Sunday, May 23, 2010

Zainuddin MZ: Panggung Politik Bukan Dunia Kiai

Dai "sejuta umat" itu juga mengkritik perilaku umat Islam saat ini yang menderita apa yang disebutnya dengan penyakit "kudis", "kurap", dan "kutil"
 
Hidayatullah.com--Dai kondang ustadz KH Zainuddin MZ mengakui panggung politik bukanlah dunianya para kiai karena keahlian kiai ada di bidang agama, bukan politik.

"Nabi mengajarkan bila sesuatu diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran. Saya membuktikan itu saat aktif di panggung politik selama 3,5 tahun," katanya di Surabaya, Sabtu malam.

Mantan Ketua Partai Bintang Reformasi itu mengemukakan hal itu ketika berceramah di hadapan ratusan warga Surabaya yang memperingati HUT ke-8 Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya.

"Pengalaman 3,5 tahun di panggung politik menunjukkan politik itu bukan dunia kiai, karena itu saya kembali ke habitat untuk berdakwah kepada umat," katanya.

Dalam acara yang dihadiri Mohammad Nuh (Mendiknas) selaku Ketua Yayasan RSI Jemursari, Surabaya dan Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah itu, ia mengkritik perilaku para politikus saat ini.

"Politikus itu berbeda dengan ulama, karena ulama itu penerus Nabi Muhammad SAW yang selalu memikirkan umatnya, sedangkan politikus hanya memikirkan umat saat kampanye," katanya.

Namun, dai "sejuta umat" itu juga mengkritik perilaku umat Islam saat ini yang menderita apa yang disebutnya dengan penyakit "kudis", "kurap", dan "kutil."

"Kudis itu kurang disiplin, kurap itu kurang rapi, dan kutil itu kurang teliti. Umat Islam menderita ketiga penyakit itu karena terserang kuman atau kurang iman," katanya.

Menurut dia, umat Islam saat ini "kudis" dalam melaksanakan ketentuan hukum dan UU yang berlaku, seperti tertib berlalu lintas dan tertib menjalankan lima rukun Islam.

"Ada yang disiplin berlalu lintas kalau ada polisi saja, ada pula yang shalat kalau bersama-sama orang lain saja, padahal iman itu bukan hanya formal, tapi kemana-mana merasa `diikuti` Allah SWT," katanya.

Sementara, penyakit "kurap" terlihat kurang rapinya sebagian besar masyarakat dalam merawat tempat ibadah (masjid), sekolah, rumah sakit, dan bangunan lain peninggalan generasi pendahulu.

"Kalau pun mahal, tentu tidak ada yang namanya rumah sakit itu tidak pakai bayar, apalagi kalau masih tahap perkembangan. Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi," katanya.

Untuk penyakit "kutil" itu juga karena sebagian umat tidak teliti dalam menyaring informasi baru dari iklan asing yang tidak sesuai nilai-nilai Islam dan adanya sejumlah ajaran sesat.

"Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang mandiri dan produktif bila tidak bergantung atas produk luar negeri, jika dimulai dari disiplin di segala bidang, rapi melaksanakan tugas, dan selalu teliti dalam menyaring informasi," katanya.

Oleh karena itu, Zainuddin MZ mengajak masyarakat Indonesia dan umat Islam khususnya untuk menghilangkan ketiga penyakit tersebut.

"Penyakit fisik itu masih mudah disembuhkan dengan datang ke dokter, tapi penyakit jiwa itu dapat disembuhkan dengan datang ke ulama, kembali kepada agama, karena penyakit fisik itu hanya diketahui kita, tapi penyakit jiwa itu justru orang lain yang tahu," katanya. [ant/hidayatullah.com]