Hikmah besar kedua yang ada dalam shalat adalah khusyuk. Kekhusyukan inilah merupakan kunci yang bisa membawa kita pada makna shalat yang agung, yakni peresapan makna-makna ketauhidan, kehambaan dan kesyukuran. Shalat yang khusyuk adalah shalat yang menyapu keangkuhan dan pembangkangan kepada Allah SWT, Sang Rahman dan Rahim.
Penunaian shalat secara khusyuk akan memusnahkan sifat ujub dan sombong diri bahkan dapat memusnahkan kemungkaran dan kekejian.
Kekhusyukan ini juga berarti mengerjakan shalat dalam rukun dan sunnah secara sempurna. Dalam khusyuk terealisasi adab lahir dan batin dalam shalat. Khusyuk adalah hikmah shalat, namun dia juga merupakan sebuah ilmu, ilmu yang spesial.
Rasululah SAW bersabda,
"Ilmu yang pertama kali diangkat dari muka bumi adalah kekhusyukan."
(HR. Thabrani dengan sanad Hasan).
Jika umat akhir zaman disebut sebagai umat yang buruk maka kiranya itu terjadi karena tidak ada ilmu khusyuk dalam kehidupan umat itu.
Khusyuk juga merupakan manifestasi tertinggi hati yang sehat.
Jika ilmu itu diangkat hanya berarti bahwa hati akan sakit dan rusak. Jka khusyuk hilang, maka manusia akan mencintai dunia dengan cinta yang besar hingga mereka bersaing untuk menunaikan cinta itu dengan nafsu membara bagai binatang.
Kecenderungan kepada akhirat akan berkurang bahkan hilang dan manusia hanya sibuk mengerjakan hal-hal yang tak bermakna. Hati dan kehidupan tanpa khusyuk adalah hati dan kehidupan yang tanpa vitalitas. Hati dan kehidupan seperti ini akan menutup pintu bagi nasehat dan peringatan, serta syahwat mendominasi dan kehidupan di dunia akan dipenuhi kehancuran.
Khusyuk ini sangat sedikit dikuasai oleh seseorang.
Karenanya, jika kesulitan meraihnya maka lebarkanlah pandangan kita. Carilah orang yang khusyuk itu di sekitar kita dan bersandarlah padanya. Jika Anda melihat orang yang khusyuk dalam shalatnya dan dia adalah seorang ulama maka yakinlah bahwa Anda telah melihat seorang ulama kahirat.