Mungkin anda heran kenapa berita di situs populer ini tidak update lagi. Mungkin sambil menunggu, anda bertanya-bertanya ada apa dengan situs ini.
Pengaruhnya selalu membawa nuansa positif dan optimis. Tidak pernah ada berita-beritanya yang merusak atau memecah belah umat Islam. Dengan sabar misi untuk menyampaikan isu-isu atau permasalahan seputar Islam dan umat Islam di penjuru dunia terus diemban di saat banyak media yang tidak peduli. Ratusan ilmuwan dan jurnalis bekerja keras dan terampil siang dan malam di kantornya, di Kairo.
IslamOnline, begitu nama website Islam tersebut yang populer di tengah-tengah umat dan hingga saat ini terus diingat sebagai situs Islam dengan kisah sukses yang luar biasa. IslamOnline muncul di saat jutaan umat Islam memerlukan suatu media yang membawa dakwah Islam secara total, baik dari segi platform atau ideologinya.
Tapi suatu musibah terjadi secara tiba-tiba, menghancurkan semua yang sudah dibangun IslamOnline. Kisah sukses IslamOnline tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk bagi ratusan karyawannya.
Walaupun masih beroperasi, tapi sudah sebulan terakhir informasi di situs tersebut tidak terupdate.
Dalam sebuah kesempatan, YouTube merilis rekaman video yang menunjukkan wartawan IslamOnline sedang melakukan protes di depan kantor mereka di Kairo. Mereka menuntut kebebasan kembali editorial mereka dan hak memberikan informasi yang independen seperti sedia kala. Mereka juga menuntut keadilan dari para petinggi IslamOnline.
Para wartawan yang berbakat, terbaik di Mesir, yang biasa duduk di komputer, menulis, mengedit, mengatur dialog online antara pembaca dan para ulama kenamaan sekarang justru duduk di tanah dengan plakat dan spanduk, berteriak-teriak dengan suara yang parau.
Kepada Associated Press, Hadil Al-Shalchi, salah seorang editor IslamOnline mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya menimpa IslamOnline.
Mulanya pemerintah Qatar memberhentikan para pimpinan IslamOnline yang selama ini sudah sangat membantu situs ini. Mereka berencana mengubah IslamOnline menjadi aset yang lebih fokus kepada hal-hal yang murni membahas masalah keagamaan dan tidak mengabarkan berita-berita beragam seperti sebelumnya. Selain itu IslamOnline juga akan fokus menggunakan bahasa Arab.
Perubahan konsep tersebut tentu saja menuai protes dari 350 karyawan IslamOnline di Kairo. Mereka melakukan mogok kerja dan menggelar aksi di jalanan, menuntut IslamOnline dapat kembali ke jalur semula.
IslamOnline adalah situs yang dibiayai oleh perusahaan Al-Balagh yang berpusat di Doha, Qatar. Situs tersebut sebagaimana diketahui dipimpin oleh Syaikh yang dihormati umat Islam, seorang ahli agama terkenal, Yusuf al-Qardawi.
Syaikh Qardawi sangat populer di kalangan umat Islam di seluruh dunia, terutama dalam pernyataan politiknya, respon terhadap isu-isu yang menimpa umat, perhatian terhadap moralitas umat dan dalam hal-hal lain.
Bagi para karyawan IslamOnline, masalah yang ada sekarang ini tampak seperti sebuah kudeta yang terencana. Pertama, syaikh Qardawi diberhentikan dari Al-Balagh, kemudian direksi dibubarkan dan diganti manajemen baru. Bahkan password yang biasa dipakai para staf untuk mengakses situs tersebut juga sudah diubah.
Al-Shalchi menjelaskan kalau situs IslamOnline juga dikecam oleh pihak Al-Balagh karena terlalu berani mengekpos masalah Palestina dan Gaza. Ia sendiri membenarkan hal tersebut. Selama ini para jurnalis IslamOnline memang selalu bekerja keras memberitakan berita-berita di Palestina dan Gaza. Tapi, mereka hanya melakukan usaha tersebut demi satu tujuan, meningkatkan kesadaran para pembaca terhadap perjuangan umat Islam palestina.
Menurut Al-Shalchi, setelah peristiwa tragis 11 September, hanya beberapa situs yang berperan seperti IslamOnline, dimana para editornya membawa independensi, tidak fanatik terhadap kelompok tertentu, tidak menjadi corong pemerintah Arab dan tidak mencoba menyuarakan suara-suara "moderat palsu" hanya demi kepuasan pemerintah Arab atau Barat. Padahal kejujuran dalam segala hal merupakan prinsip Islam yang harus dijaga dalam segala sendi kehidupan.
Tapi sayang nuansa independen tersebut menjadi kacau dan hancur lewat masalah yang menimpa IslamOnline. Masalah tersebut mengindikasikan kalau ekspresi kebebasan umat Islam untuk menyuarakan kebenaran terancam.
Selama ini IslamOnline memang dikenal umat Islam dengan kebebasan dan kemerdekaannya dalam dunia jurnalistik dunia Arab daripada media-media lain. Bagi para pembacanya, IslamOnline justru membawa misi khusus, menyuarakan perjuangan umat Islam di seluruh dunia. Bahkan sebagian mereka menelepon ke redaksi, menyampaikan penghargaan tulus kepada IslamOnline.
Kita hanya bisa berharap IslamOnline dapat menemukan jalan untuk kembali ke misinya yang semula dengan staf dan editor yang sama. Kisah sukses IslamOnline tidak seharusnya runtuh karena karena ambisi pribadi tertentu.
Kita tahu, keberadaan IslamOnline dengan misinya tersebut sangat langka dan tidak dapat tergantikan oleh media lain untuk sekarang ini.
[muslimdaily.net]
Pengaruhnya selalu membawa nuansa positif dan optimis. Tidak pernah ada berita-beritanya yang merusak atau memecah belah umat Islam. Dengan sabar misi untuk menyampaikan isu-isu atau permasalahan seputar Islam dan umat Islam di penjuru dunia terus diemban di saat banyak media yang tidak peduli. Ratusan ilmuwan dan jurnalis bekerja keras dan terampil siang dan malam di kantornya, di Kairo.
IslamOnline, begitu nama website Islam tersebut yang populer di tengah-tengah umat dan hingga saat ini terus diingat sebagai situs Islam dengan kisah sukses yang luar biasa. IslamOnline muncul di saat jutaan umat Islam memerlukan suatu media yang membawa dakwah Islam secara total, baik dari segi platform atau ideologinya.
Tapi suatu musibah terjadi secara tiba-tiba, menghancurkan semua yang sudah dibangun IslamOnline. Kisah sukses IslamOnline tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk bagi ratusan karyawannya.
Walaupun masih beroperasi, tapi sudah sebulan terakhir informasi di situs tersebut tidak terupdate.
Dalam sebuah kesempatan, YouTube merilis rekaman video yang menunjukkan wartawan IslamOnline sedang melakukan protes di depan kantor mereka di Kairo. Mereka menuntut kebebasan kembali editorial mereka dan hak memberikan informasi yang independen seperti sedia kala. Mereka juga menuntut keadilan dari para petinggi IslamOnline.
Para wartawan yang berbakat, terbaik di Mesir, yang biasa duduk di komputer, menulis, mengedit, mengatur dialog online antara pembaca dan para ulama kenamaan sekarang justru duduk di tanah dengan plakat dan spanduk, berteriak-teriak dengan suara yang parau.
Kepada Associated Press, Hadil Al-Shalchi, salah seorang editor IslamOnline mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya menimpa IslamOnline.
Mulanya pemerintah Qatar memberhentikan para pimpinan IslamOnline yang selama ini sudah sangat membantu situs ini. Mereka berencana mengubah IslamOnline menjadi aset yang lebih fokus kepada hal-hal yang murni membahas masalah keagamaan dan tidak mengabarkan berita-berita beragam seperti sebelumnya. Selain itu IslamOnline juga akan fokus menggunakan bahasa Arab.
Perubahan konsep tersebut tentu saja menuai protes dari 350 karyawan IslamOnline di Kairo. Mereka melakukan mogok kerja dan menggelar aksi di jalanan, menuntut IslamOnline dapat kembali ke jalur semula.
IslamOnline adalah situs yang dibiayai oleh perusahaan Al-Balagh yang berpusat di Doha, Qatar. Situs tersebut sebagaimana diketahui dipimpin oleh Syaikh yang dihormati umat Islam, seorang ahli agama terkenal, Yusuf al-Qardawi.
Syaikh Qardawi sangat populer di kalangan umat Islam di seluruh dunia, terutama dalam pernyataan politiknya, respon terhadap isu-isu yang menimpa umat, perhatian terhadap moralitas umat dan dalam hal-hal lain.
Bagi para karyawan IslamOnline, masalah yang ada sekarang ini tampak seperti sebuah kudeta yang terencana. Pertama, syaikh Qardawi diberhentikan dari Al-Balagh, kemudian direksi dibubarkan dan diganti manajemen baru. Bahkan password yang biasa dipakai para staf untuk mengakses situs tersebut juga sudah diubah.
Al-Shalchi menjelaskan kalau situs IslamOnline juga dikecam oleh pihak Al-Balagh karena terlalu berani mengekpos masalah Palestina dan Gaza. Ia sendiri membenarkan hal tersebut. Selama ini para jurnalis IslamOnline memang selalu bekerja keras memberitakan berita-berita di Palestina dan Gaza. Tapi, mereka hanya melakukan usaha tersebut demi satu tujuan, meningkatkan kesadaran para pembaca terhadap perjuangan umat Islam palestina.
Menurut Al-Shalchi, setelah peristiwa tragis 11 September, hanya beberapa situs yang berperan seperti IslamOnline, dimana para editornya membawa independensi, tidak fanatik terhadap kelompok tertentu, tidak menjadi corong pemerintah Arab dan tidak mencoba menyuarakan suara-suara "moderat palsu" hanya demi kepuasan pemerintah Arab atau Barat. Padahal kejujuran dalam segala hal merupakan prinsip Islam yang harus dijaga dalam segala sendi kehidupan.
Tapi sayang nuansa independen tersebut menjadi kacau dan hancur lewat masalah yang menimpa IslamOnline. Masalah tersebut mengindikasikan kalau ekspresi kebebasan umat Islam untuk menyuarakan kebenaran terancam.
Selama ini IslamOnline memang dikenal umat Islam dengan kebebasan dan kemerdekaannya dalam dunia jurnalistik dunia Arab daripada media-media lain. Bagi para pembacanya, IslamOnline justru membawa misi khusus, menyuarakan perjuangan umat Islam di seluruh dunia. Bahkan sebagian mereka menelepon ke redaksi, menyampaikan penghargaan tulus kepada IslamOnline.
Kita hanya bisa berharap IslamOnline dapat menemukan jalan untuk kembali ke misinya yang semula dengan staf dan editor yang sama. Kisah sukses IslamOnline tidak seharusnya runtuh karena karena ambisi pribadi tertentu.
Kita tahu, keberadaan IslamOnline dengan misinya tersebut sangat langka dan tidak dapat tergantikan oleh media lain untuk sekarang ini.
[muslimdaily.net]