Nabi Isa a.s disebut Yesus Kristus dalam agama Kristen.
Dalam bahasa Ibrani, Isa adalah Yesyu dan dalam Injil disebut Yesus.
Dalam Islam, Isa hanya manusia biasa, bukan Tuhan. Ia hanya seorang utusan Allah seperti para rasul lainnya.
Nabi Isa diutus Allah hanya untuk bangsa Israil.
Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman'
"Dan (sebagai) rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
'Sungguh aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang mata dengan seizin Allah. Dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman."
(QS. Ali Imran: 49).
Sekalipun Isa adalah Yesus dalam pandangan Kristen, namun sebaiknya umat Islam memanggilnya Isa sesuai dengan panggilan dalam Al Qur'an.
Karena manusia biasa, maka ia juga mati seperti manusia pada umumnya.
Bagaimana peristiwa kematiannya?
Dalam Al Qur'an ia tidak mati di tiang salib.
Allah SWT berfirman,
"Dan karena ucapan mereka: 'Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa."
(QS. An Nisa': 157-158).
Menurut sebagian ulama, Nabi Isa masih hidup dengan cara yang dirahasiakan Allah.
Suatu saat nanti ia akan turun ke bumi untuk meluruskan kepercayaan manusia yang salah terhadap dirinya.
Sedangkan menurut ulama yang lain, ia telah benar-benar wafat.
Perbedaan pendapat itu berpangkal pada firman Allah SWT,
"Ingatlah ketika Allah berfirman,
'Hai Isa, sesungguhnya kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang kafir hingga hari kiamat.
Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya."
(QS. Ali Imran: 55).
Sekalipun kepercayaan kita berbeda dengan saudara kita yang Kristen tentang Nabi Isa a.s, kita wajib tetap menghormati keyakinan mereka dan memberi hak sepenuhnya untuk beribadah menurut keimanan tersebut.
Wallahu A'lam.