Thursday, April 22, 2010

'Aidh Al Qarni Mengaku Bukan Ikhwanul Muslimin

Namanya mirip Awadz Al Qarni sehingga disebut-sebut di Pengadilan Keamanan Negara Mesir sebagai kader Ikhwanul Muslimin
 
Hidayatullah.com—Da’i Saudi, Dr Aidh Al Qarni menyatakan bahwa dirinya tidak ada hubungan sama sekali dengan Ikhwan Al Muslimun dan menolak namanya dimasukkan dalam deretan mereka yang dituduh mengumpulkan dana untuk gerakan tersebut.
 
Sebelumnya, pemerintah Mesir telah memasukkan nama Dr Aidh Al Qarni sebagai salah satu dari 5 da’i yang melakukan pencucian uang dan mengumpulkan dana untuk jama’ah Al Ikhwan.
 
Disamping menolak memiliki hubungan dengan Al Ikhwan, Aidh Al Qarni menilai bahwa terjadi kerancuan penyebutan antara namanya dengan nama Dr Awadz Al Qarni, sebagaimana yang menimpa koran Al-Ahhram tahun lalu,  sebutnya, sebagaimana dilansir oleh Al Meshryoon (21/4/2010).
 
Selanjutnya penulis buku populer “La Tahzan” ini menjelaskan bahwa Dr Awdz Al Qarni ada, beliau masih hidup. Beberapa waktu lalu bicara di Al Jazeera.
 
Beda Aidh Al Qarni dengan Awadh Al Qarni
 
Nama Dr Awadz Al Qarni sendiri mulai mencuat dengan statemennya yang menyatakan  boleh menyerang fasilitas Israel di mana saja berada, karena Israel sendiri yang memperluas wilayah perangnya.  Pernyataan itu keluar di saat Israel menyerang Gaza pada akhir Desember 2008 lalu.
 
Dr Aidh dan Dr Awadz, dua-duanya memang memiliki nama akhir Al Qarni, dan wajah dua da’i ini pun mirip. Pantaslah, jika ada yang masih kesulitan membedakan. Namun, Awadz Al Qarni di beberapa fotonya, sebagian janggutnya berwarna putih, hal ini yang tidak didapati di foto-foto Aidh Al Qarni.
 
Sebelum ini nama Aid Al-Qarni dikaitkan dengan kasus yang mencantumkan namanya pada keputusan Jaksa Umum Mesir. Namanya disebut-sebut di Pengadilan Keamanan Negara Mesir sebagai kader Ikhwanul Muslimin.
 
Penulis buku terkenal "La-Tahzan" itu ketika diwawancarai oleh Al-Arabia.net, menyatakan bahwa  kebingungan yang terjadi antara namanya dan nama Dr Awad Muhammad Al-Qarni telah menjadi perhatian serius. Ketika itu terjadi kebingungan nama dalam surat kabar Al-Ahram yang diterbitkan setahun yang lalu. [sadzali/tho/msr/hidayatullah.com]