Banyak warga Amerika bertanya-tanya mengapa mereka harus terus memberikan 3 miliar dolar kepada Israel dengan susah payah dari pajak mereka setiap tahunnya? Padahal di tengah himpitan krisis ekonomi seperti sekarang ini, jelas, rakyat Amerika sendiri lebih memerlukannya.
Banyak warga Amerika yang bertanya-tanya mengapa mereka memberikan milyaran dollar kepada Israel untuk proyek senjata; bom, helikopter Apache, rudal TOW, dan senjata canggih lainnya. Banyak warga Amerika bertanya-tanya mengapa negara mereka selalu menghalangi resolusi PBB terhadap tindakan Israel, bahkan ketika tindakan Israel tersebut jelas melanggar hukum internasional. Singkatnya, banyak orang Amerika bertanya-tanya mengapa AS dan Israel menjadi teman baik seperti tak terpisahkan.
Mengapa? Karena AS dan Israel memiliki banyak kesamaan. Siapa di AS tidak mencintai knishes (sejenis kentang goreng) atau latkes (kudapan)? AS dan Israel adalah dua kacang polong dalam sebuah cangkang.
Kedua negara ini menyembah AIPAC (America Israel Public Affairs Committee), yang berfungsi sebagai utusan surgawi antara dua pertemanan itu. Israel mengatakan kepada AIPAC persis seperti yang mereka inginkan dan AIPAC mengatakan kepada anggota Kongres tentang apa yang harus dilakukan jika para anggota kongress itu masih ingin mempertahankan pekerjaan mereka.
Kedua negara jelas berbagi nilai sama dalam soal moral. Sebagai contoh, keduanya tak punya keberatan sama sekali merudal seorang musuhnya yang sudah tua dan hanya bisa duduk di kursi roda.
Kedua negara memberangus "teroris" yang menggunakan bom bunuh diri. Tentu, Amerika Serikat dan Israel sering sembrono membunuh orang yang tidak bersalah, namun mereka juga tak pernah berhenti membunuh dengan menggunakan helikopter Apache atau pesawat siluman Predator tanpa awak yang bisa membuat Anda menghembuskan nafas begitu saja, bahkan tanpa menyadarinya.
Tapi yang paling penting, AS dan Israel tenryata memiliki kesamaan, dan itu yang membuat mereka bak saudara, yaitu cara kedua negara itu diciptakan. AS dan Israel mempunyai jalan yang sangat mirip dalam membangun negaranya masing-masing.
Sekilas sejarah kedua negara
Masalah yang paling utama dalam pembangunan negara Amerika dan Israel adalah orang-orang pribumi. Jadi wajar saja bagi Israel untuk selalu berkaca pada sejarah Amerika dan bertanya, "Bagaimana kalian menangani penduduk asli kalian? Karena kita berbagi dalam nilai-nilai moral yang sama, kami ingin memperlakukan masyarakat kami dengan cara yang sama pula." Dan menyadari mereka memiliki begitu banyak kesamaan, keduanya menjadi negara yang berkarib dengan cepat.
Hal pertama yang diperlukan untuk membuat sebuah bangsa negara adalah tanah air. Sayangnya bagi AS dan Israel, tanah yang mereka butuhkan sudah diduduki oleh orang-orang yang pernah tinggal dan bekerja di tanah tersebut selama berabad-abad. Tapi untungnya bagi kedua negara berkembang itu, baik Amerika asli maupun orang Palestina, sangat baik.
Pada awalnya, baik Amerika Serikat dan Israel berusaha sopan, dengan alasan masing-masing terhadap orang-orang pribumi. Kedua negara itu mengatakan sesuatu seperti, "Ya, Anda telah bekerja di tanah ini selama berabad-abad dan menganggap itu rumah Anda, tapi bisa tolong kemasi sampah Anda dan pindah ke tempat lain karena kami butuh tanah Anda?"
Dalam kedua kasus itu, orang-orang pribumi jelas mempertahankan bahwa itu adalah tanah mereka. Tapi sebaliknya seperti orang Amerika asli yang keras kepala, orang Palestina murka dan berang karena Israel terang-terangan mencuri tanah mereka dengan menggunakan kekuatan militer. AS kemudian mengatakan Israel mungkin akan memberangus beberapa desa Palestina (taktik ini telah sering terbukti menjadi senjata yang meyakinkan untuk mengusir penduduk asli Amerika yang keras kepala ketika AS menempati tanah). Sayangnya, banyak orang Palestina masih menolak untuk meninggalkan rumahnya dan orang-orang yang masih menyimpan dendam sampai hari ini.
Baik AS dan Israel akhirnya terpaksa mengusir ratusan ribu masyarakat dari tanah mereka yang telah ditinggali selama berabad-abad. Kedua negara mengakui "kedaulatan" wilayah untuk pribumi pengungsi, tapi dalam waktu yang sama dan bahkan lebih cepat, segera mulai mencuri tanah mereka juga. Kedua negara mendorong permukiman ilegal pada "kedaulatan" wilayah, dan tak terelakkan memaksa banyak orang pribumi berjuang dalam kemelaratan yang tidak berharga dan hanya mempunyai seonggok tanah kering. Mereka yang berani melawan dicap "liar" oleh Amerika Serikat dan "teroris" oleh Israel (tentu saja, membasmi "liar" dan "teroris" adalah moral yang sempurna).
Mengapa AS dan Israel berteman baik? Jelas, AS dan Israel berbagi nilai-nilai moral mendalam yang sama. Apa dasar yang lebih baik lagi dalam persahabatan selain berbagi nilai-nilai moral yang sama? (sa/Online Journal Contributing Writer)eramuslim