KEHADIRAN Dubes Jepang untuk RI Kojiro Shiojiri ke Pondok Pesantren Darussalam Ciamis, dua bulan lalu, tidak hanya sekadar meresmikan Pusat Kajian dan Informasi Budaya Jepang di pondok pesantren ranah nyiur melambai tersebut. Ternyata Kojiro begitu berkesan pada penampilan Intan Perceka (16), siswa MAN Darussalam, yang pada acara peresmian tampil memainkan kecapi dan kawih (tembang) yang mendayu-dayu.
Entah kenapa Dubes negeri matahari terbit tersebut begitu tertarik dengan seni tradisi kecapi yang ditampilkan Intan. Mungkin karena kawih Tembang Asih yang ditembangkan Intan, atau karena alat musik kecapi yang dipetik Intan saat menyanyikan tembang tersebut sangat mirip dengan alat musik tradisional Jepang yang disebut koto. Secara fisik, antara koto dan kecapi amat mirip. Baik bentuk alat maupun rentangan dawai dan cara memetiknya. Bunyi yang ditimbulkannya pun mirip.
Kedutaan Besar Jepang telah mengundang Intan Perceka untuk tampil di Negeri Sakura. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri Drs Karsum Arifin (47) dan Ny Suwarningsih SPd (46) ini dipercaya untuk mengikuti program misi kebudayaan dan pendidikan di Jepang selama sepuluh hari mulai 5 Juli hingga 15 Juli. Intan akan mewakili Indonesia bersama 25 orang lainnya yang mewakili beberapa daerah dan budaya di negara ini.
Untuk tampil di Negeri Matahari terbit Intan tidak hanya mempelajari sedikit banyaknya bahasa dan budaya Jepang dari buku-buku yang ada. Gadis kelahiran tanggal 1 Juni 1992 ini pun sengaja berlatih main kecapi kepada Mang Cecep, pemain kecapi di Dusun Leuwihalang Mangkubumi Sadananya, untuk menambah mahir permainan kecapinya.
Selama ini Intan bermain kecapi secara autodidak di rumah bersama ibunya, Suwarningsih guru Bahasa Indonesia di SMP 2 Selajambe yang juga gemar seni karawitan.
"Darah seni Intan memang mengalir dari ibunya," ujar Karsum, ayahanda Intan yang sehari-hari bekerja sebagai penyuluh di KUA Rancah saat mengantarkan Intan mengurus persiapan keberangkatan ke Jepang di MAN Darussalam, Kamis (1/7).
Selain mempermahir petikan kecapinya, Intan juga sudah mempersiapkan dua kawih yang akan ditembangkan di Jepang nanti, yakni Kembang Asih dan Kukupu.
"Tembang Kembang Asih mengisahkan seorang kekasih melepas pacarnya yang hendak berangkat ke medan perjuangan" ujar Intan yang bafu naik kelas XII (kelas III) MAN Darussalam ini.
Minggu (4/7), Intan sudah harus masuk (cek in) di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto Jakarta, kemudian mengikuti pelatihan dan pembekalan selama sehari. Dan pada Selasa (6/7) berangkat ke Jepang dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng menuju Bandara Narita Jepang.
Selama di Jepang sampai 15 Juli, Intan bersama rombongan misi pendidikan dan kebudayaan RI akan mengunjungi sejumlah sekolah, mengikuti pelatihan penanggulangan bencana, mengikuti seminar singkat, mengunjungi sejumlah objek wisata, mengikuti workshop lingkungan hidup, dan penampilan seni budaya.
"Saya akan menampilkan musik kecapi dan kawih Sunda," ujar Intan yang bercita-cita untuk melanjutkan kuliahnya di Jepang bila sudah lulus di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Darussalam nanti. Di Negeri Sakura tersebut Intan berencana akan mengambil kuliah Teknologi Informasi atau Kesehatan.
"Mudah-mudahan Intan sukses dalam perjalanan misi kebudayaan dan pendidikannya di Jepang nanti. Keberhasilan Intan akan memuluskan jalan bagi adik kelasnya, atau siswa lainya dari MAN Darussalam untuk mengikuti program yang sama kelak. Intan tidak hanya duta sekolah, duta pesantren tetapi juga duta seni budaya," ujar Kepala MAN Darussalam Ciamis, Drs Tatang Ibrahim M.Pd kepada Tribun , Kamis (1/7).
Di tengah musibah yang menimpa keluarga besar MAN Darussalam menyusul dirampoknya gaji ke-13 untuk 31 guru dan lima karyawan TU oleh kawanan rampok sepesialis kempes ban Rabu (30/6) lalu, terselip kebahagian dengan dipercayanya Intan melakukan perjalanan misi kebudayaan dan pendidikan ke Jepang. Intan Perceka terpilih satu dari 300 siswa MAN Darussalam untuk melanglangbuana ke negeri matahari terbit tersebut. (*) tribunjabar
Entah kenapa Dubes negeri matahari terbit tersebut begitu tertarik dengan seni tradisi kecapi yang ditampilkan Intan. Mungkin karena kawih Tembang Asih yang ditembangkan Intan, atau karena alat musik kecapi yang dipetik Intan saat menyanyikan tembang tersebut sangat mirip dengan alat musik tradisional Jepang yang disebut koto. Secara fisik, antara koto dan kecapi amat mirip. Baik bentuk alat maupun rentangan dawai dan cara memetiknya. Bunyi yang ditimbulkannya pun mirip.
Kedutaan Besar Jepang telah mengundang Intan Perceka untuk tampil di Negeri Sakura. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri Drs Karsum Arifin (47) dan Ny Suwarningsih SPd (46) ini dipercaya untuk mengikuti program misi kebudayaan dan pendidikan di Jepang selama sepuluh hari mulai 5 Juli hingga 15 Juli. Intan akan mewakili Indonesia bersama 25 orang lainnya yang mewakili beberapa daerah dan budaya di negara ini.
Untuk tampil di Negeri Matahari terbit Intan tidak hanya mempelajari sedikit banyaknya bahasa dan budaya Jepang dari buku-buku yang ada. Gadis kelahiran tanggal 1 Juni 1992 ini pun sengaja berlatih main kecapi kepada Mang Cecep, pemain kecapi di Dusun Leuwihalang Mangkubumi Sadananya, untuk menambah mahir permainan kecapinya.
Selama ini Intan bermain kecapi secara autodidak di rumah bersama ibunya, Suwarningsih guru Bahasa Indonesia di SMP 2 Selajambe yang juga gemar seni karawitan.
"Darah seni Intan memang mengalir dari ibunya," ujar Karsum, ayahanda Intan yang sehari-hari bekerja sebagai penyuluh di KUA Rancah saat mengantarkan Intan mengurus persiapan keberangkatan ke Jepang di MAN Darussalam, Kamis (1/7).
Selain mempermahir petikan kecapinya, Intan juga sudah mempersiapkan dua kawih yang akan ditembangkan di Jepang nanti, yakni Kembang Asih dan Kukupu.
"Tembang Kembang Asih mengisahkan seorang kekasih melepas pacarnya yang hendak berangkat ke medan perjuangan" ujar Intan yang bafu naik kelas XII (kelas III) MAN Darussalam ini.
Minggu (4/7), Intan sudah harus masuk (cek in) di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto Jakarta, kemudian mengikuti pelatihan dan pembekalan selama sehari. Dan pada Selasa (6/7) berangkat ke Jepang dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng menuju Bandara Narita Jepang.
Selama di Jepang sampai 15 Juli, Intan bersama rombongan misi pendidikan dan kebudayaan RI akan mengunjungi sejumlah sekolah, mengikuti pelatihan penanggulangan bencana, mengikuti seminar singkat, mengunjungi sejumlah objek wisata, mengikuti workshop lingkungan hidup, dan penampilan seni budaya.
"Saya akan menampilkan musik kecapi dan kawih Sunda," ujar Intan yang bercita-cita untuk melanjutkan kuliahnya di Jepang bila sudah lulus di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Darussalam nanti. Di Negeri Sakura tersebut Intan berencana akan mengambil kuliah Teknologi Informasi atau Kesehatan.
"Mudah-mudahan Intan sukses dalam perjalanan misi kebudayaan dan pendidikannya di Jepang nanti. Keberhasilan Intan akan memuluskan jalan bagi adik kelasnya, atau siswa lainya dari MAN Darussalam untuk mengikuti program yang sama kelak. Intan tidak hanya duta sekolah, duta pesantren tetapi juga duta seni budaya," ujar Kepala MAN Darussalam Ciamis, Drs Tatang Ibrahim M.Pd kepada Tribun , Kamis (1/7).
Di tengah musibah yang menimpa keluarga besar MAN Darussalam menyusul dirampoknya gaji ke-13 untuk 31 guru dan lima karyawan TU oleh kawanan rampok sepesialis kempes ban Rabu (30/6) lalu, terselip kebahagian dengan dipercayanya Intan melakukan perjalanan misi kebudayaan dan pendidikan ke Jepang. Intan Perceka terpilih satu dari 300 siswa MAN Darussalam untuk melanglangbuana ke negeri matahari terbit tersebut. (*) tribunjabar