Depok, (PR).- DPRD Kota Depok meminta kepada instansi terkait agar mengaudit dana yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXI Tingkat Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan di Kota Depok. Pasalnya, dana penyelenggaraan MTQ yang menelan biaya Rp 8 miliar tersebut, dinilai oleh para wakil rakyat cukup besar. Sementara pada kenyataannya di lapangan, penyelenggaraan MTQ itu tak ubahnya seperti peringatan 17 Agustusan. Demikian ditegaskan Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) DPRD Kota Depok, Siswanto, anggota FPDIP Mad Arif, anggota Fraksi Gerindra Bangsa Slamet Riyadi, dan anggota Fraksi Partai Demokrat Robby Aswan, di DPRD setempat, Jumat (7/5). Mereka mengaku tidak percaya jika penyelenggaraan MTQ seperti itu bisa menelan dana hingga mencapai Rp 8 miliar. Padahal, fasilitas yang ada di lapangan dinilai biasa-biasa saja. Bahkan selama berlangsungnya MTQ hingga saat ini, tidak terasa gaungnya. "Sebagian warga Depok justru tidak merespons positif penyelenggaraan MTQ tersebut. Alasannya, mereka telanjur kurang sependapat dengan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. Dulu pada 2008 Nur Mahmudi menggagalkan rencana penyelenggaraan MTQ Tingkat Kota Depok yang dilaksanakan di Sawangan. Akan tetapi, sekarang setelah mendekati pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) justru menjadi tuan rumah MTQ Tingkat Jawa Barat. Ada apa ini," kata anggota Fraksi Gerindra Bangsa, Slamet Riyadi. Menurut Slamet, sebagian warga Depok memang tidak peduli terhadap penyelenggaraan MTQ Tingkat Jabar kali ini karena sudah telanjur marah kepada wali kotanya. "Untuk itu, wajar-wajar saja kalau MTQ kali ini sepi dari pengunjung. Ramainya hanya waktu pembukaan, karena yang datang sebagian besar PNS yang diundang panitia," ujar Slamet. Sementara itu, Siswanto mengatakan, dana dari APBD Kota Depok sebesar Rp 3,5 miliar dan bantuan dari Provinsi Jawa Barat Rp 4,5 miliar, harus bisa dipertanggungjawabkan. Hal senada juga dikemukakan Mad Arif dan Robby Aswan. Kedua wakil rakyat itu merasa prihatin terhadap penyelenggaraan MTQ XXXI Tingkat Jabar di Kota Depok, uang dinilai kurang memuaskan dan terjelek bila dibandingkan dengan penyelenggaraan MTQ Tingkat Jabar di luar Kota Depok. Menurut Mad Arif, panggung utamanya saja roboh. Tentu saja hal itu membuktikan bahwa pembuatan panggung dilakukan asal-asalan. "Pada saat panggung itu ambruk, saya ada di lokasi. Akhirnya dibikin panggung lagi yang agak lumayan," katanya. (A-163)*** Sumber : Harian Pikiran Rakyat, Sabtu 07 Mei 2010 |