CIAMIS,(PRLM).- Perahu compreng yang mengangkut 33 orang peziarah asal Kabupaten Indramayu, Minggu (16/5) sekitar pukul 08.30 WIB, tenggelam, setelah perahu dengan nahkoda Ludi (48) itu, pecah menabrak tembok penahan abrasi di Sungai Citanduy, sekitar 500 meter sebelum masuk Pelabuhan Kalipucang, Kabupaten Ciamis.
Akibat musibah itu, empat orang tewas, tujuh belum diketemukan dan 23 orang lainnya berhasil diselamatkan. Empat korban tewas Ny. Ratmini (50) asal Desa Sabrang Wetan, Kec. Anjatan Utara, Kab. Indramayu, Ny. Warti (45), warga Sabrang Wetan, Desa Anjatan Utara, Kab. Indramayu, Ny. Casminah (55) asal Kedung Mulya, Kec, Sukra, Kab. Indramayu dan Ny. Dasem (60) asal Desa Limpas, Kec. Patrol, Kab.Indramayu.
Seorang korban masih koma yaitu Ludi (48) asal Santolo, Kec. Kalipucang, Kab. Ciamis. Ludi masih dirawat di Puskesmas Kalipucang, sedangkan satu-satunya anak kecil yang ikut rombongan yaitu Ellio (4,5) berhasil diselamatkan oleh seorang penderes gula kepala asal Rawa Apu, Kec. Patimuan, Kab. Cilacap, Jawa Tengah, ketika sedang terapung di sungai. Korban sempat diberi inpus di puskesmas, namun Minggu malam kondisinya sudah membaik.
Petugas SAR dari TNI Angkatan Laut Pangandaran, Serma SAA Dayat Sudrajat mengatakan, TIM SAR dari TNI AL, Polair Pangandaran, Polsek Kalipucang dan sejumlah nelayan masih melakukan proses pencairan tujuh korban yang tenggelam. Pencarian dilakukan di Segara Anakan dan pintu pelawangan pantai selatan. “Kami masih terus berusaha melakukan pencarian. Diharapkan korban yang terbawa arus sungai itu bisa segera diketemukan," kata Dayat.
Tujuh korban yang masih dalam proses pencarian, Warnadi (43) asal Desa Limpas, Kec. Patrol, Kab. Indramayu, Dasuki (50), asal Karangmalang, Kec. Anjatan Lama, Kab. Indramayu, Dirman (40), asal Rebeng Wetan, Kec. Anjatan Baru, Kab. Indramayu, Dursipan (45) asal Rebeng Wetan, Kec. Anjatan Baru, Kab. Indramayu,Dasma (50) asal Rebeng, Kec. Anjatan Baru dan Narwi (55) asal Karangmalang, Kec. Anjatan Lama, Kab. Indramayu.
Musibah tenggelamnya perahu ukuran panjang 13 meter dengan lebar 2,5 meter itu, berawal ketika 33 orang rombongan peziarah asal Indramayu, meminta diantar ke gua Masigit Sela, di Pulau Nusakambangan, Kab. Cilacap. Rombongan datang ke Kalipucang, Sabtu (15/5) sekitar pukul 03.00. Pimpinan rombongan Dasuki , pagi harinya berusaha menyewa perahu milik Ludi, dengan ongkos menuju ke lokasi Nusakambangan sebesar Rp 300 ribu.
"Perahu itu kapasitas angkut normal sebenarnya sepuluh orang, namun waktu itu semua peziarah masuk untuk satu kali angkut. Selama kurang lebih dua jam, rombongan diantar ke lokasi gua. Sebelum sampai di Masigit Sela, kami sempat mampir ke rumah juru kunci Masigit Sela, yaitu Bapak Suryo di Majingklak. Kemudian, kami bersama-sama berangkat ke Masigit Sela bersama Pak Suryo sebagai juru kunci,” kata Gani yang ikut rombongan. (A-97/A-112/K-06/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/113609
Akibat musibah itu, empat orang tewas, tujuh belum diketemukan dan 23 orang lainnya berhasil diselamatkan. Empat korban tewas Ny. Ratmini (50) asal Desa Sabrang Wetan, Kec. Anjatan Utara, Kab. Indramayu, Ny. Warti (45), warga Sabrang Wetan, Desa Anjatan Utara, Kab. Indramayu, Ny. Casminah (55) asal Kedung Mulya, Kec, Sukra, Kab. Indramayu dan Ny. Dasem (60) asal Desa Limpas, Kec. Patrol, Kab.Indramayu.
Seorang korban masih koma yaitu Ludi (48) asal Santolo, Kec. Kalipucang, Kab. Ciamis. Ludi masih dirawat di Puskesmas Kalipucang, sedangkan satu-satunya anak kecil yang ikut rombongan yaitu Ellio (4,5) berhasil diselamatkan oleh seorang penderes gula kepala asal Rawa Apu, Kec. Patimuan, Kab. Cilacap, Jawa Tengah, ketika sedang terapung di sungai. Korban sempat diberi inpus di puskesmas, namun Minggu malam kondisinya sudah membaik.
Petugas SAR dari TNI Angkatan Laut Pangandaran, Serma SAA Dayat Sudrajat mengatakan, TIM SAR dari TNI AL, Polair Pangandaran, Polsek Kalipucang dan sejumlah nelayan masih melakukan proses pencairan tujuh korban yang tenggelam. Pencarian dilakukan di Segara Anakan dan pintu pelawangan pantai selatan. “Kami masih terus berusaha melakukan pencarian. Diharapkan korban yang terbawa arus sungai itu bisa segera diketemukan," kata Dayat.
Tujuh korban yang masih dalam proses pencarian, Warnadi (43) asal Desa Limpas, Kec. Patrol, Kab. Indramayu, Dasuki (50), asal Karangmalang, Kec. Anjatan Lama, Kab. Indramayu, Dirman (40), asal Rebeng Wetan, Kec. Anjatan Baru, Kab. Indramayu, Dursipan (45) asal Rebeng Wetan, Kec. Anjatan Baru, Kab. Indramayu,Dasma (50) asal Rebeng, Kec. Anjatan Baru dan Narwi (55) asal Karangmalang, Kec. Anjatan Lama, Kab. Indramayu.
Musibah tenggelamnya perahu ukuran panjang 13 meter dengan lebar 2,5 meter itu, berawal ketika 33 orang rombongan peziarah asal Indramayu, meminta diantar ke gua Masigit Sela, di Pulau Nusakambangan, Kab. Cilacap. Rombongan datang ke Kalipucang, Sabtu (15/5) sekitar pukul 03.00. Pimpinan rombongan Dasuki , pagi harinya berusaha menyewa perahu milik Ludi, dengan ongkos menuju ke lokasi Nusakambangan sebesar Rp 300 ribu.
"Perahu itu kapasitas angkut normal sebenarnya sepuluh orang, namun waktu itu semua peziarah masuk untuk satu kali angkut. Selama kurang lebih dua jam, rombongan diantar ke lokasi gua. Sebelum sampai di Masigit Sela, kami sempat mampir ke rumah juru kunci Masigit Sela, yaitu Bapak Suryo di Majingklak. Kemudian, kami bersama-sama berangkat ke Masigit Sela bersama Pak Suryo sebagai juru kunci,” kata Gani yang ikut rombongan. (A-97/A-112/K-06/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/113609