)". [Musnad Ahmad 5:333. Ahmad Syakir berkata, 'Isnadnya Shahih'. Al-Albani berkata : 'Ini adalah isnad yang shahih menurut syarat Muslim'. Silsilatul Ahaditsish Shahih 2:251. hadits nomor 647].
Kondisi seperti ini dapat kita saksikan pada masa sekarang ini, maka banyak orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Perilaku seperti ini bertentangan dengan sunah, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan menyebarkan salam kepada orang yang Anda kenal maupun yang Anda tidak kenal. Hal inilah yang menjadi penyebab tersebarnya rasa kasih sayang dan saling mencintai di antara sesama kaum muslimin. Juga bisa jadi pemupuk keimanan yang menjadi faktor menentukan untuk dapat masuk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. katanya dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai .? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu". [Hadits Riwayat Muslim. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Annahu Laa Yadkhulu Al-Jannata illa Al-Mu'minuun 2:35]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 141-142 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
almanhaj.or.id
BANYAKNYA KEMUSYRIKAN DI KALANGAN UMAT ISLAM
Banyaknya Kemusyrikan Di Kalangan Umat Islam
Oleh:
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Hal ini termasuk tanda-tanda hari kiamat yang sudah nampak dengan jelas yang kini semakin bertambah.
Dikalangan umat Islam ini telah terjadi kemusyrikan, dan beberapa kelompok dari mereka menjalin hubungan akrab dengan orang-orang musyrik. Mereka menyembah berhala-berhala, patung-patung, arca-arca dan sebagainya. Mereka juga mendirikan bangunan-bangunan di atas kubur dan mereka sembah disamping menyembah Allah dengan tujuan agar mendapatkan barakahnya. Mereka cium, mereka agungkan, mereka junjung tinggi, mereka bernadzar untuknya, dan mereka adakan hari-hari besar tertentu berkaitan dengan kubur atau bangunan-bangunan di atas kubur tersebut. Banyak diantara mereka yang memperlakukan bangunan-bangunan itu seperti berhala Lata, Uzza dan Manat atau lebih besar lagi syiriknya.
Abu Daud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Apabila pedang telah diletakkan pada umatku, maka ia tidak akan diangkat lagi hingga hari kiamat. Dan tidak akan datang kiamat itu sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti tingkah laku kaum musyrik, dan sehingga ada beberapa kabilah dari umatku yang menyembah berhala-hala" [Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abu Daud 11 : 322-324, Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami Tirmidzi 6 : 466. Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadits shahih". Dan hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Alban dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shagir 6 : 174, hadits nomor 7295]
Imam Asy-Syaikhani (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu katanya : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga wanita-wanita tua suku Daus berputar-putar mengelilingi Dzil-Khalashah" [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Taghayyuriz-Zaman Hatta Tu'bada Al-Autsan 13 : 76, hadits nomor 7116, Shahih Muslim Syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan Wa Asyroth As-Sa'ah, Bab Laa Taquumu As-Sa'utu Hatta Ta'buda Daus Dzal-Khalashah 18 : 32-33]
Dan Dzul-Khalashah ialah tempat berhala suku Daus yang mereka sembah pada zaman jahiliyah.
Apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits ini telah menjadi kenyataan. Karena suku Daus dan orang-orang Arab di sekitarnya telah terfitnah dengan Dzul-Khalashah. Yakni tatkala mereka dilanda kebodohan dan kembali mengikuti jejak nenek moyang mereka terdahulu dengan menyembeah Dzul-Khalashah disamping menyembah Allah. Sehingga, bangkitlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dengan dakwah dan seruannya kepada tauhid dan memurnikan ajaran Islam. Maka Islampun dapat kembali lagi ke jazirah Arab. Kemudian bangkitlah Al-Imam Abdul Aziz bin Muhamad bin Sa'ud rahimahullah, dan beliau mengirim sekelompok juru dakwah ke Dzul-Khalashah untuk merobohkan dan menghancurkan sebagian bangunannya. Tetapi setelah masa pemerintahan keluarga Sa'ud atas Hizaz berakhir, maka kembalilah orang-orang jahil menyembah patung di Dzul-Khalashah lagi.
Kemudian, ketika Abdul Aziz bin Abdur Rahman Ali (keluarga) Sa'ud rahimahullah berkuasa atas Hizaz, beliau memerintahkan gubernurnya untuk mengirim pasukan guna menghancurkannya dan menghilangkan bekas-bekasya. Segala puji dan nikmat kepunyaan Allah [Vide : Ithaful Jama'ah I : 522-523 : Sarootu Ghamid wa Zahron : 347-349]
Kesyirikan-kesyirikan itu akan senantiasa ada dalam berbagai negeri dengan berbagai bentuknya. Dan benarlah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda.
"Artinya : Tidak akan lenyap malam dan siang (tidak akan lenyap dunia, yakni Kiamat) sehingga Lata dan Uzza (berhala) disembah kembali" Lalu Aisyah berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika Allah menurunkan firmanNya : 'Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya'. Saya kira dengan turunnya ayat ini semua itu sudah sempurna. Beliau menjawab : "Itu akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah, tetapi kemudian Allah akan mengirimkan angin yang baik lantas mematikan setiap orang yang di hatinya masih ada iman meskipun seberat biji sawi, sehingga tinggal manusia yang tidak ada kebaikannya sama sekali, lalu mereka kembali kepada agama nenek moyang mereka (syirik)" [Shahih Muslim dengan syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan wa syrithis Sa'ah 18 : 33]
Dan lambang serta wujud kemusyrikan itu banyak sekali. Tidak terbatas pada penyembahan terhadap batu, kayu dan kuburan, tetapi bisa lebih jauh dari itu. Yaitu, dengan menjadikan thoghut-thaghut sebagai saingan bagi Allah Ta'ala, yang menciptakan syari'at untuk manusia dan menyuruh manusia mengikuti syariatnya dengan meninggalkan syariat Allah. Dengan demikian, berarti mereka menjadikan diri mereka sebagai tuhan-tuhan yang disucikan selain Allah seperti yang disinyalir Allah :
"Artinya : Mereka menjadikan orang-orang pandai dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah" [At-Taubah : 31]
Maksudnya, mereka menjadikan ulama-ulama dan sarjana-sarjana serta hali-ahli ibadat mereka sebagai tuhan-tuhan yang membuat syari'at bagi mereka. Mereka mengikuti saja apa yang dihalalkan dan diharamkan oleh orang-orang tersebut (tanpa berdasarkan Kitabullah dan sunnah RasulNya [vide : Tafsir Ibnu Katsir 4 : 77]
Kalau dalam hal tahlil (penghalalan) dan tahrim (pengharaman) sesuatu saja begini, maka betapa lagi dengan orang-orang yang mengesampingkan Islam dan membuangnya ke belakang punggung mereka dan memeluk madzhab-madzhab atheis seperti sekularisme, komunisme, sosialisme dan qaummiyyah (nasionalisme/sukuisme) kemudian mereka masih menganggap dirinya muslim ?
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 122 -125 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Hal ini termasuk tanda-tanda hari kiamat yang sudah nampak dengan jelas yang kini semakin bertambah.
Dikalangan umat Islam ini telah terjadi kemusyrikan, dan beberapa kelompok dari mereka menjalin hubungan akrab dengan orang-orang musyrik. Mereka menyembah berhala-berhala, patung-patung, arca-arca dan sebagainya. Mereka juga mendirikan bangunan-bangunan di atas kubur dan mereka sembah disamping menyembah Allah dengan tujuan agar mendapatkan barakahnya. Mereka cium, mereka agungkan, mereka junjung tinggi, mereka bernadzar untuknya, dan mereka adakan hari-hari besar tertentu berkaitan dengan kubur atau bangunan-bangunan di atas kubur tersebut. Banyak diantara mereka yang memperlakukan bangunan-bangunan itu seperti berhala Lata, Uzza dan Manat atau lebih besar lagi syiriknya.
Abu Daud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Apabila pedang telah diletakkan pada umatku, maka ia tidak akan diangkat lagi hingga hari kiamat. Dan tidak akan datang kiamat itu sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti tingkah laku kaum musyrik, dan sehingga ada beberapa kabilah dari umatku yang menyembah berhala-hala" [Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abu Daud 11 : 322-324, Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami Tirmidzi 6 : 466. Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadits shahih". Dan hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Alban dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shagir 6 : 174, hadits nomor 7295]
Imam Asy-Syaikhani (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu katanya : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga wanita-wanita tua suku Daus berputar-putar mengelilingi Dzil-Khalashah" [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Taghayyuriz-Zaman Hatta Tu'bada Al-Autsan 13 : 76, hadits nomor 7116, Shahih Muslim Syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan Wa Asyroth As-Sa'ah, Bab Laa Taquumu As-Sa'utu Hatta Ta'buda Daus Dzal-Khalashah 18 : 32-33]
Dan Dzul-Khalashah ialah tempat berhala suku Daus yang mereka sembah pada zaman jahiliyah.
Apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits ini telah menjadi kenyataan. Karena suku Daus dan orang-orang Arab di sekitarnya telah terfitnah dengan Dzul-Khalashah. Yakni tatkala mereka dilanda kebodohan dan kembali mengikuti jejak nenek moyang mereka terdahulu dengan menyembeah Dzul-Khalashah disamping menyembah Allah. Sehingga, bangkitlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dengan dakwah dan seruannya kepada tauhid dan memurnikan ajaran Islam. Maka Islampun dapat kembali lagi ke jazirah Arab. Kemudian bangkitlah Al-Imam Abdul Aziz bin Muhamad bin Sa'ud rahimahullah, dan beliau mengirim sekelompok juru dakwah ke Dzul-Khalashah untuk merobohkan dan menghancurkan sebagian bangunannya. Tetapi setelah masa pemerintahan keluarga Sa'ud atas Hizaz berakhir, maka kembalilah orang-orang jahil menyembah patung di Dzul-Khalashah lagi.
Kemudian, ketika Abdul Aziz bin Abdur Rahman Ali (keluarga) Sa'ud rahimahullah berkuasa atas Hizaz, beliau memerintahkan gubernurnya untuk mengirim pasukan guna menghancurkannya dan menghilangkan bekas-bekasya. Segala puji dan nikmat kepunyaan Allah [Vide : Ithaful Jama'ah I : 522-523 : Sarootu Ghamid wa Zahron : 347-349]
Kesyirikan-kesyirikan itu akan senantiasa ada dalam berbagai negeri dengan berbagai bentuknya. Dan benarlah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda.
"Artinya : Tidak akan lenyap malam dan siang (tidak akan lenyap dunia, yakni Kiamat) sehingga Lata dan Uzza (berhala) disembah kembali" Lalu Aisyah berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika Allah menurunkan firmanNya : 'Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya'. Saya kira dengan turunnya ayat ini semua itu sudah sempurna. Beliau menjawab : "Itu akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah, tetapi kemudian Allah akan mengirimkan angin yang baik lantas mematikan setiap orang yang di hatinya masih ada iman meskipun seberat biji sawi, sehingga tinggal manusia yang tidak ada kebaikannya sama sekali, lalu mereka kembali kepada agama nenek moyang mereka (syirik)" [Shahih Muslim dengan syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan wa syrithis Sa'ah 18 : 33]
Dan lambang serta wujud kemusyrikan itu banyak sekali. Tidak terbatas pada penyembahan terhadap batu, kayu dan kuburan, tetapi bisa lebih jauh dari itu. Yaitu, dengan menjadikan thoghut-thaghut sebagai saingan bagi Allah Ta'ala, yang menciptakan syari'at untuk manusia dan menyuruh manusia mengikuti syariatnya dengan meninggalkan syariat Allah. Dengan demikian, berarti mereka menjadikan diri mereka sebagai tuhan-tuhan yang disucikan selain Allah seperti yang disinyalir Allah :
"Artinya : Mereka menjadikan orang-orang pandai dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah" [At-Taubah : 31]
Maksudnya, mereka menjadikan ulama-ulama dan sarjana-sarjana serta hali-ahli ibadat mereka sebagai tuhan-tuhan yang membuat syari'at bagi mereka. Mereka mengikuti saja apa yang dihalalkan dan diharamkan oleh orang-orang tersebut (tanpa berdasarkan Kitabullah dan sunnah RasulNya [vide : Tafsir Ibnu Katsir 4 : 77]
Kalau dalam hal tahlil (penghalalan) dan tahrim (pengharaman) sesuatu saja begini, maka betapa lagi dengan orang-orang yang mengesampingkan Islam dan membuangnya ke belakang punggung mereka dan memeluk madzhab-madzhab atheis seperti sekularisme, komunisme, sosialisme dan qaummiyyah (nasionalisme/sukuisme) kemudian mereka masih menganggap dirinya muslim ?
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 122 -125 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
almanhaj.or.id
BANYAK GEMPA BUMI
Banyak Gempa Bumi Dan Banyaknya Kematian Mendadak
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, katanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Tidak akan datang Kiamat sehingga banyak terjadi gempa bumi" [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan 13 : 81-82]
Dan diriwayatkan dari Salamah bin Nufail As-Sukuni, Ia berkata : Kami sedang duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau menyebutkan suatu hadits yang antara lain isinya :
"Artinya : Sebelum terjadinya hari Kiamat akan terdapat kematian-kematian yang mengerikan, dan sesudahnya akan terjadi tahun-tahun gempa bumi" [Musnad Imam Ahmad 4 : 104 dengan catatan pinggir Muntakhab Al-Kanz. Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, Al-Bazaar, dan Abu Ya'ala dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi kepercayaan" Majmu'uz Zawa'id 7 : 306]
Ibnu Hajar berkata, "Telah banyak terjadi gempa bumi di negara-negara bagian utara, timur dan barat, tetapi yang dimaksud oleh hadits ini ialah gempa bumi secara merata dan terus menerus" [Fathul Bari 13 : 87]. Hal ini diperhatikan dengan riwayat Abdullah bin Hawalah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah meletakkan tangan beliau di kepala saya, lalu beliau bersabda.
"Artinya : Wahai putra Hawalah, jika engkau melihat perselisihan telah terjadi di tanah suci, maka telah dekat terjadinya gempa-gempa bumi, bala bencana, dan perkara-perkara yang besar, dan hari Kiamat pada waktu itu lebih dekat kepada manusia dari pada kedua tanganku ini terhadap kepalamu" [Musnad Ahmad, 5 : 188 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul 'Ummal, 'Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Daud, Kitab Al-Jihad, Bab Fi-Ar-Rajuli Taghzuu wa yaltamisu Al-Ajra wa Al-Ghanimah 7 : 209-210, Mustadrak Al-Hakim 4 : 425, dan beliau berkata, "Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya". Perkataan Al-Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi. Dan Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam shahih Al-Jami'ush Shagir 6 : 263, hadits nomor 7715]
BANYAKNYA KEMATIAN MENDADAK
Diriwayatkan secara marfu' dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari Kiamat ialah … banyak terjadi kematian secara mendadak". [Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Ash-Shagir dan Al-Ausath dari gurunya Al-Haitsam bin Khalid Al-Mashishi, sedangkan dia itu dhaif". Majma'uz-Zawaid 7 : 325, Al-Albani berkata, "Hasan" Dan beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkannya, yaitu Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Adh-Dhiya' Al-Maqaddasi. Lihat : Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 5 : 214, hadits nomor 5775]
Ini merupakan kejadian yang sudah dapat disaksikan pada masa sekarang di mana banyak terjadi kematian mendadak pada manusia. Maka anda dapat menyaksikan seseorang yang tadinya sehat dan segar bugar, tiba-tiba ia mati secara mendadak, yang sekarang diistilahkan dengan kegagalan jantung atau serangan jantung. Karena itu bagi orang yang berakal sehat, hendaklah ia sadar dan kembali serta bertaubat kepada Allah Ta'ala sebelum datangnya kematian secara mendadak.
Imam Bukhari Rahimahullah pernah berkata :
"Peliharalah keutamaan ruku'mu pada waktu senggang
Sebab, boleh jadi kematianmu akan datang
Secara tiba-tiba
Betapa banyaknya orang yang sehat dan segar bugar
Lantas meninggal dunia dengan tiba-tiba"
Ibnu Hajar berkata : "Sungguh ajaib, bahwa kematian secara mendadak ini juga menimpa beliau –Imam Bukhari- sendiri' [Hadyus-Sari Muqaddimah Fathul Bari, halaman 481, oleh Al-Hafizh Ahmad Ibnu Hajar Al-Asqalani, dengan ikhraj dan tashhih oleh Muhibbuddin Al-Khatib, dicetak oleh Qushay Muhibuddin Al-Khathib, dipublikasikan dan dibagi-bagikan oleh Riasah Idaaratil Buhutsil Ilmiyyah wal Ifta'. Riyadh]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 132 -133, 154-155 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, katanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Tidak akan datang Kiamat sehingga banyak terjadi gempa bumi" [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan 13 : 81-82]
Dan diriwayatkan dari Salamah bin Nufail As-Sukuni, Ia berkata : Kami sedang duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau menyebutkan suatu hadits yang antara lain isinya :
"Artinya : Sebelum terjadinya hari Kiamat akan terdapat kematian-kematian yang mengerikan, dan sesudahnya akan terjadi tahun-tahun gempa bumi" [Musnad Imam Ahmad 4 : 104 dengan catatan pinggir Muntakhab Al-Kanz. Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, Al-Bazaar, dan Abu Ya'ala dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi kepercayaan" Majmu'uz Zawa'id 7 : 306]
Ibnu Hajar berkata, "Telah banyak terjadi gempa bumi di negara-negara bagian utara, timur dan barat, tetapi yang dimaksud oleh hadits ini ialah gempa bumi secara merata dan terus menerus" [Fathul Bari 13 : 87]. Hal ini diperhatikan dengan riwayat Abdullah bin Hawalah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah meletakkan tangan beliau di kepala saya, lalu beliau bersabda.
"Artinya : Wahai putra Hawalah, jika engkau melihat perselisihan telah terjadi di tanah suci, maka telah dekat terjadinya gempa-gempa bumi, bala bencana, dan perkara-perkara yang besar, dan hari Kiamat pada waktu itu lebih dekat kepada manusia dari pada kedua tanganku ini terhadap kepalamu" [Musnad Ahmad, 5 : 188 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul 'Ummal, 'Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Daud, Kitab Al-Jihad, Bab Fi-Ar-Rajuli Taghzuu wa yaltamisu Al-Ajra wa Al-Ghanimah 7 : 209-210, Mustadrak Al-Hakim 4 : 425, dan beliau berkata, "Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya". Perkataan Al-Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi. Dan Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam shahih Al-Jami'ush Shagir 6 : 263, hadits nomor 7715]
BANYAKNYA KEMATIAN MENDADAK
Diriwayatkan secara marfu' dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari Kiamat ialah … banyak terjadi kematian secara mendadak". [Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Ash-Shagir dan Al-Ausath dari gurunya Al-Haitsam bin Khalid Al-Mashishi, sedangkan dia itu dhaif". Majma'uz-Zawaid 7 : 325, Al-Albani berkata, "Hasan" Dan beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkannya, yaitu Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Adh-Dhiya' Al-Maqaddasi. Lihat : Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 5 : 214, hadits nomor 5775]
Ini merupakan kejadian yang sudah dapat disaksikan pada masa sekarang di mana banyak terjadi kematian mendadak pada manusia. Maka anda dapat menyaksikan seseorang yang tadinya sehat dan segar bugar, tiba-tiba ia mati secara mendadak, yang sekarang diistilahkan dengan kegagalan jantung atau serangan jantung. Karena itu bagi orang yang berakal sehat, hendaklah ia sadar dan kembali serta bertaubat kepada Allah Ta'ala sebelum datangnya kematian secara mendadak.
Imam Bukhari Rahimahullah pernah berkata :
"Peliharalah keutamaan ruku'mu pada waktu senggang
Sebab, boleh jadi kematianmu akan datang
Secara tiba-tiba
Betapa banyaknya orang yang sehat dan segar bugar
Lantas meninggal dunia dengan tiba-tiba"
Ibnu Hajar berkata : "Sungguh ajaib, bahwa kematian secara mendadak ini juga menimpa beliau –Imam Bukhari- sendiri' [Hadyus-Sari Muqaddimah Fathul Bari, halaman 481, oleh Al-Hafizh Ahmad Ibnu Hajar Al-Asqalani, dengan ikhraj dan tashhih oleh Muhibbuddin Al-Khatib, dicetak oleh Qushay Muhibuddin Al-Khathib, dipublikasikan dan dibagi-bagikan oleh Riasah Idaaratil Buhutsil Ilmiyyah wal Ifta'. Riyadh]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 132 -133, 154-155 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
almanhaj.or.id
BUDAK WANITA MELAHIRKAN TUANNYA
Budak Wanita Melahirkan Tuannya
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dalam hadits Jibril yang panjang disebutkan pula sabda Rasulullah Shallallahu a’alaihi wa sallam.
“Artinya : Dan akan saya beritahukan kepadamu tanda-tanda hari kiamat itu ialah apabila budak wanita melahirkan tuannya ….” [Shahih Bukhari Kitab Al-Iman, Bab Suali Jibril 1:114. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman. Bab Bayani Al-Iman wa Al-Islam wa Al-Ihsan 1 : 158]
Dan dalam riwayat Muslim dengan lafal.
“Artinya : Apabila budak wanita melahirkan tuannya ….” [Shahih Muslim 1 : 163]
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan makna ‘alamat (tanda-tanda) ini atas beberapa macam pendapat, dan Al-Hafidzh Ibnu Hajar menyebutkan empat diantaranya, yakni :
[1]. Al-Khatabi berkata : “Maknanya ialah Islam akan meluas hingga dapat menguasai Negara-negara musyrik dan menawan anak cucu mereka. Apabila seseorang dapat memiliki Jariyah (budak wanita), lantas budak tersebut melahirkan anak hasil hubungan dengannya. Maka, anak tersebut berkedudukan sebagai tuannya, karena si anak tersebut adalah anak tuannya” [Ma’alim As-Sunan ‘Ala Mukhtashar Sunan Abu Daud 7:67. Fathul Bari 1 : 122]
Imam Nawawi mengatakan bahwa pendapat ini merupakan pendapat kebanyakan ulama. [Syarah Muslim 1 : 158]
Ibnu Hajar mengatakan : “Pendapat ini masih perlu direnungkan dan dipertimbangkan, sebab budak-budak perempuan melahirkan anak hasil hubungannya dengan tuannya itu sudah terjadi ketika hadits ini disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan penaklukan terhadap negara-negara musyrik dan penawanan terhadap anak cucu mereka serta menjadikan mereka sebagai tawanan perang juga banyak terjadi pada masa permulaan Islam. Padahal, konteks hadits ini menunjuk kepada sesuatu yang belum terjadi, yang baru akan terjadi ketika telah mendekati hari kiamat [Fathul Bari 1 : 122] [1]
[2]. Para tuan menjual ibu (yakni budak yang merupakan ibu) dari anaknya, dan hal ini semakin banyak dan ramai di pasaran, kemudian budak-budak wanita itu dibeli oleh anak-anak kandungnya sendiri dengan tanpa disadari (bahwa antara mereka terdapat hubungan ibu dan anak).
[3]. Si budak perempuan melahirkan anak yang merdeka dari hubungan dengan orang yang bukan tuannya karena persetubuhan yang syubhat. Atau melahirkan budak pula dari jalan pernikahan atau perzinaan, kemudian budak perempuan tersebut dijual dan berpindah-pindah tangan, hingga dibeli oleh anaknya (dan dijadikan budaknya). Pendapat ini mirip dengan pendapat sebelumnya.
[4]. Banyaknya anak durhaka yang memperlakukan dan menyikapi ibunya seperti sikap tuan terhadap budaknya, seperti merendahkannya, mencacinya, memukulnya, dan memperkerjakannya atau menjadikannya pelayan untuk dirinya. Jadi, pemakaian kata-kata Rabb (tuan) di sini adalah majazi. Atau boleh jadi yang dimaksud dengan rabb di sini adalah mu-rabbi-nya (pendidik dan pembimbingnya).
Sealnjutnya Ibnu Hajar berkata : “Dan pendapat ini (yakni pendapat keempat ini) adalah pendapat yang paling tepat menurut pandangan saya, mengingat keumumannya. Lagi pula karena konteksnya menunjuk kepada suatu kondisi yang bakal terjadi, ketika telah terjadi kerusakan dan keanehan-keanehan serta penyimpangan. Ringkasnya, hadits itu mengisyaratkan bahwa terjadinya kiamat itu sudah dekat apabila keadaan sudah berbalik dimana seseorang yang semestinya dibimbing malah membimbing dan orang-orang rendahan malah menempati posisi yang tinggi (terhormat). Ini sesuai pula dengan sabda beliau mengenai tanda yang lain di mana orang yang dahulunya berkaki telanjang (karena miskinnya) malah menjadi raja (penguasa)” [Fathul Bari 1 : 122-123 secara ringkas]
[5]. Kemudian terdapat pendapat kelima yang dikemukakan oleh Al-Hafidzh Ibnu Katsir rahimahullah, yaitu budak-budak perempuan pada akhir zaman memperoleh kedudukan yang terhormat, yaitu mendampingi seorang pembesar. Karena itulah hal ini dirangkaikan penyebutannya dalam sabda beliau : “Dan engkau akan melihat orang-orang yang dahulunya berkaki telanjang, berpakaian compang-camping lagi miskin, pada saat itu berlomba-lomba membangun perumahan (dan sebagainya)” [An-Nihayah Fil Fitan Wal Malahin 1 : 177 dengan tahqiq Dr Thaha Zaini]
Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 132 -133, 154-155 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
_________
Foote Note
[1]. Ibnu Katsir juga menganggap pendapat pertama ini sebagai pendapat yang tidak tepat [Vide : An-Nihaya Fil Fitan Wal Malahim 1 : 177-178]
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dalam hadits Jibril yang panjang disebutkan pula sabda Rasulullah Shallallahu a’alaihi wa sallam.
“Artinya : Dan akan saya beritahukan kepadamu tanda-tanda hari kiamat itu ialah apabila budak wanita melahirkan tuannya ….” [Shahih Bukhari Kitab Al-Iman, Bab Suali Jibril 1:114. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman. Bab Bayani Al-Iman wa Al-Islam wa Al-Ihsan 1 : 158]
Dan dalam riwayat Muslim dengan lafal.
“Artinya : Apabila budak wanita melahirkan tuannya ….” [Shahih Muslim 1 : 163]
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan makna ‘alamat (tanda-tanda) ini atas beberapa macam pendapat, dan Al-Hafidzh Ibnu Hajar menyebutkan empat diantaranya, yakni :
[1]. Al-Khatabi berkata : “Maknanya ialah Islam akan meluas hingga dapat menguasai Negara-negara musyrik dan menawan anak cucu mereka. Apabila seseorang dapat memiliki Jariyah (budak wanita), lantas budak tersebut melahirkan anak hasil hubungan dengannya. Maka, anak tersebut berkedudukan sebagai tuannya, karena si anak tersebut adalah anak tuannya” [Ma’alim As-Sunan ‘Ala Mukhtashar Sunan Abu Daud 7:67. Fathul Bari 1 : 122]
Imam Nawawi mengatakan bahwa pendapat ini merupakan pendapat kebanyakan ulama. [Syarah Muslim 1 : 158]
Ibnu Hajar mengatakan : “Pendapat ini masih perlu direnungkan dan dipertimbangkan, sebab budak-budak perempuan melahirkan anak hasil hubungannya dengan tuannya itu sudah terjadi ketika hadits ini disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan penaklukan terhadap negara-negara musyrik dan penawanan terhadap anak cucu mereka serta menjadikan mereka sebagai tawanan perang juga banyak terjadi pada masa permulaan Islam. Padahal, konteks hadits ini menunjuk kepada sesuatu yang belum terjadi, yang baru akan terjadi ketika telah mendekati hari kiamat [Fathul Bari 1 : 122] [1]
[2]. Para tuan menjual ibu (yakni budak yang merupakan ibu) dari anaknya, dan hal ini semakin banyak dan ramai di pasaran, kemudian budak-budak wanita itu dibeli oleh anak-anak kandungnya sendiri dengan tanpa disadari (bahwa antara mereka terdapat hubungan ibu dan anak).
[3]. Si budak perempuan melahirkan anak yang merdeka dari hubungan dengan orang yang bukan tuannya karena persetubuhan yang syubhat. Atau melahirkan budak pula dari jalan pernikahan atau perzinaan, kemudian budak perempuan tersebut dijual dan berpindah-pindah tangan, hingga dibeli oleh anaknya (dan dijadikan budaknya). Pendapat ini mirip dengan pendapat sebelumnya.
[4]. Banyaknya anak durhaka yang memperlakukan dan menyikapi ibunya seperti sikap tuan terhadap budaknya, seperti merendahkannya, mencacinya, memukulnya, dan memperkerjakannya atau menjadikannya pelayan untuk dirinya. Jadi, pemakaian kata-kata Rabb (tuan) di sini adalah majazi. Atau boleh jadi yang dimaksud dengan rabb di sini adalah mu-rabbi-nya (pendidik dan pembimbingnya).
Sealnjutnya Ibnu Hajar berkata : “Dan pendapat ini (yakni pendapat keempat ini) adalah pendapat yang paling tepat menurut pandangan saya, mengingat keumumannya. Lagi pula karena konteksnya menunjuk kepada suatu kondisi yang bakal terjadi, ketika telah terjadi kerusakan dan keanehan-keanehan serta penyimpangan. Ringkasnya, hadits itu mengisyaratkan bahwa terjadinya kiamat itu sudah dekat apabila keadaan sudah berbalik dimana seseorang yang semestinya dibimbing malah membimbing dan orang-orang rendahan malah menempati posisi yang tinggi (terhormat). Ini sesuai pula dengan sabda beliau mengenai tanda yang lain di mana orang yang dahulunya berkaki telanjang (karena miskinnya) malah menjadi raja (penguasa)” [Fathul Bari 1 : 122-123 secara ringkas]
[5]. Kemudian terdapat pendapat kelima yang dikemukakan oleh Al-Hafidzh Ibnu Katsir rahimahullah, yaitu budak-budak perempuan pada akhir zaman memperoleh kedudukan yang terhormat, yaitu mendampingi seorang pembesar. Karena itulah hal ini dirangkaikan penyebutannya dalam sabda beliau : “Dan engkau akan melihat orang-orang yang dahulunya berkaki telanjang, berpakaian compang-camping lagi miskin, pada saat itu berlomba-lomba membangun perumahan (dan sebagainya)” [An-Nihayah Fil Fitan Wal Malahin 1 : 177 dengan tahqiq Dr Thaha Zaini]
Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 132 -133, 154-155 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
_________
Foote Note
[1]. Ibnu Katsir juga menganggap pendapat pertama ini sebagai pendapat yang tidak tepat [Vide : An-Nihaya Fil Fitan Wal Malahim 1 : 177-178]
almanhaj.or.id
BANYAK PEMBUNUHAN
Banyak Pembunuhan
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga banyak huru-hara (kerusuhan). Para sahabat bertanya : Apakah huru hara atau kerusuhan itu, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Pembunuhan, pembunuhan” [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyroth As-Sa’ah 18 : 13]
Dan diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud.
“Artinya : Menjelang datangnya hari kiamat akan ada hari-hari yang penuh kerusakan, yang pada waktu itu ilmu (tentang Ad-Din) hilang dan kebodohan merajalela”. Abu Musa berkata. Yang dimaksud dengan Al-Haraj (kerusuhan atau huru hara) ialah pembunuhan, menurut bahasa Habasyah” [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Zhuhuril Fitan 13 : 14]
Diriwayatkan dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan terjadi kerusuhan. Para sahabat bertanya. Kerusuhan apakah itu, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab, Pembunuhan. Mereka bertanya : Apakah lebih banyak dari pada pembunuhan yang kami lakukan ?. Sesungguhnya kami pernah membunuh tujuh puluh ribu orang lebih dalam setahun. Beliau menjawab : Bukan kamu membunuh kaum musyrikin, tetapi yang akan terjadi itu ialah sebagian kamu akan membunuh sebagian yang lain (sesamu kaum muslimin). Mereka berkata : Kami kan punya akal pada waktu itu. Beliau bersabda : Kebanyakan manusia pada waktu itu hilang pertimbangan akalnya dan digantikan oleh manusia-manusia debu yang kebanyakan mereka mengira berpegang pada kebenaran, padahal tidak sama sekali” [Musnad Imam Ahmad 4 : 414 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul ‘Ummal. Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Fitan, Bab At-Tatsabbut Fil Fitnah 2 : 1309, hadits nomor 3959. Syarh As-Sunnah, Bab Asyroth As-Sa’ah 5 : 28-29, hadits nomor 4234. Dan hadits ini adalah shahih. Periksa : Shahih Al-Jami’ush Shagir 2 : 193, nomor 2043]
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Demi Allah yang diriku di tanganNya, tidaklah dunia ini akan lenyap sehingga datang pada manusia suatu hari (saat) yang seorang pembunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh, dan yang dibunuh juga tidak mengerti mengapa dia membunuh. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah. Bagaimana hal itu bisa terjadi ?. Beliau menjawab : Hura-hara, si pembunuh dan terbunuh keduanya masuk neraka” [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrot Sa’ah 18 : 35]
Apa yang disinyalir Rasulullah dalam hadits-hadits di atas, sebagiannya telah terjadi. Maka telah terjadi peperangan di antara kaum muslimin sejak zaman sahabat Radhiyallahu ‘anhum, yaitu setelah terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Kemudian terjadilah peperangan di berbagai tempat dan dalam waktu yang berbeda-beda, dengan tidak diketahui secara jelas sebab-sebabnya serta dapat dibenarkan.
Dan pada abad-abad belakangan ini juga banyak terjadi peperangan sengitanatar bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang menelan banyak korban, dan fitnahpun sedemikian menjalar sehingga seseorang tidak mengerti apa yang mendorong membunuh orang lain.
Demikian pula dengan senjata-senjata pemusnah yang dapat digunakan untuk menghancurkan bangsa-bangsa di dunia. Senjata-senjata tersebut memiliki peranan penting untuk memperbanyak jumlah pembunuhan manusia, sehingga manusia tidak ada nilainya lagi. Mereka disembelih seperti menyembelih kambing. Hal ini terjadi karena akal manusia saudah tidak waras dan berpikirnya sudah melenceng. Maka ketika telah terjadi fitnah, manusia tidak tahu mengapa ia membunuh dan untuk apa ia membunuh orang lain. Bahkan kita juga sering melihat orang yang membunuh orang lain karena urusan sepele. Maka tepatlah apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Sungguh akan dicabut akal kebanyakan manusia pada masa itu”
Kita memohon keselamatan kepada Allah dan memohon perlindungan kepadaNya dari semua fitnah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Tersebut dalam suatu riwayat bahwa umat Islam ini adalah umat marhumah (umat yang diberi rahmat/dikasihi). Untung yang tidak akan disiksa (dengan adzab yang kekal) di akhirat. Allah hanya menyiksa mereka di dunia dengan berbagai fitnah, gempa bumi dan pembunuhan.
Diriwayatkan dari Shidqah bin Al-Mutsanna (katanya) : Telah menceritakan kepada kami Rabah bin Al-Harits dari Abu Burdah, ia berkata : Ketika saya sedang berdiri di pasar pada masa pemerintahan Ziyad, tiba-tiba saya memukulkan salah satu tangan saya yang satunya lagi karena merasa heran. Lalu salah seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang ayahnya masih punya hubungan persahabatan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya : “ Apakah yang engkau herankan, wahai Abu Burdah ?”. Saya menjawab, “Saya heran terhadap kaum yang agamanya satu, nabinya satu, dakwah (seruan)nya satu, hujjahnya satu, berperang karena tujuan yang satu, tetapi mereka saling membunuh antara sebagian terhadap sebagian yang lain”. Dia berkata : “Jangan engkau heran karena saya mendengar ayah saya memberitahukan bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi w asallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya umatku ini adalah umat yang dikasihi, tidak ada hisab dan adzab bagi mereka di akhirat, sesungguhnya adzabnya berupa pembunuhan, gempa bumi, dan berbagai fitnah (di dunia)” [Mustadrak Al-Hakim 4 : 253-254 Beliau berkata : Shahih isnadnya, tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Perkataan Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi. Dan hadits ini adalah shahih, Vide : Silsilatul Ahaditsish Shahihah 2 : 684-686]
Dan di dalam riwayat Abu Musa disebutkan.
“Artinya : Sesungguhnya umatku ini adalah umat yang dikasihi, mereka tidak ditimpa adzab di akhirat, adzabnya adalah di dunia yang berupa pembunuhan, kegelisahan, kegoncangan, dan gempa bumi” [Musnad Imam Ahmad 4 : 410 dengan catatan pinggir Muntakhab Janjul Ummal. Hadits ini Shahih. Periksa : Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 2 : 104, hadits nomor 1734 dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah 2 : 684, hadits nomor 959]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga banyak huru-hara (kerusuhan). Para sahabat bertanya : Apakah huru hara atau kerusuhan itu, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Pembunuhan, pembunuhan” [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyroth As-Sa’ah 18 : 13]
Dan diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud.
“Artinya : Menjelang datangnya hari kiamat akan ada hari-hari yang penuh kerusakan, yang pada waktu itu ilmu (tentang Ad-Din) hilang dan kebodohan merajalela”. Abu Musa berkata. Yang dimaksud dengan Al-Haraj (kerusuhan atau huru hara) ialah pembunuhan, menurut bahasa Habasyah” [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Zhuhuril Fitan 13 : 14]
Diriwayatkan dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan terjadi kerusuhan. Para sahabat bertanya. Kerusuhan apakah itu, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab, Pembunuhan. Mereka bertanya : Apakah lebih banyak dari pada pembunuhan yang kami lakukan ?. Sesungguhnya kami pernah membunuh tujuh puluh ribu orang lebih dalam setahun. Beliau menjawab : Bukan kamu membunuh kaum musyrikin, tetapi yang akan terjadi itu ialah sebagian kamu akan membunuh sebagian yang lain (sesamu kaum muslimin). Mereka berkata : Kami kan punya akal pada waktu itu. Beliau bersabda : Kebanyakan manusia pada waktu itu hilang pertimbangan akalnya dan digantikan oleh manusia-manusia debu yang kebanyakan mereka mengira berpegang pada kebenaran, padahal tidak sama sekali” [Musnad Imam Ahmad 4 : 414 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul ‘Ummal. Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Fitan, Bab At-Tatsabbut Fil Fitnah 2 : 1309, hadits nomor 3959. Syarh As-Sunnah, Bab Asyroth As-Sa’ah 5 : 28-29, hadits nomor 4234. Dan hadits ini adalah shahih. Periksa : Shahih Al-Jami’ush Shagir 2 : 193, nomor 2043]
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Demi Allah yang diriku di tanganNya, tidaklah dunia ini akan lenyap sehingga datang pada manusia suatu hari (saat) yang seorang pembunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh, dan yang dibunuh juga tidak mengerti mengapa dia membunuh. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah. Bagaimana hal itu bisa terjadi ?. Beliau menjawab : Hura-hara, si pembunuh dan terbunuh keduanya masuk neraka” [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrot Sa’ah 18 : 35]
Apa yang disinyalir Rasulullah dalam hadits-hadits di atas, sebagiannya telah terjadi. Maka telah terjadi peperangan di antara kaum muslimin sejak zaman sahabat Radhiyallahu ‘anhum, yaitu setelah terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Kemudian terjadilah peperangan di berbagai tempat dan dalam waktu yang berbeda-beda, dengan tidak diketahui secara jelas sebab-sebabnya serta dapat dibenarkan.
Dan pada abad-abad belakangan ini juga banyak terjadi peperangan sengitanatar bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang menelan banyak korban, dan fitnahpun sedemikian menjalar sehingga seseorang tidak mengerti apa yang mendorong membunuh orang lain.
Demikian pula dengan senjata-senjata pemusnah yang dapat digunakan untuk menghancurkan bangsa-bangsa di dunia. Senjata-senjata tersebut memiliki peranan penting untuk memperbanyak jumlah pembunuhan manusia, sehingga manusia tidak ada nilainya lagi. Mereka disembelih seperti menyembelih kambing. Hal ini terjadi karena akal manusia saudah tidak waras dan berpikirnya sudah melenceng. Maka ketika telah terjadi fitnah, manusia tidak tahu mengapa ia membunuh dan untuk apa ia membunuh orang lain. Bahkan kita juga sering melihat orang yang membunuh orang lain karena urusan sepele. Maka tepatlah apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Sungguh akan dicabut akal kebanyakan manusia pada masa itu”
Kita memohon keselamatan kepada Allah dan memohon perlindungan kepadaNya dari semua fitnah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Tersebut dalam suatu riwayat bahwa umat Islam ini adalah umat marhumah (umat yang diberi rahmat/dikasihi). Untung yang tidak akan disiksa (dengan adzab yang kekal) di akhirat. Allah hanya menyiksa mereka di dunia dengan berbagai fitnah, gempa bumi dan pembunuhan.
Diriwayatkan dari Shidqah bin Al-Mutsanna (katanya) : Telah menceritakan kepada kami Rabah bin Al-Harits dari Abu Burdah, ia berkata : Ketika saya sedang berdiri di pasar pada masa pemerintahan Ziyad, tiba-tiba saya memukulkan salah satu tangan saya yang satunya lagi karena merasa heran. Lalu salah seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang ayahnya masih punya hubungan persahabatan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya : “ Apakah yang engkau herankan, wahai Abu Burdah ?”. Saya menjawab, “Saya heran terhadap kaum yang agamanya satu, nabinya satu, dakwah (seruan)nya satu, hujjahnya satu, berperang karena tujuan yang satu, tetapi mereka saling membunuh antara sebagian terhadap sebagian yang lain”. Dia berkata : “Jangan engkau heran karena saya mendengar ayah saya memberitahukan bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi w asallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya umatku ini adalah umat yang dikasihi, tidak ada hisab dan adzab bagi mereka di akhirat, sesungguhnya adzabnya berupa pembunuhan, gempa bumi, dan berbagai fitnah (di dunia)” [Mustadrak Al-Hakim 4 : 253-254 Beliau berkata : Shahih isnadnya, tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Perkataan Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi. Dan hadits ini adalah shahih, Vide : Silsilatul Ahaditsish Shahihah 2 : 684-686]
Dan di dalam riwayat Abu Musa disebutkan.
“Artinya : Sesungguhnya umatku ini adalah umat yang dikasihi, mereka tidak ditimpa adzab di akhirat, adzabnya adalah di dunia yang berupa pembunuhan, kegelisahan, kegoncangan, dan gempa bumi” [Musnad Imam Ahmad 4 : 410 dengan catatan pinggir Muntakhab Janjul Ummal. Hadits ini Shahih. Periksa : Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 2 : 104, hadits nomor 1734 dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah 2 : 684, hadits nomor 959]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
almanhaj.or.id
BANYAK PERDAGANGAN
Banyak Perdagangan
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat lainnya ialah banyaknya perdagangan yang dilakukan manusia, sehingga kaum wanitapun ikut berdagang bersama laki-laki.
Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.
“Artinya : Menjelang datangnya hari kiamat para pembesar sama menyerah dan perdagangan merebak ke mana-mana sehingga kaum wanita pun ikut serta berdagang dengan suaminya” [Musnad Ahmad 5 : 333 dengan syarah Ahmad Syakir, katanya , “Isnadnya shahih”, dan Mustadrak Al-Hakim 4 : 445-446]
An-Nasa’i meriwayatkan dari Amr bin Taghlab, katanya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah melimpahnya harta dan meluasnya perdagangan” [Sunnah Nasa’i 7 : 2444 dengan syarah Sayuti. Hadits ini diriwayatkan dari Al-Hasan dari Amr bin Taghlab, dan Al-Hasan ini adalah seorang mudallis (suka menyamarkan perawi/hadits), sedang hadits ini diriwayatkan secara mu’an’an ; tetapi di dalam riwayat Ahmad dia menyatakan secara tegas bahwa Amr bin Taghlab menyampaikan kepadanya. Periksa : Musnad Ahmad 5 : 69 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul Ummal, dan lihat pula Silsilah Ahaditsi Shahihah oleh Al-Albani 2 : 252-252]
Apa yang disinyalir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, kini telah menjadi kenyataan. Perdagangan telah meluas dan menyebar ke mana-mana, kaum wanita pun ikut serta berkecimpung dalam dunia perdagangan, manusia sibuk mengumpullkan harta dan berlomba menumpuk kekayaan. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan bahwa beliau tidak takut ummat beliau ditimpa kemiskinan, tetapi beliau merasa takut kalau ummat beliau dimudahkan (dihamparkan kepada mereka) kekayaan dunia, lantas mereka berebutan memperolehnya. Dalam sebua hadits beliau bersabda.
“Artinya : Demi Allah, bukan kefakiran (kemiskinan) yang aku khawatirkan atas kamu tetapi yang kukhawatirkan atas kamu ialah apabila dunia ini dibentangkan (dilapangkan) untuk kamu sebagaimana dilapangkan untuk orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lantas kamu binasa karenanya sebagaimana mereka binasa karenanya” [Shahih Bukhari, kitab Al-Jizyah wal Muwada’ah, bab Al-Jizyah wal Muuwada’ah ma’a Ahlidz-Dzimmah wal harbi 6 : 257-258. Shahih Muslim, kitab Az-Zuhdi 18 : 95]
Dan dalam riwayat Muslim dengan lafal :
“Artinya : …. Dan menjadikan kamu lalai sebagaimana menjadikan mereka lalai” [Shahih Muslim 18 : 896]
Dan dalam hadits lain beliau bersabda.
“Artinya : Apabila negeri Parsi dan Rum telah dibukakan untuk kamu (dapat kamu kalahkan), akan menjadi kaum apakah kamu ? : Abdur Rahman bin Auf menjawab, “Kami akan berkata (berbuat) sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada kami, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpali, “Atau yang lain lagi yang kamu lakukan, yaitu kamu saling berlomba (berebut), kemudian saling iri dan dengki, kemudian saling membelakangi, kemudian saling membenci, dan sebagainya” [Shahih Muslim, kitab Az-Zuhdi 18 : 96]
Munafasah atau berlomba-lomba untuk memperoleh kekayaan dan kedudukan duniawi menyebabkan lemahnya kehidupan beragama dan rusaknya umat secara silang sengketanya kalimat mereka sebagaimana telah terjadi tempo dulu dan masa kini.
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat lainnya ialah banyaknya perdagangan yang dilakukan manusia, sehingga kaum wanitapun ikut berdagang bersama laki-laki.
Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.
“Artinya : Menjelang datangnya hari kiamat para pembesar sama menyerah dan perdagangan merebak ke mana-mana sehingga kaum wanita pun ikut serta berdagang dengan suaminya” [Musnad Ahmad 5 : 333 dengan syarah Ahmad Syakir, katanya , “Isnadnya shahih”, dan Mustadrak Al-Hakim 4 : 445-446]
An-Nasa’i meriwayatkan dari Amr bin Taghlab, katanya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah melimpahnya harta dan meluasnya perdagangan” [Sunnah Nasa’i 7 : 2444 dengan syarah Sayuti. Hadits ini diriwayatkan dari Al-Hasan dari Amr bin Taghlab, dan Al-Hasan ini adalah seorang mudallis (suka menyamarkan perawi/hadits), sedang hadits ini diriwayatkan secara mu’an’an ; tetapi di dalam riwayat Ahmad dia menyatakan secara tegas bahwa Amr bin Taghlab menyampaikan kepadanya. Periksa : Musnad Ahmad 5 : 69 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul Ummal, dan lihat pula Silsilah Ahaditsi Shahihah oleh Al-Albani 2 : 252-252]
Apa yang disinyalir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, kini telah menjadi kenyataan. Perdagangan telah meluas dan menyebar ke mana-mana, kaum wanita pun ikut serta berkecimpung dalam dunia perdagangan, manusia sibuk mengumpullkan harta dan berlomba menumpuk kekayaan. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan bahwa beliau tidak takut ummat beliau ditimpa kemiskinan, tetapi beliau merasa takut kalau ummat beliau dimudahkan (dihamparkan kepada mereka) kekayaan dunia, lantas mereka berebutan memperolehnya. Dalam sebua hadits beliau bersabda.
“Artinya : Demi Allah, bukan kefakiran (kemiskinan) yang aku khawatirkan atas kamu tetapi yang kukhawatirkan atas kamu ialah apabila dunia ini dibentangkan (dilapangkan) untuk kamu sebagaimana dilapangkan untuk orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lantas kamu binasa karenanya sebagaimana mereka binasa karenanya” [Shahih Bukhari, kitab Al-Jizyah wal Muwada’ah, bab Al-Jizyah wal Muuwada’ah ma’a Ahlidz-Dzimmah wal harbi 6 : 257-258. Shahih Muslim, kitab Az-Zuhdi 18 : 95]
Dan dalam riwayat Muslim dengan lafal :
“Artinya : …. Dan menjadikan kamu lalai sebagaimana menjadikan mereka lalai” [Shahih Muslim 18 : 896]
Dan dalam hadits lain beliau bersabda.
“Artinya : Apabila negeri Parsi dan Rum telah dibukakan untuk kamu (dapat kamu kalahkan), akan menjadi kaum apakah kamu ? : Abdur Rahman bin Auf menjawab, “Kami akan berkata (berbuat) sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada kami, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpali, “Atau yang lain lagi yang kamu lakukan, yaitu kamu saling berlomba (berebut), kemudian saling iri dan dengki, kemudian saling membelakangi, kemudian saling membenci, dan sebagainya” [Shahih Muslim, kitab Az-Zuhdi 18 : 96]
Munafasah atau berlomba-lomba untuk memperoleh kekayaan dan kedudukan duniawi menyebabkan lemahnya kehidupan beragama dan rusaknya umat secara silang sengketanya kalimat mereka sebagaimana telah terjadi tempo dulu dan masa kini.
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
almanhaj.or.id
BANYAKNYA KEBOHONGAN DAN TIDAK TEGUHNYA ORANG DALAM MENYAMPAIKAN BERITA
Banyaknya Kebohongan Dan Tidak Teguhnya Orang Dalam Menyampaikan Berita
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersada :
“Artinya : Pada generasi belakangan umatku akan muncul orang-orang yang mengatakan kepadamu apa-apa yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh bapak-bapak kamu sebelumnya. Karena itu jauhkanlah dirimu dari mereka” [Shahih Muslim, Al-Muqadimmah, Bab An-Nahyi’an Ar-Riwayah’an Adh-Dhua’afa I : 78]
Dan dalam riwayat lain dari Abu Hurairah, Nabi bersabda.
“Artinya : Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah di dengar oleh bapak-bapak kamu sebelumnya, karena itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu” [Shahih Muslim Syarah Nawawi I : 78-79]
Imam Muslim juga meriwayatkan dari Amir bin Abdah, katanya : Abdullah (Ibnu Mas’ud) berkata :
“Artinya : Sesungguhnya syetan dapat menampakkan diri dalam bentuk seorang laki-laki, lalu datang kepada suatu kaum lantas menceritakan berita bohong kepada mereka, kemudian mereka berpisah, lalu ada di antara mereka yang berkata kepada orang lain, saya mendengar seseorang yang saya kenal rupanya tetapi tidak saya ketahui namanya berkata begini begitu” [Shahih Muslim, Al-Muqadimmah I : 79]
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata.
“Artinya : Sesungguhnya di laut ada syetan-syetan yang ditahan, yang diikat oleh Nabi Sulaiman, mereka akan keluar dan membacakan Al-Qur’an kepada manusia” [Shahih Muslim, Al-Muqadimmah, Bab An-Nahyi’an Ar-Riwayah’an Adh-Dhu’afa’ I : 79-80]
Imam Nawawi berkata, “Maksudnya, mereka membacakan sesuatu yang bukan dari Al-Qur’an dan dikatakan Al-Qur’an dengan maksud untuk memperdayakan orang banyak, tetapi mereka tidak terperdaya” [Syarah Muslim I : 80]
Alangkah banyaknya berita yang aneh-aneh pada masa sekarang ini, maka banyak pula orang yang tidak berhati-hati terhadap berita-berita bohong ini dan dalam memindahkan perkataan (berita-berita) tanpa menyeleksi kebenarannya. Yang demikian itu berarti menyesatkan dan memfitnah orang lain. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan agar jangan membenarkan mereka begitu saja. Dan para ulama hadits telah menjadikan hadits-hadits ini sebagai dasar wajibnya bersikap kritis dan selektif dalam menukil berita atau hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meneliti para perawinya untuk mengetahui mana yang dapat dipercaya dan mana yang tidak dapat dipercaya.
Karena banyak terjadi kebohongan yang terjadi pada manusia sekarang ini maka mereka tidak lagi dapat membedakan mana berita yang benar dan mana yang tidak benar.
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
almanhaj.or.id
Lenyapnya Orang-Orang Shalih Dan Menuntut Ilmu Dari Orang-Orang Kecil
LENYAPNYA ORANG-ORANG SHALIH
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dan diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah lenyapnya atau habisnya orang-orang shalih dan sedikitnya orang-orang yang baik. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak orang yang jahat, sehingga akhirnya tidak ada lagi yang tinggal melainkan orang-orang yang jahat (buruk). Dan pada saat keadaan manusia seperti inilah kiamat itu datang. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu ia berkata. Rasulullah Shallallahu ‘alaiahi wa sallam bersabda.
“Artinya : Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama di muka bumi, maka tidak ada yang tinggal padanya kecuali orang-orang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran”[Musnad Ahmad 11 : 181-182 dengan syarah Ahmad Syakir, beliau berkata : , “Isnadnya Shahih”. Dan Mustadrak Al-Hakim 4 : 435. Al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits Shahih menurut syarat syaikhani, jika Al-Hasan mendengarnya dari Abdullah bin Amir, “Perkataan Al-Hakim ini juga disetujui oleh Adz-Dzahabi]
Maksudnya, Allah mewafatkan orang-orang yang ahli kebaikan dan agama hingga tinggal orang-orang tolol, hina , dan tidak memiliki kebaikan sama sekali. Hal ini terjadi ketika ilmu tentang Ad-Din (agama) sudah diambil oleh Allah dan menusia telah menjadikan pemimpin-pemimpin yang jahil yang berfatwa tanpa berdasarkan ilmu.
Dan diriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
“Artinya : Akan datang suatu masa pada manusia yang pada waktu itu mereka disaring hingga tinggal ampasnya. Janji-janji dan amanat mereka bercampur baur, dan mereka berpecah belah seperti ini, lalu beliau merengganngkan antara jari-jari beliau” [Musnad Ahmad 12 : 12 dengan syarah Ahmad Syakir. Beliau berkata, “Isnadnya Shahih”. Dan Mustadrak Al-Hakim 4 : 435, beliau berkata, “Ini adalah hadits shahih yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya”. Perkataan Al-Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi]
Lenyapnya orang-orang shalih itu ialah ketika telah banyak kemaksiatan dan amar ma’ruf nahi mungkar telah ditinggalkan. Karena orang-orang shalih itu apabila meihat kemungkaran dan mereka tidak berusaha mengubah dan memberantasnya, serta kerusakan telah demikian banyak, maka mereka akan ditimpa adzab bersama orang lain. Apabila adzab ini turun, sebagaimana disebutkan dalam hadits ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : “Apakah kami akan binasa padahal di tengah-tengah kami masih ada orang-orang shalih?”. Beliau menjawab ; “Ya, apabila kejelekan telah demikian banyak” [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Qaula Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Wailun Lil Arabi min Syarria Qad Iqtaraba 13 : 11]
MENUNTUT ILMU KEPADA ORANG-ORANG KECIL
Imam Abdullah bin Al-Mubarak meriwayatkan dengan sanadnya dari Abi Umayyah Al-Jamhi Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat itu ada tiga, salah satunya ialah akan dituntutnya ilmu dari Al-Ashaghir (orang-orang kecil)” [Kitab Az-Zuhud karya Ibnul Mubarak, halaman 20-21, hadits no. 61 dengan tahqiq Habibur Rahman Al-A’zhami, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Al-Albani berkata, “Shahih”. Periksa : Shahih Al-Jami’ush-Shaghir 2 : 243, hadits no. 2203. Dan Al-Hafizd Ibnu Hajar menjadikannya syahid dalam Fathul Bari 1 : 143]
Imam Abdullah bin Al-Mubarak ditanya tentang Al-Ashagir (orang-orang kecil) itu, lalu beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang berkata menurut pendapatnya sendiri saja (tanpa mengacu pada Kitabullah dan Sunnah Rasul), adapun anak muda yang orang-orang tua meriwayatkan darinya bukanlah yang dimaksud dengan shagir (kecil)”. Dan beliau berkata juga, “Ilmu datang kepada mereka dari orang-orang kecil (rendah) mereka, yakni ahli bid’ah” [Hasyiyah Kitab Az-Zuhud, hal.31, dengan tahqiq dan ta’liq Habibur Rahman Al-A’zhami]
Dan diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Manusia itu senantiasa berada dalam kebaikan selama ilmu (agama) yang datang kepada mereka itu dari sahabat-sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari senior-senior mereka. Apabila ilmu (tentang Ad-Din) itu datang kepada mereka dari orang-orang kecil mereka dan hawa nafsu mereka bersilang sengketa, maka rusaklah mereka” [Kitab Az-Zuhud oleh Ibnul Mubarak, Imam At-Tuwajiri berkata : “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath, dan diriwayatkan oleh Abdur Razzaq dalam Mushannaf-nya dan isnadnya adalah shahih menurut syarat Muslim, Vide : Ithaful Jama’ah 1 : 424 dan Al-Mushannaf 11 : 246, hadits no. 20446 dengan tahqiq Habibur Rahman Al-A’zhami]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dan diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah lenyapnya atau habisnya orang-orang shalih dan sedikitnya orang-orang yang baik. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak orang yang jahat, sehingga akhirnya tidak ada lagi yang tinggal melainkan orang-orang yang jahat (buruk). Dan pada saat keadaan manusia seperti inilah kiamat itu datang. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu ia berkata. Rasulullah Shallallahu ‘alaiahi wa sallam bersabda.
“Artinya : Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama di muka bumi, maka tidak ada yang tinggal padanya kecuali orang-orang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran”[Musnad Ahmad 11 : 181-182 dengan syarah Ahmad Syakir, beliau berkata : , “Isnadnya Shahih”. Dan Mustadrak Al-Hakim 4 : 435. Al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits Shahih menurut syarat syaikhani, jika Al-Hasan mendengarnya dari Abdullah bin Amir, “Perkataan Al-Hakim ini juga disetujui oleh Adz-Dzahabi]
Maksudnya, Allah mewafatkan orang-orang yang ahli kebaikan dan agama hingga tinggal orang-orang tolol, hina , dan tidak memiliki kebaikan sama sekali. Hal ini terjadi ketika ilmu tentang Ad-Din (agama) sudah diambil oleh Allah dan menusia telah menjadikan pemimpin-pemimpin yang jahil yang berfatwa tanpa berdasarkan ilmu.
Dan diriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
“Artinya : Akan datang suatu masa pada manusia yang pada waktu itu mereka disaring hingga tinggal ampasnya. Janji-janji dan amanat mereka bercampur baur, dan mereka berpecah belah seperti ini, lalu beliau merengganngkan antara jari-jari beliau” [Musnad Ahmad 12 : 12 dengan syarah Ahmad Syakir. Beliau berkata, “Isnadnya Shahih”. Dan Mustadrak Al-Hakim 4 : 435, beliau berkata, “Ini adalah hadits shahih yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya”. Perkataan Al-Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi]
Lenyapnya orang-orang shalih itu ialah ketika telah banyak kemaksiatan dan amar ma’ruf nahi mungkar telah ditinggalkan. Karena orang-orang shalih itu apabila meihat kemungkaran dan mereka tidak berusaha mengubah dan memberantasnya, serta kerusakan telah demikian banyak, maka mereka akan ditimpa adzab bersama orang lain. Apabila adzab ini turun, sebagaimana disebutkan dalam hadits ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : “Apakah kami akan binasa padahal di tengah-tengah kami masih ada orang-orang shalih?”. Beliau menjawab ; “Ya, apabila kejelekan telah demikian banyak” [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Qaula Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Wailun Lil Arabi min Syarria Qad Iqtaraba 13 : 11]
MENUNTUT ILMU KEPADA ORANG-ORANG KECIL
Imam Abdullah bin Al-Mubarak meriwayatkan dengan sanadnya dari Abi Umayyah Al-Jamhi Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat itu ada tiga, salah satunya ialah akan dituntutnya ilmu dari Al-Ashaghir (orang-orang kecil)” [Kitab Az-Zuhud karya Ibnul Mubarak, halaman 20-21, hadits no. 61 dengan tahqiq Habibur Rahman Al-A’zhami, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Al-Albani berkata, “Shahih”. Periksa : Shahih Al-Jami’ush-Shaghir 2 : 243, hadits no. 2203. Dan Al-Hafizd Ibnu Hajar menjadikannya syahid dalam Fathul Bari 1 : 143]
Imam Abdullah bin Al-Mubarak ditanya tentang Al-Ashagir (orang-orang kecil) itu, lalu beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang berkata menurut pendapatnya sendiri saja (tanpa mengacu pada Kitabullah dan Sunnah Rasul), adapun anak muda yang orang-orang tua meriwayatkan darinya bukanlah yang dimaksud dengan shagir (kecil)”. Dan beliau berkata juga, “Ilmu datang kepada mereka dari orang-orang kecil (rendah) mereka, yakni ahli bid’ah” [Hasyiyah Kitab Az-Zuhud, hal.31, dengan tahqiq dan ta’liq Habibur Rahman Al-A’zhami]
Dan diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Manusia itu senantiasa berada dalam kebaikan selama ilmu (agama) yang datang kepada mereka itu dari sahabat-sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari senior-senior mereka. Apabila ilmu (tentang Ad-Din) itu datang kepada mereka dari orang-orang kecil mereka dan hawa nafsu mereka bersilang sengketa, maka rusaklah mereka” [Kitab Az-Zuhud oleh Ibnul Mubarak, Imam At-Tuwajiri berkata : “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath, dan diriwayatkan oleh Abdur Razzaq dalam Mushannaf-nya dan isnadnya adalah shahih menurut syarat Muslim, Vide : Ithaful Jama’ah 1 : 424 dan Al-Mushannaf 11 : 246, hadits no. 20446 dengan tahqiq Habibur Rahman Al-A’zhami]
[Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
almanhaj.or.id
ORANG-ORANG HINA DIBERI KEDUDUKAN TERHORMAT
Orang-Orang Hina Diberi Kedudukan Terhormat
Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________
Dan diantara tanda-tanda akan datangnya kiamat ialah apabila orang-orang yang hina dan rendah diberi kedudukan yang tinggi melebihi orang-orang yang baik-baik. Sehingga urusan masyarakat berada di tangan orang-orang bodoh dan hina serta tidak baik. Ini merupakan kondisi yang terbalik dari hakikat yang sebenarnya dan keadaan yang sudah berubah. Kondisi seperti ini dapat disaksikan pada masa sekarang ini. Maka anda dapat melihat betapa banyaknya pemimpin manusia dan penentu kebijakan adalah orang-orang yang sedikit sekali kebaikan dan pengetahuannya. Padahal, seharusnya yang menduduki posisi seperti itu adalah orang-orang yang mengerti agama dan bertaqwa, karena mereka inilah yang seharusnya didahulukan daripada orang lain dalam memegang kendali urusan masyarakat. Sebab, orang yang paling utama dan paling mulia ialah orang-orang yang mengerti agama dan bertaqwa, sebagaimana firman Allah.
“Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa” [Al-Hujarata : 13]
Karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memberikan kekuasaan untuk memegang urusan masyarakat kecuali kepada orang yang paling baik dan paling mengerti, demikian pula khalifah beliau. Contoh-contoh mengenai hal ini banyak sekali. Antara lain, seperti yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada penduduk Najran.
“Artinya : ‘Sungguh aku akan mengirim kepada kalian orang kepercayaan yang betul-betul dapat dipercaya’. Lalu para sahabat merasa bahwa ini adalah suatu masalah yang luhur, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Abu Ubaidah” [Shahih Bukhari, Kitab Akhbarul Aahad. Bab Maa Jaa-a Fii Ijaazati Khabaril Waahid Ash-Shaadiq 13 : 232]
Dibawah ini kami kemukakan beberapa buah hadits yang menunjukkan akan diangkat orang-orang hina untuk menduduki jabatan-jabatan penting, dan ini merupakan sebagian dari tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat. Antara lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya akan datang tahun-tahun yang penuh tipu daya, pada waktu itu pembohong dibenarkan dan orang jujur dianggap pendusta, pengkhianat diserahi amanat dan orang kepercayaan dituduh penghianat, dan Ruwaibidhah berkata seenaknya (menyampaikan kebijaksanaan-kebijaksanaannya)’. Para sahabat bertanya, “Apakah Ruwaibidhah itu ?” Beliau menjawab : “Orang bodoh yang berbicara tentang urusan masyarakat umum”[Musnad Imam Ahmad 15: 37-38 dengan syarah dan ta’liq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Isnadnya hasan dan matannya shahih”. Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah isnad yang bagus, tetapi mereka (para ulama hadits selain Imam Ahmad) tidak meriwayatkannya dari jalan ini”. Vide : An-Nihayah Fi Al-Fitan I : 181 dengan tahqiq DR Thaha Zain]
Dan dalam hadits Jibril yang panjang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Tetapi akan saya ceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya, yaitu … dan apabila orang-orang yang dahulu telanjang (pakaiannya compang-camping) dan berkaki telanjang lantas menjadi pemimpin manusia. Maka itulah di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat” [Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Al-Iman wa Al-Islam wa Al-Ihsan 1 : 163]
Dan diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Diantara tanda-tanda telah dekatnya hari Kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka bin Luka (orang yang bodoh dan hina). Maka sebaik-baik manusia pada hari itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua orang mulia”[Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al-Ausath dengan dua sanad, dan perawi-perawi salah satu sanadnya adalah perawi-perawi kepercayaan” Majma’uz Zawaid 7 : 325]
Dan dalam shahih Bukhari disebutkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Apabila suatu urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka nantikanlah datangnya kiamat” [Shahih Bukhari, Kitab Ar-Raqaiq, Bab Raf’il Amanah 11 : 332]
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata.
“Diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah … keluarga rumah tangga yang rendah akan mengungguli keluarga rumah tangga yang baik-baik. Benarkah demikian, wahai Abdullah Mas’ud? Adakah anda mendengarnya dari kekasihku?” Ibnu Mas’ud menjawab, “Benar, demi Tuhan pemilik Ka’bah”. Kami bertanya, “Apakah At-Tuhuut itu?”. Beliau menjawab, “orang-orang yang rendah dan keluarga rumah yang hina, dianngkat kedudukannya melebihi orang-orang yang baik-baik. Dan ‘al-wuluul’ ialah keluarga rumah tangga yang baik-baik” [Majma’uz Zawaid 7 : 327, Al-Haitsami berkata, “Hadits Abu Hurairah itu sendiri tersebut dalam kitab Shahih sebagiannya, dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih kecuali Muhammad bin Al-Harits bin Sufyan, dan dia itu kepercayaan”. Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan di dalam Fathul Bari 13 : 15 dari riwayat Thabrani dalam Al-Ausath dari Abu Hurairah]
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata Rasulllah Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Tidak akan lenyap dunia sehingga ia menjadi milik Luka [1] bin Luka” [Musnad Ahamad 16 284 dengan syarah dan ta’liq Ahmad Syakir, Beliau berkata, “Diriwayatkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Jami’ush Shagir dan beliau menandainya sebagai hadits Hasan”, Al-Jami’ush Shagir 2 : 200 dengan catatan kaki Kunuzul-Haqaiq oleh Al-Munawi, Al-Haitami berkata, “perawi-perawi Ahmad adalah perawi-perawi shahih kecuali Kamil bin Al-Ala, dan dia itu kepercayaan”. Lihat : Majma’uz Zawaid 7 : 220. Ibnu Katsir berkata, “Isnadnya bagus dan kuat”. An-Nihayah Fii Al-Fitan 1 : 181 dengan tahqiq DR Thaha Zaini, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 5 : 392 hadits no. 7149]
Maksudnya, sehingga kenikmatan dan kelezatan dunia serta posisi terhormat yang ada di dalamnya adalah untuknya, [Vide : Faidhul Qadir Syarah Al-Jami’ush Shagir 5 : 394 oleh Abdur Ra’uf Al-Munawi]
Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa allam bersabda.
“Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga orang yang paling bahagia dengan kehidupan dunia adalah Luka bin Luka (orang bodoh dan hina)” [Musnad Imam Ahmad 5 : 389 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul Ummal, dan As-Suyuthi menandainya di dalam Al-Jami Ash-Shaghir sebagai hadits Shahih 2 : 220 dengan catatan kaki Kunuzul Haqaia oleh Al-Munawi. Al-Albani berkata “Shahih”. Periksa Shahih Al-Jami Ash-Shaghir 6 : 177, hadits nomor 7308]
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah mengenai hadits yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang akan lenyapnya amanat, sebagai berikut.
“Artinya : …… sehingga dikatakan untuk seseorang : ‘Alangkah sabarnya, alangkah cermatnya, alangkah pandainya, padahal di dalam hatinya tidak ada iman meskipun hanya seberat biji sawi” [Shahih Bukhari, Kitab Ar-Riqaq, Bab Raf’il Amanah 11 : 333, dan shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Raf’il Amanah wal Iman min Ba’dhil Qulub 2 : 167-170]
Ini sudah terjadi di kalangan kaum muslimin pada masa sekarang ini. Mereka mengatakan terhadap seseorang “ Alangklah pandainya, alangkah bagusnya budi pekertinya …” dan mereka sifati dengan sifat-sifat yang sangat baik, padahal dia adalah orang yang sangat durhaka, sedikit sekali pengetahuan dan penerapan agamanya, serta sangat minim amanahnya. Bahkah kadang-kadang dia malah memusuhi kaum muslimin dan berusaha hendak menghancurkan Islam. Fa laa haula wa laa quwwata illa billahil aliyyil azhim.
Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
_________
Foote Note
[1]. Luka’ menurut bangsa Arab ialah budak, kemudian kata ini digunakan untuk menunjukkan kebodohan dan kehinaan, yaitu orang yang hina dan tercela. Kadang-kadang kata Luka’ ini digunakan untuk anak kecil. Jika kata Luka’ ini digunakan untuk orang dewasa maka yang dimaksud ialah orang yang kecil ilmu dan akalnya. (lihat An-Nihayah Fii Gharibil Hadits 4 : 268]
almanhaj.or.id
Hidup dan Mati Adalah Takdir Allah
Hidup dan mati semua adalah takdir Allah SWT, semuanya berada di tangan-Nya.
Manusia tidak bisa menentukan takdirhidup dan matinya sendiri.
Nyawa adalah pemberian Allah, artinya jika kita membunuh berarti telah menghilangkan barang berharga pemberian Allah SWT.
Pada dasarnya membunuh adalah mengikuti langkah setan
Selain itu, Allah SWT mengutuk segala bentuk tindak pembunuhan terhadap seorang mukmin dan Allah akan memberikan azab baginya.
Islam melarang membunuh saudaranya sendiri.
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam.
Ia kekal di dalamnya, Allah murka kepadanya, mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya."
(QS.An-Nisa':93).
Manusia tidak bisa menentukan takdirhidup dan matinya sendiri.
Nyawa adalah pemberian Allah, artinya jika kita membunuh berarti telah menghilangkan barang berharga pemberian Allah SWT.
Pada dasarnya membunuh adalah mengikuti langkah setan
Selain itu, Allah SWT mengutuk segala bentuk tindak pembunuhan terhadap seorang mukmin dan Allah akan memberikan azab baginya.
Islam melarang membunuh saudaranya sendiri.
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam.
Ia kekal di dalamnya, Allah murka kepadanya, mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya."
(QS.An-Nisa':93).
Sunday, October 24, 2010
Kalimat Tauhid
Kalimat Tauhid.
Sebuah hadist,
"Barang siapa yang akhir perkataannya adalah Laa ilaha illallah, maka dia akan masuk surga."
(HR.Abu Daud).
Marilah kita persiapkan bekal kalimat tauhid ini untuk menghadapi kematian.
Tidak ada bekal yang lebih baik daripada bekal kalimat tauhid dengan memenuhi syarat-syaratnya.
Sebuah hadist,
"Barang siapa yang akhir perkataannya adalah Laa ilaha illallah, maka dia akan masuk surga."
(HR.Abu Daud).
Marilah kita persiapkan bekal kalimat tauhid ini untuk menghadapi kematian.
Tidak ada bekal yang lebih baik daripada bekal kalimat tauhid dengan memenuhi syarat-syaratnya.
Saturday, October 23, 2010
Membuat Bahagia Istri
Ada beberapa hadits di bawah ini yang bisa kita jadikan oleh para suami untuk membahagiakan istrinya.
Ada saja cara Rasulullah SAW membahagiakan istrinya, salah satunya dengan rajin mencium istrinya.
Dalam satu hadits dari Hafshah, putri Umar r.a,
"Sesungguhnya Rasulullah SAW mencium istrinya sekalipun sedang berpuasa."
(HR.Ahmad).
Bahkan di hadits lain disebutkan bahwa Beliau tidak malu-malu berbaring di pangkuan istrinya.
Dalam riwaya dari Aisyah r.a,
"Nabi SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haid, kemudian Rasulullah membaca Al-Qur'an."
(Riwayat Abdurrazaq).
Bahkan dalam hal meyapa istrinya pun Rasulullah SAW sangat romanis.
Kita perhatikan, Nabi senantiasa memanggil istrinya dengan sebutan yang indah.
Rasulullah SAW memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan, dan yang paling disukainya adalah seperti Aisy dan Humaira' (Si pipi merah delima).
Untuk itu, sebagai suami marilah kita senantiasa tampil menarik dan memberikan perhatian yang sempurna kepada istri kita, sehingga nuansa yang romanis akan tetap terjaga.
(NB:Bagi yang masih belum beristri hmm mumet..hehe)
Ada saja cara Rasulullah SAW membahagiakan istrinya, salah satunya dengan rajin mencium istrinya.
Dalam satu hadits dari Hafshah, putri Umar r.a,
"Sesungguhnya Rasulullah SAW mencium istrinya sekalipun sedang berpuasa."
(HR.Ahmad).
Bahkan di hadits lain disebutkan bahwa Beliau tidak malu-malu berbaring di pangkuan istrinya.
Dalam riwaya dari Aisyah r.a,
"Nabi SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haid, kemudian Rasulullah membaca Al-Qur'an."
(Riwayat Abdurrazaq).
Bahkan dalam hal meyapa istrinya pun Rasulullah SAW sangat romanis.
Kita perhatikan, Nabi senantiasa memanggil istrinya dengan sebutan yang indah.
Rasulullah SAW memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan, dan yang paling disukainya adalah seperti Aisy dan Humaira' (Si pipi merah delima).
Untuk itu, sebagai suami marilah kita senantiasa tampil menarik dan memberikan perhatian yang sempurna kepada istri kita, sehingga nuansa yang romanis akan tetap terjaga.
(NB:Bagi yang masih belum beristri hmm mumet..hehe)
MENJADI HAMBA YANG SABAR DAN SYUKUR
أَلَم تَرَ أَنَّ الفُلكَ تَجرى فِى البَحرِ بِنِعمَتِ اللَّهِ لِيُرِيَكُم مِن ءايٰتِهِ ۚ إِنَّ فى ذٰلِكَ لَءايٰتٍ لِكُلِّ صَبّارٍ شَكورٍ
"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. (QS Lukman [31]: 31)
Sabar terdiri dari huruf shad, ba dan ra, yang secara bahasa adalah masdar dari fi'il madli, shabara, yang berarti 'menahan'. Menurut Rasyid Ridho, sabar adalah menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan dengan perasaan rida, ikhtiar, dan penyerahan diri. Dalam maknanya yang lebih luas, sabar mencakup tiga hal, yakni sabar melaksanakan perintah Allah, sabar menjauhi dosa atau maksiat, dan sabar menghadapi kesulitan dan cobaan.
Sedangkan, syukur (al-Syukr) adalah bentuk masdar dari kata kerja lampau syakara. Maknanya adalah mengakui nikmat dan menampakkannya. Lawannya adalah al-Kufr, melupakan nikmat dan menyembunyikannya. Hakikat syukur adalah sikap positif dalam menghadapi nikmat yang mencerminkan hubungan timbal balik antara penerima dan pemberi nikmat. Dalam pandangan al-Ghazali, syukur merupakan salah satu maqam (tempat) untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Ketika menghadapi berbagai macam musibah, seperti banjir, tanah longsong, dan gempa, kita diperintahkan untuk bersabar dalam menghadapinya seraya mengucapkan, "Innalillahi wainna ilaihi rajiun." (segala sesuatu datangnya dari Allah, dan kita semua akan kembali kepada-Nya). Tentunya, ini disertai dengan tindakan nyata, yakni segera bangkit kembali untuk memulai kehidupan dan tak berputus asa.
Sebab, dengan kesabaran itu, kita akan dicirikan sebagai orang yang al-mukhbitin atau tunduk dan taat kepada Allah (QS [103]: 34-35), al-Mukhlisin atau orang yang berbuat baik (QS [11]: 115), ulu al-albab atau orang yang arif, dan al-Muttaqin atau ciri orang yang bertakwa (QS [3]: 15-17).
Sebaliknya, jika tidak mengalami musibah tersebut, kita diperintahkan untuk bersyukur dengan mengucap, "Alhamdulillahi rabbil alamiin." (segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta). Rasa syukur itu tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga dalam bentuk tindakkan nyata, yakni dengan membantu saudara-suadara kita yang terkena musibah, baik dalam bentuk materi maupun bukan materi. Sesungguhnya, musibah dapat menimpa siapapun, kapanpun, dan di mana pun.
Kemampuan yang dimiliki oleh orang yang memiliki predikat sabar dan syukur tidak terbatas dalam memahami tanda-tanda yang dapat diamati dan dirasakan, atau yang bersifat empiris (qauniyah). Namun, mereka juga dapat memahami tanda-tanda dalam bentuk pemberitaan firman Tuhan, seperti termaktub dalam kitab suci, atau ayat qauliyah.
Mengacu pada beberapa tanda dalam Alquran, penyandang predikat sabar dan syukur memiliki daya pikir yang kuat, mampu berfikir secara empiris maupun rasional, serta memiliki kepekaan rasa yang tinggi terhadap berbagai hal yang menyenangkan ataupun menyusahkan. Kemampuan tersebut mengantarkan mereka menjadi hamba yang beriman kepada Allah SWT.
Wallahu A'lam.
BAB 4 : TEMPAT ROH-ROH DALAM BADAN
KITAB SIRRUL ASROR BAB 4 :
TEMPAT ROH-ROH DALAM BADAN
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ اْلشَّيْطَا نِ الْرَجِيْم بِسْمِ اللهِ اْلَرّحْمنِ اْلرَحِيْمِ
اَشْهَدُ اَنْ لا َاِلَهَ اِلا الله وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
اَلله ُوَحْدهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ حَقُّ الله - رَحْمَةُ الله – رِضَأ الله
Tempat roh manusia, roh kehidupan, di dalam badan ialah dada. Tempat ini berhubung dengan pancaindera dan deria-deria. Urusan atau bidangnya ialah agama. Pekerjaannya ialah mentaati perintah Allah. Dengan peraturan-peraturan yang ditentukan-Nya, Allah memelihara dunia nyata ini dengan teratur dan harmoni. Roh itu bertindak menurut kuwajiban yang ditentukan oleh Allah, tidak menganggap perbuatannya sebagai perbuatannya sendiri kerana dia tidak berpisah dengan Allah. Perbuatannya dari Allah; tidak ada perpisahan di antara ‘aku’ dengan Allah di dalam tindakan dan ketaatannya.
فَمَن كانَ يَرجوا لِقاءَ رَبِّهِ فَليَعمَل عَمَلًا صٰلِحًا وَلا يُشرِك بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (Surah Kahfi, ayat 110).
Allah adalah Esa dan Dia mencintai yang bersatu dan satu. Dia mau semua penyembahan dan semua amal kebaikan, yang Dia anggap sebagai pengabdian kepada-Nya, menjadi milik-Nya semata-mata, tidak dicampur dengan apa saja. Jadi, seseorang tidak memerlukan kelulusan atau halangan dari siapa pun di dalam pengabdiannya kepada TuhanNya, juga amalannya bukan untuk kepentingan duniawi. Semuanya semata-mata kerana Allah.
Suasana yang dihasilkan oleh petunjuk Ilahi seperti menyaksikan bukit-bukti kewujudan Allah di dalam alam nyata ini; kenyataan sifat-sifat-Nya, kesatuan di dalam yang banyak, hakikat di balik yang nyata, semuanya adalah ganjaran bagi amal kebaikan yang benar dan ketaatan tanpa mementingkan diri sendiri. Namun, semuanya itu pada penaklukan alam benda, dari bumi yang di bawah tapak kaki kita hingga pada langit-langit. Termasuk di dalam penaklukan alam dunia ialah kekeramatan yang muncul melalui seseorang, misalnya berjalan di atas air, terbang di udara, berjalan dengan cepat, mendengar suara dan melihat gambaran dari tempat yang jauh atau bisa membaca fikiran yang tersembunyi. Sebagai ganjaran terhadap amal yang baik, juga diberikan besok di akhirat seperti surga, khadam-khadam, bidadari, susu, madu, arak dan lain-lain. Semuanya itu merupakan nikmati surga tingkat pertama, surga dunia.
Tempat ‘roh perpindahan atau roh peralihan’ ialah di dalam hati. Urusannya ialah pengetahuan tentang jalan kerohanian. Kerjanya berkait dengan empat nama-nama pertama bagi nama-nama Allah yang indah. Sebagaimana dua belas nama-nama yang lain empat nama tersebut tidak termasuk di dalam sempadan suara dan huruf. Jadi, ia tidak boleh disebut. Allah Yang Maha Tinggi berfirman:
وَلِلَّهِ الأَسماءُ الحُسنىٰ فَادعوهُ بِها
“Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu”. (Surah A’raaf, ayat 180).
Firman Allah di atas menunjukkan tugas utama manusia adalah mengetahui nama-nama Tuhan. Ini adalah pengetahuan batin seseorang. Jika mampu memperoleh pengetahuan yang demikian dia akan sampai kepada makam makrifat. Di sanalah pengetahuan tentang nama keesaan sempurna.
Nabi s.a.w bersabda, “Allah Yang Maha Tinggi mempunyai sembilan puluh sembilan nama, siapa mempelajarinya akan masuk syurga”. Baginda s.a.w juga bersabda, “Pengetahuan adalah satu. Kemudian orang arif jadikannya seribu”. Ini bermakna nama kepunyaan Zat hanyalah satu. Ia memancar sebagai seribu sifat kepada orang yang menerimanya.
Dua belas nama-nama Ilahi berada di dalam lingkungan sumber pengakuan tauhid “La ilaha illa Llah”. Tiap satunya adalah satu daripada dua belas huruf dalam kalimah tersebut. Allah Yang Maha Tinggi menguraiakan nama-Nya pada setiap huruf di dalam perkembangan hati. Setiap satu dari empat alam yang dilalui oleh roh terdapat tiga nama yang berlainan. Allah Yang Maha Tinggi dengan cara ini memegang erat hati para pencinta-Nya, dalam kasih sayang-Nya. Firman-Nya:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذينَ ءامَنوا بِالقَولِ الثّابِتِ فِى الحَيوٰةِ الدُّنيا وَفِى الءاخِرَةِ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (Surah Ibrahim, ayat 27).
Kemudian dikuruniakan kepada mereka persinggahan-Nya. Dia sediakan pokok keesaan di dalam hati mereka, pokok yang akarnya turun kepada tujuh lapis bumi dan Dahannya meninggi kepada tujuh lapis langit, bahkan meninggi lagi hingga ke arasy dan mungkin lebih tinggi lagi. Allah berfirman:
أَلَم تَرَ كَيفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصلُها ثابِتٌ وَفَرعُها فِى السَّماءِ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, . (Surah Ibrahim, ayat 24).
Tempat ‘roh perpindahan atau roh peralihan’ adalah di dalam nyawa pada hati. Alam malaikat terus di dalam penyaksiannya. Ia boleh melihat surga alam tersebut, penghuninya, cahayanya dan semua malaikat di dalamnya. Kalam ‘roh peralihan’ adalah bahasa alam batin, tanpa huruf tanpa suara. Perhatiannya langsung menyentuh soal-soal rahasia-rahasia sesuatu yang tersembunyi. Tempatnya di akhirat apabila kembali ialah surga Na’im, taman kegembiraan karunia Allah.
Tempat ‘roh sultan’ di mana ia memerintah, adalah di tengah-tengah hati, jantung kepada hati. Urusan roh ini ialah makrifat. Kerjanya ialah mengetahui semua pengetahuan ketuhanan yang menjadi perantaraan bagi semua ibadat yang sebenar-benarnya diucapkan dalam bahasa hati. Nabi s.a.w bersabda, “Ilmu ada dua bagian. Satu pada lidah, yang membuktikan kewujudan Allah. Satu lagi di dalam hati. Inilah yang perlu untuk menyadarkan tujuan seseorang”. Ilmu yang sebenar-benarnya bermanfaat berada di dalam kegiatan hati.
Nabi s.a.w bersabda, “Quran yang mulia mempunyai makna zahir dan makna batin”. Allah Yang Maha Tinggi membukakan Quran kepada sepuluh lapis makna yang tersembunyi. Setiap makna yang berikutnya lebih bermanfaat daripada yang sebelumnya karena ia semakin dekat dengan sumber yang sebenarnya. Dua belas nama kepunyaan Zat Allah adalah serupa dengan dua belas mata air yang memancar dari batu pada saat Nabi Musa a.s menghantamkan batu itu dengan tongkatnya.
وَإِذِ استَسقىٰ موسىٰ لِقَومِهِ فَقُلنَا اضرِب بِعَصاكَ الحَجَرَ ۖ فَانفَجَرَت مِنهُ اثنَتا عَشرَةَ عَينًا ۖ قَد عَلِمَ كُلُّ أُناسٍ مَشرَبَهُم ۖ كُلوا وَاشرَبوا مِن رِزقِ اللَّهِ وَلا تَعثَوا فِى الأَرضِ مُفسِدينَ
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: ""Pukullah batu itu dengan tongkatmu"". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan." (Surah Baqarah, ayat 60).
Pengetahuan zahir adalah sama dengan air hujan yang datang dan pergi sementara pengetahuan batin diumpamakan mata air yang tidak pernah kering.
وَءايَةٌ لَهُمُ الأَرضُ المَيتَةُ أَحيَينٰها وَأَخرَجنا مِنها حَبًّا فَمِنهُ يَأكُلونَ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. ”. (Surah Yaa Sin, ayat 33).
Allah jadikan satu bijian, sebiji benih di langit. Benih itu menjadi kekuatan pada dalam diri manusia. Dijadikan-Nya juga sebiji benih di dalam alam roh-roh (alam al-anfus); menjadi sumber kekuatan, makanan roh. Bijian itu ditanam dengan air dari sumber hikmah. Nabi s.a.w bersabda, “Jika seseorang menghabiskan empat puluh hari dalam keikhlasan dan kesucian, maka akan bersumber hikmah yang memancar dari hatinya pada lidahnya”.
Nikmat bagi ‘roh sultan ialah kelezatan dan kecintaan yang dinikmatinya dengan menyaksikan kenyataan keelokan, kesempurnaan dan kemurahan Allah Yang Maha Tinggi. Firman Allah:
عَلَّمَهُ شَديدُ القُوىٰ ﴿٥﴾ ذو مِرَّةٍ فَاستَوىٰ ﴿٦﴾ وَهُوَ بِالأُفُقِ الأَعلىٰ ﴿٧﴾ ثُمَّ دَنا فَتَدَلّىٰ ﴿٨﴾ فَكانَ قابَ قَوسَينِ أَو أَدنىٰ ﴿٩﴾ فَأَوحىٰ إِلىٰ عَبدِهِ ما أَوحىٰ ﴿١٠﴾ ما كَذَبَ الفُؤادُ ما رَأىٰ ﴿١١﴾
(5) yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, (6) "Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli." (6) "Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli." (8) Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, (9) maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (10) Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (11) Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
(Surah Najmi, ayat 5 – 11).
Nabi s.a.w menggambarkan suasana demikian dengan cara lain, “Yang beriman (yang sejahtera) adalah cermin kepada yang beriman (yang sejahtera)”. Dalam ayat ini yang sejahtera yang pertama ialah hati orang yang beriman yang sempurna, sementara yang sejahtera kedua itu ialah yang memancar kepada hati orang yang beriman itu, tidak lain adalah dari Allah Yang Maha Tinggi sendiri. Allah menamakan Diri-Nya di dalam Quran sebagai Yang Mensejahterakan.
هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ المَلِكُ القُدّوسُ السَّلٰمُ المُؤمِنُ المُهَيمِنُ العَزيزُ الجَبّارُ المُتَكَبِّرُ ۚ سُبحٰنَ اللَّهِ عَمّا يُشرِكونَ
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. ”. (Surah Hasyr, ayat 23).
Kediaman ‘roh sultan’ di akhirat ialah surga Firdaus, surga yang tinggi.
Di mana roh-roh berhenti adalah tempat rahasia yang Allah buat untuk Diri-Nya di tengah-tengah hati, di mana Dia simpankan rahasia-Nya (Sirr) untuk disimpan dengan selamat. Keadaan roh ini diceritakan oleh Allah melalui pesuruh-Nya:
“Insan adalah rahasia-Ku dan Aku rahasianya”.
Urusannya ialah kebenaran (hakikat) yang diperoleh dengan mencapai keesaan; mencapai keesaan itulah tuagsnya. Ia membawa yang banyak kepada kesatuan dengan cara terus menerus menyebut nama-nama keesaan di dalam bahasa rahasia yang suci. Ia bukan bahasa yang berbunyi di luar. .
وَإِن تَجهَر بِالقَولِ فَإِنَّهُ يَعلَمُ السِّرَّ وَأَخفَى
“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.”. (Surah Ta Ha, ayat 7)
Hanya Allah mendengar bahasa roh suci dan hanya Allah mengetahui keadaannya.
Nikmat bagi roh ini ialah penyaksian terhadap ciptaan Allah yang pertama. Apa yang dilihatnya ialah keindahan Allah. Padanya terdapat penyaksian rahasia. Pandangan dan pendengaran menjadi satu. Tidak ada perbandingan dan tidak ada persamaan tentang apa yang disaksikannya. Dia menyaksikan sifat Allah, keperkasaan dan kekerasan-Nya sebagai Esa dengan keindahan, kelembutan dan kemurahan-Nya.
Bila manusia sampai pada maqomnya, tempat kediamannya, bila dia temui akal asbab, pertimbangan keduniaannya yang memandunya selama ini akan tunduk kepada Perintahnya; hatinya akan rasa gentar bercampur hormat, lidahnya terkunci. Dia tidak berupaya menceritakan keadaan tersebut kerana Allah tidak menyerupai sesuatu.
Bila apa yang dikatakan di sini sampai ke telinga orang yang berilmu, pasti akan memahami tingkat pengetahuannya sendiri. Tumpukan perhatian kepada kebenaran (hakikat) mengenai perkara-perkara yang sudah diketahui sebelum mendongak ke ufuk yang lebih tinggi, sebelum mencari peringkat baru, semoga mereka memperoleh pengetahuan tentang kehalusan perlaksanaan Ilahi.
Semoga mereka tidak menafikan apa yang sudah diperkatakan, tetapi sebaliknya mereka mencari makrifat, kebijaksanaan untuk mencapai keesaan. Itulah yang sangat diperlukan.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى اْلدُنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اْلنَّارِ. وَاْلحَمْدُ للهِ رَبّ ِاْلعَالَمِيْنَ
رِضَــا يَاالله ……….. الفاتحة
Subscribe to:
Posts (Atom)